Indonesia Masuk Kelompok 5 Negara Penggundul Hutan Terbesar  

Reporter

Kamis, 2 April 2015 18:02 WIB

TEMPO/Zulkarnain

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia berada di peringkat kelima sebagai negara yang paling banyak kehilangan tutupan pohon pada periode tahun 2011-2013. Selama kurun waktu itu, angka rata-rata kehilangan Indonesia adalah 1,6 juta hektar per tahun.

Berada di urutan pertama adalah Rusia (4,3 juta ha), diikuti Kanada (2,4 juta ha), Brasil (2,1 juta ha) dan Amerika Serikat dengan 1,7 juta ha tutupan hutan yang hilang tiap tahunnya. Lalu Kongo (608 ribu ha), Cina (523 ribu ha), Malaysia (465 ribu ha), Argentina (439 ribu ha) dan Paraguay (421 ribu ha).

Data-data tersebut berasal dari hasil pengolahan citra satelit resolusi tinggi oleh World Resources Institute (WRI). Organisasi riset internasional yang bermarkas di Amerika Serikat ini mengkoordinir proyek Global Forest Watch.

Proyek yang melibatkan perguruan tinggi, lembaga riset dan swadaya masyarakat berbagai negara ini telah dimulai sejak tahun 2001. Untuk Indonesia, tahun 2013 merupakan angka kehilangan tutupan pohon tahunan yang terendah dalam satu dasawarsa terakhir.

“Data terbaru ini harus dapat mendorong momentum memperbaiki sistem pengawasan dan pengelolaan hutan di Indonesia,” kata Nirarta Samadhi, Direktur WRI Indonesia, dalam rilisnya, Kamis, 2 April 2015.

Dia mengusulkan sejumlah perbaikan, yaitu penegakan hukum dan transparansi data, kerja sama antar lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk mempromosikan pengembangan komoditas yang berkelanjutan, memperkuat moratorium kehutanan, dan meningkatkan kerja sama dalam pemetaan hutan.

Data terbaru ini diperoleh dari University of Maryland dan Google sehingga Global Forest Watch dapat menampilkan data kehilangan tutupan pohon dari tahun 2000–2013 dengan resolusi 30 meter.

Definisi kehilangan tutupan pohon adalah ukuran dari total kehilangan pohon pada area tertentu yang tidak tergantung pada penyebab kehilangan tutupan pohon tersebut.

Hal ini mencakup deforestasi akibat ulah manusia, kebakaran hutan yang terjadi secara alamiah maupun disengaja, pembukaan lahan untuk pengembangan pertanian, pembalakan, perkebunan, serta kematian pohon yang disebabkan oleh penyakit dan penyebab alamiah lainnya.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya telah menerima kajian WRI terbaru. "Informasi terbaru ini menuturkan cerita positif mengenai hutan di Indonesia,” ujarnya. Dia mengakui terlalu dini untuk mengatakan bahwa ini adalah tren yang pasti. Yang jelas pihaknya sedang meneliti dan membandingkan angka yang dimiliki Kementerian dengan temuan WRI ini.

Apabila benar, ujar Menteri Nurbaya, ini dapat menjadi indikator kuat bahwa investasi signifikan yang dilakukan Indonesia untuk melindungi telah hutan terbayarkan. "Kami akan mengambil langkah-langkah tambahan untuk memastikan tren positif ini tetap berlanjut,” ia berjanji.

Kajian ini menghitung angka kehilangan tutupan hutan primer, yakni hutan dewasa yang alami dan tidak pernah dibuka selama 30 tahun terakhir. Di sini juga terjadi pelambatan menjadi rata-rata kurang dari setengah juta hektar per tahun pada periode 2011–2013, ini angka terendah dalam 10 tahun terakhir.

Penurunan angka kehilangan tutupan hutan primer di Indonesia pada 2013 menunjukkan adanya pergeseran arah karena riset sebelumnya yang dipublikasikan University of Maryland dan WRI menunjukkan peningkatan pada angka kehilangan tutupan hutan primer pada 2001-2012.

Ada beberapa kemungkinan penyebab turunnya angka kehilangan tutupan hutan primer dan tutupan pohon. Antara lain kebijakan moratorium atas izin konversi hutan, penurunan drastis pada harga-harga komoditas (khususnya kelapa sawit), komitmen perusahaan untuk menerapkan kebijakan nol-deforestasi (zero-deforestation), dan fakta bahwa hutan yang mudah untuk diakses sudah dibuka.

