TEMPO Interaktif, Serang:Warga miskin di Kabupaten Serang, Provinsi Banten mengeluhkan beras murah yang disalurkan untuk mereka, karena bau apek, berwarna kuning, sebagian sudah hancur dan berkutu sehingga tak layak konsumsi. Selain itu, penerima jatah beras untuk orang miskin (raskin) juga harus membeli dengan harga Rp 1.250 - Rp 1.500 perkilogram. Padahal seharusnya harga jual hanya Rp 1.000 perkilogram. Lihat saja, beras ini sudah kuning, bau apek, hancur dan banyak kutunya lagi," ujat Hadijah, warga Desa Gembor, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Kamis (8/9)Beras raskin ini, kata dia, diterima dari Bulog Banten yang menyalurkan raskin, Selasa (6/9). Kualitas beras yang sama juga diterima oleh beberapa wrga miskin di Kecamatan Cikande, Taktakan dan Kecamatan Walantaka, Kabupaten Serang. Karena tak layak dikonsumsi, mereka akhirnya memberikan untuk ayam. "Kalau terpaksa harus dimasak, kami harus telaten memisah beras dengan kutu. Soalnya sudah bercampur, kata Muryati, warga lainnya.Beberapa warga mengaku telah berusaha mengembalikan raskin tersebut ke Perum Bulog Banten. Namun ditolak dengan alasan raskin itu sudah menjadi tanggung jawab penyalur di tingkat kecamatan dan desa.Provinsi Banten memproleh jatah 54.000 ton raskin untuk sekitar 200.000 keluarga miskin yang tersebar di 4 kabupaten dan 2 kotamadya. Faidil Akbar