Mau Irit Rp 15 M, Makassar Cegah Kelahiran 25 Ribu Bayi

Reporter

Editor

Zed abidien

Rabu, 8 April 2015 16:20 WIB

Petugas Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN) Makassar menyuntik seorang warga saat menggelar program KB keliling di kantor Kelurahan Karunrung Makassar, 26 Maret 2015. BKKBN Makassar melakukan sosialisasi dan program KB keliling guna menekan pertumbuhan penduduk Makassar yang mencapai 1,65 persen pertahunnya. TEMPO/Fahmi Ali

TEMPO.CO, Makassar - Kepala Badan Keluarga Berencana (BKB) Kota Makassar Daniel Pakambangan mengatakan tahun ini Pemerintah Kota Makassar menargetkan bisa menekan angka kelahiran bayi sebanyak 25 ribu jiwa. Program ini bisa menghemat Rp 15 miliar dari anggaran daerah. "Kami berfokus ke masyarakat prasejahtera yang bermukim di lorong-lorong," kata Daniel kepada Tempo, Rabu, 8 April 2014.

Pada 2013, BKB Makassar berhasil mencegah 21.888 kelahiran, dan pada 2014 sebanyak 23 ribu kelahiran. "Jika diuangkan, pemerintah hemat Rp 10 miliar," kata Daniel. Penghematan ini berasal dari pengurangan anggaran persalinan Rp 300 ribu per kelahiran, biaya kartu keluarga gratis, akta kelahiran gratis Rp 10 ribu, dan biaya pendidikan gratis seperti dana BOS sebesar Rp 300 ribu per siswa.

Daniel mengatakan, jika semua bayi ini lahir pada 2013 dan 2014, Makassar harus membentuk satu kecamatan baru. Menurut Daniel, banyaknya warga miskin yang tidak mengikuti program KB karena mereka tidak menganggap itu penting. Sebaliknya, mereka menilai banyak anak adalah modal, tidak perlu perhatikan pendidikan dan makanannya. "Setelah besar, anaknya disuruh kerja bantu orang tua."

Menurut Daniel, angka kelahiran di Kota Makassar dengan populasi 1,67 juta jiwa termasuk terbaik secara nasional lantaran berada pada angka 2,0. Sedangkan angka kelahiran rata-rata nasional masih 2,6. Jumlah kepala keluarga di Makassar sebanyak 2.675 dengan jumlah pasangan usia subur berkeluarga sebanyak 17.479. Sedangkan peserta KB sebanyak 122.029 atau sudah 69 persen.

Secara kuantitas, ujar Daniel, persentase ini sudah paling tinggi karena jumlahnya tidak boleh lebih dari 70 persen. Pemerintah kini mendorong penggunaan KB, dari target jangka pendek hingga jangka panjang. Dari sebelumnya menggunakan pil, kondom, dan suntikan, menjadi penggunaan spiral, implan, atau susuk. "KB jangka pendek harus digunakan tiap hari, sementara yang jangka panjang cukup sekali bisa bertahan 3-5 tahun."

Daniel menegaskan deretan statistik yang positif itu menjadi bukti kesadaran masyarakat sudah baik, tapi prestasi tersebut harus terus dipertahankan. Untuk menyukseskan program KB di lorong-lorong, kata Daniel, BKB sudah menggandeng kelurahan untuk membentuk lorong KB percontohan di 143 kelurahan. "Dari satu kelurahan ini diharapkan kesadaran untuk KB bisa menular," kata Daniel.

MUHAMMAD YUNUS



Berita terkait

Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

6 hari lalu

Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

Presiden Soeharto menetapkan 29 April 1985 sebagai Hari Posyandu Nasional.

Baca Selengkapnya

Yang Perlu Disiapkan Ibu Hamil agar Persalinan Aman dan Lancar

11 hari lalu

Yang Perlu Disiapkan Ibu Hamil agar Persalinan Aman dan Lancar

Selain memahami bahaya persalinan, ibu hamil juga harus menyiapkan keperluan untuk membantu lancarnya proses kelahiran.

Baca Selengkapnya

Kepala BKKBN Bilang Calon Pengantin Mesti Paham Ini Agar Dapat Mencegah Anak Stunting

48 hari lalu

Kepala BKKBN Bilang Calon Pengantin Mesti Paham Ini Agar Dapat Mencegah Anak Stunting

Pentingnya calon pengantin, kata Kepala BKKBN, memahami hal ini untuk mempersiapkan kehamilan dan mencegah anak stunting.

Baca Selengkapnya

Distribusi Bantuan Pangan Tahun Ini Mulai Lagi, 7 Provinsi Jadi Target Prioritas

51 hari lalu

Distribusi Bantuan Pangan Tahun Ini Mulai Lagi, 7 Provinsi Jadi Target Prioritas

Direktur Cadangan Pangan dari Badan Pangan Nasional atau Bapanas Rachmi Widiriani mengatakan berdasarkan data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), sebanyak 12 provinsi masuk dalam program pengendalian stunting nasional.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Pil, Kenali 7 Jenis Alat Kontrasepsi KB

7 Februari 2024

Bukan Hanya Pil, Kenali 7 Jenis Alat Kontrasepsi KB

Alat kontrasepsi atau pencegah kehamilan beragam jenisnya, berikut adalah 7 di antaranya.

Baca Selengkapnya

Tunjangan Kinerja ASN Naik di 3 Lembaga, Ini Besarannnya

28 Januari 2024

Tunjangan Kinerja ASN Naik di 3 Lembaga, Ini Besarannnya

Presiden Jokowi telah menaikkan tunjangan kinerja bagi ASN di tahun 2024

Baca Selengkapnya

BKKBN Kejar Target Penurunan Stunting 14 Persen di 2024

16 Desember 2023

BKKBN Kejar Target Penurunan Stunting 14 Persen di 2024

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr.(H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) telah membuat Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terobosan Hasto Wardoyo Mengubah BKKBN

15 Desember 2023

Terobosan Hasto Wardoyo Mengubah BKKBN

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr.(HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp. OG (K) telah banyak melakukan pembaruan di BKKBN.

Baca Selengkapnya

BKKBN Sebut Angka Stunting di Jawa Tengah Turun tapi Kecil, Ini Langkah yang Ditempuh

8 Desember 2023

BKKBN Sebut Angka Stunting di Jawa Tengah Turun tapi Kecil, Ini Langkah yang Ditempuh

BKKBN menyebut kondisi stunting di Jawa Tengah penurunan dari tahun 2021 ke tahun 2022. Namun, angka penurunannya diakui masih kecil.

Baca Selengkapnya

BKKBN Beri Penghargaan TNI AD

25 Oktober 2023

BKKBN Beri Penghargaan TNI AD

Kolaborasi Pekan Pelayanan KB Raih 1,6 Juta Akseptor, BKKBN Beri Penghargaan TNI AD

Baca Selengkapnya