Orang-orang Agung Laksono yang Terbuang di Senayan  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Rabu, 8 April 2015 06:01 WIB

Ketua Fraksi Golkar, Ade Komarudin (kiri) menyerahkan surat putusan sela PTUN kepada Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 2 April 2015. Surat tersebut memutuskan bahwa tak ada perubahan atau pergantian pengurus Fraksi Golkar di DPR. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO , Jakarta: Anggota Fraksi Partai Golkar, Zainudin Amali, kebingungan dengan posisi dan tugasnya di Dewan Perwakilan Rakyat. Pasalnya, ia kini tak lagi menjadi anggota Komisi apapun di alat kelengkapan Dewan. Ketua Fraksi Golkar, Ade Komarudin, mengeluarkan Amali dari anggota Komisi Hukum.

"Staf saya cek ke semua Komisi, tak ada nama saya," kata Amali kepada Tempo di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, kemarin. Selama dua pekan ini, Amali tak lagi mengikuti rapat kerja di Komisi Hukum. Karena kaget, ia mengecek daftar hadir baru di Komisi Hukum. Namanya dicoret dan digantikan nama lain.

Tak hanya dia, Adies Kadir dan Yayat Biaro mengalami nasib sama. "Seharusnya kami ditukar," kata Amali. Menurut dia, Undang-Undang MD3 menetapkan semua anggota sampai pimpinan DPR harus ada di komisi. Jika dalam sepekan tak menerima penjelasan, Amali bersama Adies dan Yayat berencana melaporkan tindakan fraksi kepada Sekretaris Jenderal DPR.

Berdasarkan salinan surat perombakan anggota fraksi Partai Golkar di Komisi Hukum, posisi Amali, Adies, dan Yayat telah digantikan oleh Ahmadi Noor Supit, Mokhammad Misbakhun, dan Kahar Muzakir. Supit dan Misbakhun sebelumnya bertugas di Komisi Keuangan.

Saat dicek Tempo, daftar hadir Komisi Keuangan masih mencantumkan nama Supit. Sementara nama Misbakhun telah dicoret. Menurut staf sekretariat Komisi Keuangan, tak ada satupun surat putusan penggantian anggota fraksi Golkar hingga kemarin.

Ade Komarudin mengatakan sengaja merombak susunan fraksi. "Ada tahapannya yang sudah pantas kami kirim tembusan ke DPR," kata Ade. Ia menyatakan perombakan fraksi merupakan kewenangan Ketua Fraksi tanpa persetujuan Sekretaris Jenderal dan pimpinan DPR. "Suka-suka fraksi, tiap masa persidangan juga bisa."

Sumber Tempo di kesekretariatan menyatakan upaya ini merupakan salah satu langkah menggusur loyalis Agung Laksono di komisi. "Mau gue gantiin tuh orang-orang Agung di sini," kata dia menirukan ucapan Ketua Komisi Hukum yang juga kader Golkar versi Ketua Umum Aburizal Bakrie, Azis Syamsuddin.

Sekretaris Jenderal DPR Winantuningtyas mengaku belum mengetahui surat perombakan itu. "Itu kewenangan fraksi, kami hanya mengecek," kata dia saat dihubungi. Dalam peraturan tata tertib DPR Pasal 55 Ayat 6 disebutkan penggantian anggota Komisi boleh dilakukan oleh fraksinya bila yang bersangkutan berhalangan, dan fraksi punya pertimbangan lain.

PUTRI ADITYOWATI

Berita terkait

Panja Komisi X DPR Gelar Rapat soal UKT Mahal Mulai Besok

7 jam lalu

Panja Komisi X DPR Gelar Rapat soal UKT Mahal Mulai Besok

Panja Komisi X DPR akan memulai sidang untuk mencari tahu penyebab UKT mahal mulai Senin besok.

Baca Selengkapnya

Wacana Perpanjangan Usia Pensiun Polisi, Pengamat: Tidak Sesuai Harapan Masyarakat

23 jam lalu

Wacana Perpanjangan Usia Pensiun Polisi, Pengamat: Tidak Sesuai Harapan Masyarakat

Wacana perpanjangan usia pensiun polisi dinilai tidak sesuai dengan tujuan revisi undang-undang Kepolisian.

Baca Selengkapnya

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

1 hari lalu

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

Yusril meyakini Kabinet 100 Menteri di era Presiden Soekarno tak akan berulang dalam pemerintahan Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

1 hari lalu

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

Dalam waktu berdekatan tiga RUU DPR mendapat sorotan publik yaitu RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Revisi UU Polri Muat Usulan Polisi Dapat Perlindungan Jaminan Sosial

1 hari lalu

Revisi UU Polri Muat Usulan Polisi Dapat Perlindungan Jaminan Sosial

DPR akan merevisi UU Polri. Salah satu perubahannya adalah polisi bisa mendapatkan perlindungan jaminan sosial.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

1 hari lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Dua Pasal di Revisi UU MK Ini Disorot Ketua MKMK: Ancam Kemerdekaan Kekuasaan Kehakiman

1 hari lalu

Dua Pasal di Revisi UU MK Ini Disorot Ketua MKMK: Ancam Kemerdekaan Kekuasaan Kehakiman

Ketua MKMK menyebut dua pasal di revisi UU MK ini mengancam kemerdekaan kekuasaan kehakiman. Pasal mana saja itu?

Baca Selengkapnya

Hujan Kritik Revisi UU Keimigrasian

1 hari lalu

Hujan Kritik Revisi UU Keimigrasian

Revisi UU Keimigrasian yang diusulkan DPR dikhawatirkan menjadi celah pihak yang berperkara untuk melarikan diri.

Baca Selengkapnya

RUU MK Dibahas Diam-diam: Berikut Tanggapan Pedas Ketua MKMK, Mantan Ketua MK, hingga Mahfud MD

2 hari lalu

RUU MK Dibahas Diam-diam: Berikut Tanggapan Pedas Ketua MKMK, Mantan Ketua MK, hingga Mahfud MD

Pengesahan RUU MK di tahap I menimbulkan polemik. Sebab, selain dianggap dibahas diam-diam, bisa melemahkan independensi MK. Apa kata Ketua MKMK?

Baca Selengkapnya

DPR Bahas Perpanjangan Batas Usia Pensiun Anggota Polri, Berikut Kajiannya

2 hari lalu

DPR Bahas Perpanjangan Batas Usia Pensiun Anggota Polri, Berikut Kajiannya

Naskah akademik itu menilai batas usia pensiun 58 tahun berbanding terbalik dengan meningkatnya keahlian anggota Polri seiring penambahan usia.

Baca Selengkapnya