Orang Miskin di Maluku Utara Kian Banyak, Ini Penyebabnya  

Reporter

Senin, 27 April 2015 15:29 WIB

Sejumlah warga penghuni kolong jembatan di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Ternate - Badan Pusat Statistik mencatat jumlah penduduk miskin di Provinsi Maluku Utara pada 2015 bertambah 2,2 ribu orang dari tahun lalu sebanyak 84,64 ribu orang Kenaikan ini terjadi lantaran pengaruh kebutuhan ekonomi di Maluku Utara yang terus meningkat.

M. Habibullah, Kepala BPS Maluku Utara, mengatakan peningkatan penduduk miskin ini lebih banyak terjadi di pedesaan ketimbang perkotaan. Selama periode Maret-September 2014, penduduk miskin di pedesaan bertambah sekitar 3,2 ribu orang dari sebelumnya hanya 70,45 orang.

Sementara itu, di wilayah perkotaan, penduduk miskin berkurang sekitar 1.000 orang dari sebelumnya 12,19 orang. ”Secara statistik garis kemiskinan di Maluku Utara juga naik sebesar 6,89 persen,” kata Habibullah dalam laporannya yang diterima Tempo, Senin, 27 April 2015.

Peningkatan angka kemiskinan di Maluku Utara bisa menjadi masalah baru dalam proses pembangunan. Karena itu, pemerintah Maluku Utara harus mampu membuat inovasi baru yang mengarah pada pengentasan warga miskin. Program pembangunan, kata Habibullah, harus lebih diarahkan pada peningkatan ekonomi di pedesaan.

”Dari data statistik, garis kemiskinan di perkotaan 5,71 persen, sedangkan di pedesaan mencapai 7,38 persen. Kondisi itu memperlihatkan angka kemiskinan lebih banyak di pedesaan,” ujar Habibullah.

Hasby Yusuf, pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Khairun Ternate, menilai peningkatan jumlah penduduk miskin menjadi cerminan buruknya perencanaan pembangunan ekonomi di Maluku Utara. Kondisi itu juga memperlihatkan persebaran lapangan kerja yang tidak merata. Pemerintah Provinsi Maluku Utara dan kabupaten/kota di Maluku Utara bahkan terlihat tak bersinergi dalam melakukan penuntasan masalah kemiskinan. ”Karena itu, perencanaan pembangunan ekonomi harus diarahkan pula pada penuntasan masalah kemiskinan. Apalagi persoalan itu dianggap bisa menimbulkan masalah sosial lain,” kata Hasby.

BUDHY NURGIANTO

Berita terkait

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

2 hari lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

3 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

3 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

9 hari lalu

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

13 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

13 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

13 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

13 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

13 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

13 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya