TEMPO Interaktif, Batam:Ribuan pekerja garmen PT.Ghim Li berlokasi kawasan industri Tri Tunas, Batam Center unjuk rasa menuntut perbaikan upah dan kesejahteraan lainnya, Selasa (6/9). Aksi pekerja dimulai sekitar pukul 13.00 wib dengan cara tidak masuk kerja usai makan siang. Pekerja hanya duduk di depan pintu masuk perusahaan sampai berkumpul banyak. "Berhentikan Edi Setiawan,"sorak pendemo yang umumnya pekerja wanita muda itu.Salah seorang pekerja, Hendrik mengaku ditipu Edi Setiawan. Hendrik , Ketua Rombongan dari Bandung itu menceritakan, dirinya beserta 150 pekerja garmen lainnya direkrut di Bandung. Ke-150 orang tersebut dianggap tenaga ahli, sesuai bidangnya. Manager PT.Ghim Li menjanjikan semua fasilitas ditanggung perusahaan seperti uang transpor dari dan ke tempat kerja, cuti haid bagi wanita, uang kerajinan dan uang makan. "Tapi semua itu hanya janji kosong. Kami ingin Edi dihanti,"katanya.Eko Suranto yang direkrut di Batam dipecat perusahaan gara-gara menyampaikan keluhan soal kesejahteraan tersebut. "Tanpa peringatan, kok, main pecat,"ujarnya. Pihak perusahaan bertindak sewenang-wenang tanpa menghormati Undang -Undang Tenaga Kerja Indonesia. Nasib Adi tak jauh beda. Dia di PHK tanpa alasan jelas.PT.Gim Li merupakan perusahaan bergerak bidang garmen. Perusahaan berinduk di Singapura ini mempekerjakan 1.700 karyawan memproduksi jaket dan T-Shirt. Produksi setiap hari mencapai 16.800 potong. "Itu finish product,"ujar Eko.Manajer PT.Gim Li , Edi Setiawan tidak bersedia memberikan keterangan ketika ditemui di kerumunan pengunjuk rasa. "Nanti ya, saya lagi sibuk,"ujar Edi. Rumbadi Dalle