Penyebab Batalnya Rapat Paripurna Usulan Angket Yasonna  

Reporter

Editor

Anton William

Selasa, 7 April 2015 14:36 WIB

Suasana Rapat Paripurna Perdana Masa Sidang II Tahun 2014-2015 di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 12 Januari 2015. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat batal membahas usulan angket terhadap Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Hamonangan Laoly di rapat paripurna hari ini. Usulan angket hanya dibacakan oleh Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan saat paripurna.

"Saat ini sudah terkumpul 116 suara dan akan diproses sesuai mekanisme yang berlaku," kata Taufik di ruang rapat paripurna, Kompleks Parlemen Senayan, Selasa, 7 April 2015. Namun paripurna tak membuka pembahasan pandangan anggota fraksi dan pengambilan keputusan angket.

Wakil Ketua DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Fahri Hamzah mengatakan pembahasan angket akan dikembalikan ke Badan Musyawarah DPR. Bamus, katanya, akan memutuskan kelanjutan pengajuan angket itu ke rapat paripurna. "Kalau diterima, dibentuk pansus."

Fahri mengatakan rencananya rapat Badan Musyawarah akan digelar pekan depan. "Mungkin antara Rabu atau Kamis pekan depan," katanya.

Wakil Ketua Komisi Hukum dari Partai Demokrat Benny Kabur Harman yakin angket akan batal digulirkan jika penjelasan Yasonna dalam rapat kerja dengan Komisi Hukum selama dua hari ini memuaskan. "Kalau duduk perkaranya sudah jelas buat apa angket lagi? Saya harap tak ada lagi dengan adanya rekomendasi rapat komisi," kata Benny.

Pekan lalu rapat Bamus memutuskan usulan hak angket dari fraksi-fraksi koalisi non-pemerintah dibahas di rapat paripurna. Keputusan Bamus itu didasarkan 116 anggota fraksi partai koalisi non-pemerintah yang menandatangani dokumen pengusulan hak angket. Angket ditujukan kepada Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly karena dianggap mengintervensi kepemimpinan Golkar.

Pengusul angket juga menuding Yasonna mencampuri konflik dualisme Partai Persatuan Pembangunan. Musababnya, Kementerian Hukum dianggap terburu-buru mengesahkan kepengurusan kubu Muktamar Surabaya yang dipimpin Muhammad Romahurmuzziy.

PUTRI ADITYOWATI

Berita terkait

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

1 jam lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

2 jam lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

2 jam lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

18 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

1 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

2 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

2 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

2 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

4 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

4 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya