Suryo Kembar di Solo, Indonesia Gonjang Ganjing

Reporter

Editor

Senin, 29 Agustus 2005 19:47 WIB

TEMPO Interaktif, Solo:Pakoe Boewono (PB) XIII Tedjowulan beserta seribuan pengikutnya mendatangi dan menduduki keraton secara paksa, Senin (29/8). Hanya saja, mereka tidak masuk ke dalam kompleks utama keraton yang menjadi tempat tinggal PB XIII Hangabehi, karena tiga pintu gerbang utama digembok dari dalam. Tedjowulan bersama pendukungnya tertahan di Kori Kamandungan (teras keraton). Kedatangannya tersebut merupakan tindak lanjut dari penyelesaian konflik Keraton Surakarta yang sampai saat ini belum ada titik temunya. Tedjowulan datang dengan berjalan kaki dari Masjid Agung Keraton Surakarta yang berjarak sekitar satu kilometer. Para pendukungnya berjalan mengikuti dari belakang. Diantara mereka tampak, GPH Suryo Wicaksono (putra PB XII), KPH Padmokusumo (keturunan PB X) serta pangeran sepuh lainnya yang selama menjadi pendukung Tedjowulan. Begitu sampai, di depan keraton massa langsung menerjang pagar besi yang membatasi serambi Kori Kamandungan sehingga roboh berantakan. Tedjowulan dan para pendukungnya berusaha masuk lewat pintu gerbang, namun upaya itu gagal karena tiga pintu utama itu langsung ditutup rapat dan digembok dari dalam. "Saya kesini untuk menemui Kang Mas Hangabehi membahas penyelesaian keraton, beliau kakak kandung saya sendiri karena itu kami mohon kesediaannya untuk keluar,"katanya di hadapan pendukungnya. Karena tidak bisa masuk, PB XIII Tedjowulan langsung menyatakan tekadnya akan menduduki keraton sampai PB XIII Hangabehi keluar menemui dirinya. Massa semakin bertambah dengan kedatangan warga Kampung Baluwarti dan masyarakat lainnya yang menyaksikan kejadian itu. Sebelumnya, ratusan warga kampung Baluwarti juga menggelar aksi unjuk rasa mendesak kedua raja segera bertemu menyelesaikan kemelut keraton.Tedjowulan kemudian berpidato di hadapan pendukungnya dan masyarakat umum yang menyaksikan. Ia menceritakan bagaimana awal mulanya kemelut di keraton dan tidak adanya putra mahkota yang ditunjuk oleh almarhum PB XII untuk menggantikannya. "Karena itulah, sehari setelah ayahanda wafat, saya yang mengusulkan Mas Behi yang jadi raja. Tapi saat itu ndak ada yang setuju. Akhirnya disepakati menunggu sampai 40 hari meninggalnya Sinuhun, tapi kenapa tiba-tiba sudah ada yang menobatkan Mas Behi. Ini kan menyalahi kesepakatan,"ujarnya seraya menambahkan semua putra almarhum PB XII berhak jadi raja karena sinuhun tidak menunjuk putra mahkota. Menurut Tedjo, kehadirannya untuk menemui Hangabehi secara langsung tanpa perantara siapapun. "Karena kemelut ini bisa diselesaikan jika saya dan Mas Behi bertemu secara langsung tanpa dicampuri yang lain. Hal itu cocok dengan amanah almarhum PB XII,"katanya. Saat itu almarhum, menurut Tedjo, berpesan jika Mas Behi yang jadi Raja, Tedjo diminta mencari dukungan dari seluruh adik-adiknya. "Dan saya diminta mendampingi, sebaliknya jika saya yang dipilih maka saya harus bilang ke kakak-kakak saya,"katanya. Menurut Tedjowulan, selama satu tahun tidak pernah ada tanggapan dari kubu Hangabehi untuk menyelesaikan konflik ini. "Semua yang kami lakukan untuk menyelesaikannya tidak pernah mendapatkan tanggapan dari pihak Hangabehi. Untuk itu langkah terakhir yang ditempuhnya adalah dengan mendatangi secara langsung PB XIII Hangabehi di keraton Surakarta. Langkah kali ini juga berdasar desakan dari masyarakat dan kerabat keraton lainnya,"ujarnya. Anas Syahirul

Berita terkait

Jawaban Puan Maharani soal Pertemuan dengan Prabowo Usai Lebaran: Insya Allah

23 hari lalu

Jawaban Puan Maharani soal Pertemuan dengan Prabowo Usai Lebaran: Insya Allah

Puan Maharani memberikan sinyal pertemuan dengan Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus calon presiden terpilih Prabowo Subianto usai lebaran.

Baca Selengkapnya

Wacana Pertemuan Prabowo dan Puan Maharani, Gerindra Maunya Sebelum Lebaran

23 hari lalu

Wacana Pertemuan Prabowo dan Puan Maharani, Gerindra Maunya Sebelum Lebaran

Partai Gerindra berharap pertemuan Prabowo dan Puan bisa segera teralisasi.

Baca Selengkapnya

Terjadi sejak 2004, Begini Awal Sejarah Konflik Keraton Surakarta

27 Desember 2022

Terjadi sejak 2004, Begini Awal Sejarah Konflik Keraton Surakarta

Sejarah awal konflik internal Keraton Surakarta akibat perebutan tahta raja antara Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Hangabehi dan KGPH Tedjowulan sepeninggal Raja Paku Buwono XII pada 12 Juni 2004.

Baca Selengkapnya

Polisi Pastikan Tak Ada Anggotanya yang Lakukan Penodongan Saat Keributan di Keraton Surakarta

25 Desember 2022

Polisi Pastikan Tak Ada Anggotanya yang Lakukan Penodongan Saat Keributan di Keraton Surakarta

Kapolresta Solo membantah kabar adanya penodongan senjata oleh anggota Polri dalam peristiwa keributan yang terjadi di Keraton Surakarta.

Baca Selengkapnya

Pengakuan Gusti Moeng Usai Sebelumnya Terkunci di Keraton Surakarta

14 Februari 2021

Pengakuan Gusti Moeng Usai Sebelumnya Terkunci di Keraton Surakarta

Gusti Moeng berhasil keluar pada Sabtu 13 Februari 2021 siang, pascaterkunci di dalam Keraton Surakarta sejak Kamis lalu.

Baca Selengkapnya

Menjelang Pemilu, Elite Politik Diminta Tak Saling Tuding

24 Juni 2018

Menjelang Pemilu, Elite Politik Diminta Tak Saling Tuding

KIPP menyebutkan para elite politik seharusnya membeberkan hal-hal yang sifatnya faktual menjelang pemilu.

Baca Selengkapnya

Puan Minta Para Mantan Presiden: Jauh di Mata Dekat di Hati

18 Agustus 2017

Puan Minta Para Mantan Presiden: Jauh di Mata Dekat di Hati

Puan Maharani meminta para mantan Presiden Indonesia dan inkumben untuk tetap menjaga hubungan baik.

Baca Selengkapnya

Cerita Diplomasi Meja Makan Jokowi dan Mantan Presiden di Istana

18 Agustus 2017

Cerita Diplomasi Meja Makan Jokowi dan Mantan Presiden di Istana

Diplomasi meja makan kembali sukses membantu Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengumpulkan para mantan Presiden RI di upacara HUT Kemerdekaan ke 72.

Baca Selengkapnya

SBY Bertemu Mega di Istana, Pratikno: Tidak Ada Upaya Khusus

18 Agustus 2017

SBY Bertemu Mega di Istana, Pratikno: Tidak Ada Upaya Khusus

Pratikno menuturkan bahwa mengundang para mantan Presiden RI pada upacara Detik-detik Proklamasi merupakan bagian dari SOP.

Baca Selengkapnya

SBY Bertemu Mega, Ketua MPR Zulkifli Hasan: Alhamdulillah  

18 Agustus 2017

SBY Bertemu Mega, Ketua MPR Zulkifli Hasan: Alhamdulillah  

Ihwal pertemuan SBY dan Megawati di Istana dalam HUT ke-72 RI, Ketua MPR ZUlkifli Hasan mengatakan, "Alhamdulillah."

Baca Selengkapnya