Kematian Saksi Kunci Kasus Budak Benjina Ganggu Penyidikan

Reporter

Senin, 20 April 2015 22:27 WIB

Sejumlah anak buah kapal asal Myanmar, Laos, dan Kamboja, yang bekerja di PT. PBR Benjina tiba di PPN Tual, Maluku, 4 April 2015. ANTARA/Humas Kementerian Kelautan Perikanan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Unit Perdagangan Manusia Mabes Polri, Ajun Komisaris Besar Ari Darmanto mengatakan kematian Yoseph Sairlela sempat mengganggu penyidikan kasus perbudakan PT Pusaka Benjina Resources. "Sebenarnya minggu depan kami berencana meminta keterangannya," ujar Kepala Unit Pidana Umum Mabes Polri, Ajun Komisaris Besar, Ari Darmanto, Senin, 20 April 2015.

Ari menjelaskan, Yoseph dijadwalkan menjalani pemeriksaan dalam kapasitasnya selaku Koordinator Pos Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan di Benjina. Polisi berharap keterangan itu bisa membantu upaya polisi mengungkap kasus perbudakan yang melibatkan orang-orang Myanmar. "Fokus pemeriksaan kami ada pada masalah traficking, bukan ilegal fishing," katanya.

Meski gagal menggali keterangan Yoseph, kata Ari, penyidikan kasus itu hingga terus berjalan. Bagi polisi, penyidikan kasus itu tidak bergantung pada keterangan almarhum. "Yoseph ini kan bukan saksi kunci terkait penanganan kasus trafficking. Dia belum pernah kami periksa," katanya. Untuk saat ini, proses penyidikan masih mendalami keterangan para saksi yang jumlah mencapai ratusan.

Yoseph, 51 tahun, meninggal kemarin siang saat dibawa ke rumah sakit. Kematiannya yang mendadak menjadi tanda tanya besar bagi Kementerian, terutama tim Satuan Tugas Anti-Illegal Fishing, yang sedang mengusut kasus Pusaka Benjina. "Dia mengetahui semua seluk-beluk pengoperasian perusahaan di bawah kelompok usaha Pusaka Benjina, kata Ketua Satgas Mas Achmad Santosa.

Pusaka Benjina diduga menjadi induk semang kapal-kapal eks asing ilegal asal Thailand di Laut Arafura. Grup yang didirikan pengusaha Tex Suryawijaya ini belakangan disorot karena melakukan perbudakan terhadap anak buah kapal asal Myanmar. Dalam wawancara Tempo, Yoseph mengatakan PT PBR kerap memberikan suap kepada petugas. "Tiap kapal pengangkut dapat Rp 4 juta," kata Yosep tiga pekan lalu.

Ari menjelaskan, kasus kematian Yoseph saat ini ditangani Polres Jakarta Pusat di bawah asistensi Mabes Polri. Indikasi serangan jantung yang sempat disimpulkan tim dokter akan diuji kembali lewat hasil otopsi yang hasilnya diperkirakan keluar dua pekan lagi. "Polisi masih terus mendalami apa saja aktivitas almarhum selama tinggal di Jakarta, khususnya menjelang kematiannya" katanya.

RIKY FERDIANTO

Berita terkait

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

1 hari lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

1 hari lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

1 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

2 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

2 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

2 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

3 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

3 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

3 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

3 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya