TEMPO Interaktif, Jakarta:Menteri Komunikasi dan Informasi Sofyan Djalil mengatakan, kontak tembak yang masih terjadi antara prajurit TNI dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) merupakan hal wajar. Sebab saat ini masih dalam proses transisi setelah penandatangan kesepakatan damai antara pihak RI dan GAM 15 Agustus lalu di Helsinki. "Bayangkan 30 tahun orang bertengkar dan berperang terus tiba-tiba MoU, tidak akan mungkin dalam satu malam semua berjalan sebagaimana diharapkan," katanya seusai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang berbicara di depan Forum Editor Asia Eropa di Hotel Dharmawangsa, Senin (29/8). Selain itu, perjanjian baru berjalan kurang dari 15 hari. Sehingga tim Aceh Monitoring Mission (AMM) belum melaksanakan fungsinya untuk mengumpulkan senjata GAM. Bahkan, lanjut Sofyan yang juga anggota juru runding RI dengan GAM ini, tim yang ada masih ada tingkat yang saat terbatas. Dalam proses transisi seperti ini hal yang wajar. Menurut dia, setelah mendapatkan laporan dari wakil pemerintah maupun wakil GAM bahwa kontak tembak yang masih terjadi di Aceh itu tidak terlalu siknifikan. Tembakannya itu juga ke atas dan tidak ada korban," ujarnya. Mengenai Status Off Mission Agreement (SOMA) bagi AMM, menurut Sofyan, sebenarnya sudah akan ditandatangani pada 2 September mendatang. Karena butir-butir dalam SOMA sudah diatur dengan detil. Namun, pihak Uni Eropa yang ikut ambil bagian dalam AMM perlu mengadakan rapat terlebih dahulu untuk memutuskan hal tersebut. "Karena itu prosedur internal mereka," ujarnya. Dimas Adityo