Memang riset yang lebih mendalam perlu dilakukan untuk mengetahui pendorong utama perubahan pergeseran tren ini. Belinda Margono, peneliti di University of Maryland dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, menjelaskan kita melihat betapa cepatnya Indonesia kehilangan tutupan hutan primernya selama 12 tahun terakhir. "Jadi melambatnya angka kehilangan tutupan hutan primer menjadi kurang dari setengah juta hektar pada 2013 adalah berita baik,” ujarnya seperti termuat dalam rilis WRI.

Menurut dia, pembukaan hutan terdegradasi tetap merupakan masalah serius di mana 98% dari angka kehilangan tutupan pohon terjadi di area yang sudah dibalak atau terdegradasi dengan berbagai cara. Hutan-hutan ini masih sangat penting karena menyimpan stok karbon yang signifikan, ujar Belinda, dan harus direstorasi serta dilestarikan untuk generasi yang akan datang.

UNTUNG WIDYANTO


Berita terkait

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

37 hari lalu

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

KLHK menetapkan empat orang tersangka perusakan lingkungan Taman Nasional Karimunjawa pada Rabu, 20 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Skema Bank Sampah untuk Pembersihan Limbah Alat Peraga Kampanye Pemilu 2024

14 Februari 2024

Skema Bank Sampah untuk Pembersihan Limbah Alat Peraga Kampanye Pemilu 2024

Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat mengoptimalkan bank sampah untuk pembersihan alat kampanye Pemilu 2024. Berfokus ke pemlilahan sampah.

Baca Selengkapnya

Amerika Terinspirasi Pengendalian Kebakaran Hutan Desa Tuwung

24 Januari 2024

Amerika Terinspirasi Pengendalian Kebakaran Hutan Desa Tuwung

Layanan Kehutanan Amerika berencana mengadopsi skema hutan sosial dari Kalimantan Tengah untuk pengendalian kebakaran hutan.

Baca Selengkapnya

Rimbawan Muda: Debat Cawapres Gagal Elaborasi Partisipasi Masyarakat Adat

23 Januari 2024

Rimbawan Muda: Debat Cawapres Gagal Elaborasi Partisipasi Masyarakat Adat

Debat cawapres 2024 kedua dinilai Rimbawan Muda Indonesia (RMI) gagal memahami aspek tata kelola kehutanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB, Bambang Hero, Digugat Perusahaan Pembakar Hutan, KontraS Desak Pengadilan Tolak

17 Januari 2024

Guru Besar IPB, Bambang Hero, Digugat Perusahaan Pembakar Hutan, KontraS Desak Pengadilan Tolak

KontraS meminta PN Cibinong menolak gugatan perusahaan pembakar hutan PT JJP terhadap Guru Besar IPB, Bambang Hero Saharjo.

Baca Selengkapnya

Menteri Siti Nurbaya Banggakan Keberhasilan Pengendalian Perubahan Iklim

14 Januari 2024

Menteri Siti Nurbaya Banggakan Keberhasilan Pengendalian Perubahan Iklim

KLHK menyatakan Indonesia terus menunjukkan komitmen dalam upaya pengendalian perubahan iklim global dengan tetap menjaga kepentingan bangsa.

Baca Selengkapnya

Kala Posisi Duduk Mendes dan Menteri KLHK di Rapat Kabinet Jokowi Jadi Bahan Candaan

9 Januari 2024

Kala Posisi Duduk Mendes dan Menteri KLHK di Rapat Kabinet Jokowi Jadi Bahan Candaan

Para menteri Presiden Joko Widodo atau Jokowi bergurau mengenai posisi duduk dalam sidang paripurna Kabinet Indonesia Maju pagi ini.

Baca Selengkapnya

KLHK Sebut ACCC Bentuk Komitmen Asia Tenggara Atasi Perubahan Iklim

13 Desember 2023

KLHK Sebut ACCC Bentuk Komitmen Asia Tenggara Atasi Perubahan Iklim

KLHK memandang ACCC sebagai bentuk komitmen tegas Asia Tenggara untuk mengambil tindakan dalam mengatasi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Sebut RI Konkret Atasi Perubahan Iklim, Menteri LHK: Kita Tidak Cuma Komitmen

30 November 2023

Sebut RI Konkret Atasi Perubahan Iklim, Menteri LHK: Kita Tidak Cuma Komitmen

Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar mengatakan langkah Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim sudah konkret dan sudah ada implementasi yang nyata.

Baca Selengkapnya

Lahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah

26 November 2023

Lahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya kembali merilis kabar kelahiran badak jantan di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas.

Baca Selengkapnya