AJI: Perusahaan Media Tajam ke Luar, tapi Tumpul ke Dalam

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Jumat, 1 Mei 2015 16:27 WIB

TEMPO/ Imam Yunni

TEMPO.CO, Kediri - Puluhan pegiat Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kediri dan mahasiswa mengecam perusahaan media yang masih menerapkan sistem alih daya kepada jurnalis. Mereka juga mendesak pemerintah menindak perusahaan media yang masih mempekerjakan wartawan sebagai koresponden dan kontributor.

Dua tuntutan itu menjadi materi orasi para demonstran dalam unjuk rasa di alun-alun Kota Kediri Jumat pagi. Pada peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) yang jatuh pada 1 Mei mereka meminta perusahaan media patuh terhadap Undang-undang Ketenagakerjaan dalam mengelola hubungan industrial dengan jurnalis.

"Banyak perusahaan media besar yang justru curang,” kata Agus Fauzul, koordinator aksi yang juga kontributor Kompas.com, Jumat, 1 Mei 2015. Hingga kini, katanya, hampir seluruh koresponden atau kontributor perusahaan media nasional di daerah diperlakukan layaknya tenaga alih daya.

Menurut Agus, para kontributor dan koresponden dibebani kewajiban melakukan pekerjaan dalam kurun waktu tertentu tanpa diakui sebagai karyawan tetap. Hal ini, menurut dia, sangat menyedihkan mengingat tugas dan tanggung jawab mereka sama persis dengan jurnalis yang berstatus karyawan.

Agus menduga sikap perusahaan media yang masih mempertahankan status kontributor dan koresponden ini merupakan akal-akalan untuk menghindari pemenuhan kewajiban kepada jurnalis secara layak. Mereka sengaja menghindari jerat UU Tenaga Kerja yang tak mengatur secara tegas soal penyedia jasa berita ini.

Aturan dalam Undang-undang yang tidak menguntungkan pekerja media itu di antaranya perusahaan terbebas dari kewajiban memberikan gaji tetap, tunjangan hari raya, serta jaminan kesehatan dan pensiun seperti yang diberikan kepada karyawan tetap.

AJI Kediri dan mahasiswa juga mendesak pemerintah lebih tegas dan berani mengawasi perusahaan media besar. Selama ini Dinas Tenaga Kerja dan Pengadilan Hubungan Industrial dinilai takut dan segan menghadapi pengusaha media yang sebagian berafiliasi dengan kekuasaan. Kondisi ini membuat nasib para jurnalis di daerah makin terpuruk.

Sekretaris AJI Kediri Fadli Rahmawan yang bekerja untuk Trans TV mengecam praktik konvergensi media dimana para jurnalis dipaksa bekerja untuk lebih dari satu perusahaan tanpa pemberian upah layak. Praktik ini dilakukan korporasi media yang sangat kapilatis demi mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.

"Perusahaan media ini seperti tajam keluar tapi tumpul ke dalam," kata Fadli. Mereka berharap momentum peringatan Hari Buruh ini akan menjadi tonggak sejarah perbaikan nasib para kontributor dan koresponden di Indonesia.

HARI TRI WASONO

Berita terkait

Soal RUU Penyiaran, Pakar Ilmu Komunikasi Unand Soroti Pasal-pasalya: Ancam Kemerdekaan Pers

16 jam lalu

Soal RUU Penyiaran, Pakar Ilmu Komunikasi Unand Soroti Pasal-pasalya: Ancam Kemerdekaan Pers

RUU Penyiaran mendapat respons pakar ilmu komunikasi Unand. "Pengekangan dan pelanggaran atas kemerdekaan pers," kata Dalmenda.

Baca Selengkapnya

Komunitas Pers Ramai-ramai Tolak RUU Penyiaran: Ini Kata AMSI, AJI, IJTI, PWI, dan Konstituen Dewan Pers Lain

3 hari lalu

Komunitas Pers Ramai-ramai Tolak RUU Penyiaran: Ini Kata AMSI, AJI, IJTI, PWI, dan Konstituen Dewan Pers Lain

Konstituen Dewan Pers ramai-ramai tolak RUU Penyiaran yang bisa mengekang kemerdekaan pers. Apa kata AJI, PWI, IJTI, AMSI dan lainnya?

Baca Selengkapnya

AJI Nilai Draf Revisi UU Penyiaran Bawa Masa Depan Jurnalisme Menuju Kegelapan

4 hari lalu

AJI Nilai Draf Revisi UU Penyiaran Bawa Masa Depan Jurnalisme Menuju Kegelapan

AJI Jakarta bersama LBH Pers mengatakan draf revisi UU Penyiaran akan membawa masa depan jurnalisme menuju kegelapan

Baca Selengkapnya

AJI Minta DPR Tunda RUU Penyiaran, Singgung Nasib Jurnalisme Investigasi

5 hari lalu

AJI Minta DPR Tunda RUU Penyiaran, Singgung Nasib Jurnalisme Investigasi

Ketua Umum AJI, Nani Afrida, meminta pembahasan RUU Penyiaran ini ditunda hingga ada anggota DPR yang baru.

Baca Selengkapnya

Draft RUU Penyiaran Larang Penayangan Konten Eksklusif Jurnalisme Investigasi, AJI Sebut Upaya Membungkam Pers

8 hari lalu

Draft RUU Penyiaran Larang Penayangan Konten Eksklusif Jurnalisme Investigasi, AJI Sebut Upaya Membungkam Pers

Sekretaris Jenderal AJI, Bayu Wardhana, meminta agar DPR menghapus pasal bermasalah dalam RUU Penyiaran tersebut.

Baca Selengkapnya

Nany Afrida dan Bayu Wardhana Terpilih Jadi Ketua dan Sekjen AJI Periode 2024-2027

12 hari lalu

Nany Afrida dan Bayu Wardhana Terpilih Jadi Ketua dan Sekjen AJI Periode 2024-2027

Nany Afrida dan Bayu Wardhana terpilih menjadi Ketua dan Sekjen AJI yang baru dalam Kongres XII AJI.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

14 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

7 Tahun Berdiri, AMSI Dorong Ekosistem Media Digital yang Sehat

17 hari lalu

7 Tahun Berdiri, AMSI Dorong Ekosistem Media Digital yang Sehat

Selama tujuh tahun terakhir, AMSI telah melahirkan sejumlah inovasi untuk membangun ekosistem media digital yang sehat dan berkualitas di Indonesia.

Baca Selengkapnya

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

17 hari lalu

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

AJI menilai kedua acara ini jadi momentum awal bagi jurnalis di Indonesia dan regional untuk mempererat solidaritas.

Baca Selengkapnya

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

46 hari lalu

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

Penganiayaan jurnalis oleh 3 anggota TNI AL terjadi di Halmahera Selatan. Ini respons Dewan Pers, AJI, dan KontraS. Apa yang ditulis Sukadi?

Baca Selengkapnya