TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla tak mempermasalahkan hasil survei Poltracking yang menyatakan bahwa kepuasan masyarakat terhadap pemerintah di bawah 50 persen. Menurut dia, wajar jika masyarakat bersifat seperti itu, apalagi pemerintah kerap meluncurkan kebijakan yang dianggap tak populer.
"Pemerintah tak bisa hanya menjalankan tindakan populer. Kadang-kadang harus ada yang tak populer seperti kenaikan harga bahan bakar minyak," kata JK saat ditemui di Hotel Pullman, Jakarta, Senin, 20 April 2015.
Lembaga survei Poltracking menyatakan sebanyak 41,8 persen masyarakat setuju dengan wacana perombakan Kabinet Kerja pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Menurut survei, publik menilai salah satu cara memperbaiki tingkat kepuasan publik terhadap pemerintah adalah mengganti menteri.
Berdasarkan survei Poltracking pada 23-31 Maret 2015, ketidakpuasan publik terhadap pemerintahan Jokowi-JK mencapai 48,5 persen. "Jika performa menteri tak baik, Presiden bisa pakai cara terakhir, yakni reshuffle," kata Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yuda di Jakarta, Minggu, 19 April 2015.
Kalla menyadari bahwa banyak yang tak suka dengan kenaikan harga BBM, tapi hal itu tetap harus dilakukan. Walaupun begitu, menurut dia, pemerintah tetap berusaha agar segala kebijakan sesuai dengan harapan masyarakat.
Pada dasarnya, kata Kalla, sebuah kebijakan tak akan memuaskan semua pihak. Dia menganalogikan hal tersebut dengan obat untuk orang sakit. Menurut dia, agar sembuh, orang yang sakit harus tetap minum obat walaupun pahit. "Apalagi kami, kan, bekerja bukan hanya untuk enam bulan, tapi hingga lima tahun."
FAIZ NASHRILLAH
Berita terkait
Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham
5 hari lalu
Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.
Baca SelengkapnyaGilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk
7 hari lalu
Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.
Baca SelengkapnyaGoogle Form, Apa Saja Fungsinya?
7 hari lalu
Google Form platform online yang memungkinkan pengguna untuk membuat formulir, survei, kuis, dan polling
Baca SelengkapnyaFakta Tentara AS Hilang di Hutan Karawang dan Ditemukan Meninggal
7 hari lalu
Kapuspen TNI Mayjen Nugraha Gumilar mengatakan tentara Amerika tersebut ditemukan sudah dalam keadaan meninggal di hutan Karawang.
Baca SelengkapnyaDigagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina
9 hari lalu
Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.
Baca SelengkapnyaKPK Tak Dipercayai Publik, IM57: Sudah Direncanakan untuk Pembubaran
9 hari lalu
IM57+ Insitute merespon temuan survei Indikator Politik Indonesia soal kepercayaan publik kepada KPK. KPK, lembaga paling tidak dipercaya publik.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator: 55,1 Persen Pendukung PDIP Tidak Setuju PSU Tanpa Prabowo-Gibran
9 hari lalu
Sebanyak 55,1 persen pendukung PDIP tidak setuju dengan PSU tanpa Prabowo-Gibran. Begini rinciannya.
Baca SelengkapnyaTerkini: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup hingga Senin, Sri Mulyani Siapkan Strategi Jaga Rupiah
9 hari lalu
Penutupan Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara diperpanjang hingga Senin, 22 April 2024 akibat erupsi Gunung Ruang.
Baca SelengkapnyaDua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong
9 hari lalu
"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong
Baca SelengkapnyaSurvei LSI: Kepercayaan ke MK Naik Jadi 73 Persen Efek Sidang Sengketa Pilpres
12 hari lalu
Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, menyebut hasil survei menunjukkan MK mengalami tren peningkatan efek sidang sengketa hasil pilpres 2024.
Baca Selengkapnya