TEMPO.CO, Kupang - Sedikitnya 40.116 ruang kelas di sejumlah sekolah di Nusa Tenggara Timur (NTT) rusak berat atau ringan, sehingga membutuhkan renovasi agar bisa dimanfaatkan sebagai lokasi belajar-mengajar dengan baik. "Sarana-prasarana pendidikan di NTT masih sekitar 70 persen yang rusak ringan dan berat," kata Gubernur NTT Frans Lebu Raya kepada wartawan, Senin, 4 Mei 2015.
Menurut Frans, ruang kelas sekolah pendidikan dasar yang membutuhkan renovasi tersebar di 37.895 sekolah di 22 kabupaten/kota. Rinciannya, 29.473 ruang kelas sekolah dasar dan 8.422 sekolah menengah pertama. .
Sedangkan di tingkat pendidikan menengah, ruang kelas yang harus direnovasi sebanyak 1.452 dengan rincian 1.576 ruang kelas sekolah menengah atas dan 645 sekolah menengah kejuruan.
Menurut Frans, NTT juga masih membutuhkan sedikitnya 2.765 ruang kelas baru untuk menampung siswa dengan rincian 936 ruang kelas SD, 377 SMP, 846 SMA, dan 606 SMK. "Klubagolit, Adonara, butuh tiga ruang kelas lagi. Jika tidak ada penambahan, sekolah di sana tidak akan menerima siswa baru," kata Frans.
Kata Frans, sarana-prasarana lain yang masih kurang di antaranya ruang laboratorium, perpustakaan, dan bengkel. "Dibutuhkan anggaran untuk perbaikan dan penambahan ruangan ini," kata Frans.
Kepala Dinas Pendidikan NTT Piter Manuk mengatakan pemerintah daerah telah mengalokasikan anggaran melalui APBD dan dana alokasi khusus (DAK) untuk mengatasi masalah ini.
"Dana DAK dialokasikan sebesar Rp 20 miliar per kabupaten untuk mengatasi masalah sarana-prasarana itu," kata Piter.
YOHANES SEO
Berita terkait
2.265 Sekolah di NTT Siap Terapkan Kurikulum Merdeka
11 Juli 2022
Ribuansekolah di provinsi itu mendaftar secara mandiri sebagai sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka.
Baca SelengkapnyaNikmati Eksotisme Labuan Bajo dari Jakarta
15 Oktober 2021
Pengunjung bisa merasakan nikmatnya kopi asal Flores yang perkebunannya dekat dengan Labuan Bajo di booth coffee corner.
Baca SelengkapnyaPengembangan Kawasan Labuan Bajo Hampir 50 Persen
28 September 2021
Dalam menata KSPN Super Prioritas Labuan Bajo, Pemerintah menggelontorkan anggaran sebesar Rp 1,3 triliun.
Baca SelengkapnyaStrategi Wisata di Negeri Seribu Bukit
1 September 2021
Strategi pengembangan pariwisata Nusa Tenggara Timur berbasis pada inklusviitas, sumber daya lokal, dan berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaDiselamatkan, Penyu Belimbing Raksasa Terjerat Jaring Nelayan di Kupang
29 Juli 2020
Penyu belimbing yang terjerat itu berukuran raksasa. Masyarakat setempat dipuji.
Baca SelengkapnyaPemerintah Provinsi NTT Berkukuh Tutup Taman Nasional Komodo
25 September 2019
Pemerintah Provinsi NTT akan berkoordinasi dengan Kementerian Pariwisata mengenai keputusan Gubernur NTT tetap menutup Taman Nasional Komodo.
Baca SelengkapnyaPenampilan Baru ASN NTT Tiap Selasa dan Jumat, Kenalkan Tenun
10 April 2019
Ada tata cara berpakaian sarung tenun ikat motif NTT bagi ASN di Nusa Tenggara Timur.
Baca SelengkapnyaDari Pisang, Margareta Ingin Berdayakan Masyarakat Kota Maumere
16 September 2018
Ia berpikir beratus-ratus tandan pisang itu dibeli dari petani langsung dengan harga sangat murah.
Baca SelengkapnyaTak Ada Meja Kursi, Siswa SD Kertajaya Bogor Belajar di Lantai
30 Agustus 2018
Siswa-siswa SD Negeri Kertajaya 2, Rumpin, Kabupaten Bogor, sejak tiga tahun terakhir terpaksa belajar di lantai karena tidak ada meja dan kursi.
Baca SelengkapnyaMengintip Kesamaan Budaya Masyarakat Adat Suku Boti dengan Baduy
20 Juli 2018
Masyarakat adat Boti adalah suku paling menolak modernisasi di Nusa Tenggara Timur. Lokasinya sangat terpencil, dan belum dialiri listrik.
Baca Selengkapnya