TEMPO.CO, Jakarta - Dua kabupaten di Provinsi Maluku Utara terancam gagal menyelenggarakan pemilihan bupati dan wakil bupati pada Desember 2015. Hal ini lantaran hingga April 2015, dua kabupaten yaitu Kabupaten Kepulauan Sula dan Kabupaten Halmahera Barat tak kunjung menyiapkan anggaran pilkada.
Syahrani Sumadayo, Ketua KPU Maluku Utara, mengatakan, lambatnya penyediaan anggaran di dua kabupaten itu, lantaran pemerintah kabupaten terkesan lambat merespons usulan anggaran yang disampaikan KPU kabupaten/kota. Dari delapan kabupaten/kota di Maluku Utara yang menyelenggarakan pilkada hanya Sula dan Halmahera Barat yang masih terlilit dengan persoalan anggaran. Enam kabupaten/kota bahkan sudah melaksanakan persiapan tahapan pilkada seperti rekrutmen tenaga petugas pemilu di tingkat kecamatan.
"Kalau hingga akhir April ini KPU Sula dan Halmahera Barat tidak mendapatkan kepastian anggaran, maka sudah dipastikan tahapan pilkada akan terganggu. Karenanya kami berharap pemerintah cepat merespon persoalan itu," kata Syahrani.
Menurut Syahrani, di Kabupaten Sula, anggaran pilkada yang disiapkan pemerintah Kabupaten Sula hanya mencapai Rp 5 miliar dari Rp 15 miliar anggaran yang dibutuhkan KPU. Di Halmahera Barat, anggaran pilkada bahkan hanya disetujui Rp 15 miliar. Meski demikian, KPU tetap yakin pilkada di dua kabupaten itu dapat dilaksanakan. "Saat ini posisi KPU tinggal menunggu respon pemerintah. Semoga tidak lama lagi sudah ada kejelasan," ujar Syahrani.
Hasan Kabau, Ketua Panwaslu Sula, mengatakan, persoalan anggaran pilkada yang terjadi di Sula umumnya disebabkan komunikasi penyelenggaran pemilu dengan pemerintah kabupaten Sula yang tidak efektif. Panwaslu bahkan kesulitan berkoordinasi dengan bupati lantaran lebih banyak tidak di kantor.
"Kami berharap masalah teknis seperti ini bisa diselesaikan secepatnya. Panwaslu bahkan sudah menyurat secara resmi dengan usulan kebutuhan anggaran pilkada, semoga di akhir April ini sudah ada kepastian," ujar Hasan.
BUDHY NURGIANTO
Berita terkait
Pemprov Maluku Raih Kualifikasi Badan Publik Cukup Informatif
12 November 2021
Pemprov Maluku meraih peringkat keenam dengan total nilai 76,58. Capaian tersebut meningkat dibanding 2020 sebelumnya yang masuk pada katagori " tidak informatif".
Baca SelengkapnyaJokowi Lantik Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba
10 Mei 2019
Jokowi memimpin Gubernur Maluku Utara Abdul Gani dan wakilnya Al Yasin membaca sumpah jabatan.
Baca Selengkapnya35 Kali Letusan, Jalur Pendakian Gunung Dukono Ditutup
8 Juni 2017
Gunung Dukono merupakan satu di antara tiga gunung api yang ada di daratan Pulau Halmahera.
Baca SelengkapnyaEmpat Gunung Berapi di Maluku Utara Berstatus Waspada
5 Juni 2017
Peningkatan aktivitas tiga gunung api tersebut bisa mengancam keselamatan jiwa masyarakat.
BPS: Jumlah Penduduk Miskin di Maluku Utara Meningkat
30 Januari 2017
Indeks kedalaman kemiskinan maupun indeks keparahan kemiskinan Maluku Utara mengalami sedikit peningkatan pada daerah perdesaan.
Baca SelengkapnyaProyek Hotel Pemprov Maluku Utara Mangkrak Diduga Dikorupsi
26 Januari 2017
Badan Pemeriksa Keuangan menemukan adanya pengurangan volume pekerjaan sehingga menyebabkan kerugian negara.
Baca SelengkapnyaDana Dinas Gubernur Maluku Utara Rp20 M, Dana Bencana Rp3 M
24 Januari 2017
Menurut Halid, jumlah ini dianggap normal.
Baca SelengkapnyaPemerintah Maluku Utara Terlilit Utang Rp 334 Miliar
19 Desember 2016
Posisi utang Pemerintah Provinsi Maluku Utara sudah menembus angka Rp 334 miliar atau setara dengan dua tahun anggaran pendidikan dan kesehatan.
Baca SelengkapnyaDana Pengawasan Pilkada 2015 di 27 Daerah Masih Bermasalah
22 Agustus 2016
Bawaslu telah meminta Mendagri Tjahjo Kumolo untuk memfasilitasi penyelesaian permasalahan dana hibah pengawasan pilkada 2015.
Baca SelengkapnyaGunung Gamalama Erupsi, Bandara Sultan Babullah Ditutup
3 Agustus 2016
Berdasarkan data, Gunung Gamalama meletus eksplosif lemah berupa abu vulkanis dengan tinggi 500-600 meter.
Baca Selengkapnya