Dua Siswi di Bangkalan Dilarang Orang Tuanya Ikut UN
Editor
Zacharias wuragil brasta k
Senin, 13 April 2015 16:21 WIB
TEMPO.CO, Bangkalan - Dua siswa di SMK Negeri 2 Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, putus sekolah tepat saat pelaksanaan ujian nasional tahun ini. Mereka tidak bergabung bersama rekan-rekannya yang lain mengerjakan soal-soal ujian mulai hari ini, Senin 13 April 2015, karena mengikuti kehendak orang tuanya masing-masing.
"Satu siswa diminta bekerja sebagai TKI di Malaysia, satunya lagi disuruh menikah," kata Kepala SMK Negeri 2 Bangkalan, Dwidjo Lelono, Senin 13 April 2015.
Dwidjo tidak merinci identitas kedua siswinya itu. Namun, dia menyatakan, sudah berusaha mengubah garis nasib keduanya dengan mendatangi rumah dan bertemu dengan orang tua si siswi.
Pihak sekolah, menurut Dwidjo, meminta agar kedua anak muridnya itu diizinkan melanjutkan sekolah dan mengikuti ujian nasional. Namun, lanjut dia, hasilnya mengecewakan.
Kedua orang tua siswa tetap pada keputusannya, menginginkan anaknya bekerja dan menikah. "Meski anaknya sendiri masih ingin terus bersekolah, kami tidak bisa berbuat apa-apa," ujar dia.
Sementara itu, dari pantauan Tempo di SMA Negeri 3 Bangkalan, pelaksanaan UN berjalan lancar. Kepala Sekolah SMA 3 Abdus Syakur mengatakan tidak ada siswanya yang berhalang hadir. "Sebanyak 271 siswa semua ikut ujian," katanya.
Syakur menambahkan hari pertama pelaksanaan UN pun berjalan lancar tanpa kendala. "Semua lancar, tidak ada kekurangan soal," ungkapnya.
Adapun jumlah peserta UN tahun 2015 di Bangkalan sebanyak 9.700 siswa. Terdiri dari 3621 siswa SMA, 2816 siswa SMK, 2407 siswa Madrasah Aliyah dan sisanya 856 merupakan peserta ujian Paket A dan C.
MUSTHOFA BISRI