JK Dukung UN: Pilih 100 Siswa Stres atau 10 Juta Bodoh?  

Reporter

Editor

Anton Septian

Senin, 30 Maret 2015 12:43 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla, beri sambutan dalam acara International Conference on Terorism and ISIS, di Jakarta, 23 Maret 2015. JK menilai kelompok pendukung Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS atau ISIS) selama ini mengincar negara-negara lemah, baik secara ideologi, keamanan, politik, dan ekonomi. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Depok - Wakil Presiden Jusuf Kalla masih menginginkan ujian nasional (UN) sebagai syarat dan penentu kelulusan siswa. Menurut dia, UN bisa meningkatkan mutu pendidikan secara mendasar.

"Untuk meningkatkan mutu pendidikan, yang ditingkatkan adalah kualitas pendidikan. Karena itu, semua sistem pendidikan membutuhkan displin yang keras. Tidak ada orang yang berhasil dan pintar tanpa bekerja keras," kata Kalla dalam sambutannya di acara Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan Nasional 2015 di Balai Diklat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Depok, Jawa Barat, Senin, 30 Maret 2015.

Seorang anak yang belajar secara disiplin dan keras, kata Kalla, tidak akan khawatir dalam menghadapi UN. Apalagi jika UN itu dijadikan penentu kelulusan. Kalla menegur sejumlah guru yang memprotes pelaksanaan UN. "Kalau guru ikutan marah dengan sistem UN, berarti membiarkan anaknya, muridnya, santai," ujarnya. "Anak-anak harus dipaksa belajar, ada yang mengatakan nanti bisa stres. Tapi lebih baik stres ketimbang menganggur. Pilih mana, seratus siswa stres atau sepuluh juta orang bodoh?"

Ujian nasional, kata dia, juga mengurangi tingkat kriminalitas, seperti tawuran, di kalangan siswa. Kalla juga menyatakan tidak setuju terhadap sistem yang memberikan wewenang kepada sekolah dalam menentukan kelulusan siswa. Menurut Kalla, sistem itu hanya akan memanjakan siswa dan memicu penilaian subyektif oleh para duru.

Kalla mengatakan kualitas pendidikan di Indonesia jauh lebih rendah ketimbang negara lain. Dia mencontohkan kualitas pendidikan di Singapura. Kualitas mata pelajaran tingkat sekolah menengah atas di Indonesia, kata Kalla, sama dengan tingkat sekolah menengah pertama di Negeri Singa, khususnya mata pelajaran dasar, seperti matematika dan bahasa Inggris.

"Bahkan kualitas kurikulum SMP di Indonesia hanya setara dengan kualitas mata pelajaran SD di Singapura," ujarnya. Karena itu, Kalla meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, yang juga hadir dalam acara itu, memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia.

REZA ADITYA

Berita terkait

Mengenal IHA, Badan Baru yang Diluncurkan Kemendikbudristek

22 jam lalu

Mengenal IHA, Badan Baru yang Diluncurkan Kemendikbudristek

Dilansir dari laman Kemendikbudristek, salah satu langkah pertama yang telah dilakukan IHA adalah memperbarui Museum Song Terus di Pacitan, Jawa Timur

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan Kasus Eks Dirut Pertamina, Ketahui Pula Soal Saksi Memberatkan Berdasar KUHAP

1 hari lalu

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan Kasus Eks Dirut Pertamina, Ketahui Pula Soal Saksi Memberatkan Berdasar KUHAP

Jusuf Kalla alias JK menjadi saksi meringankan dalam sidang eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan. Ketahui pula soal saksi memberatkan dar KUHAP?

Baca Selengkapnya

3 Poin Kesaksian Jusuf Kalla Saat Jadi Saksi Meringankan Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

1 hari lalu

3 Poin Kesaksian Jusuf Kalla Saat Jadi Saksi Meringankan Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

Jusuf Kalla atau JK menjadi saksi meringankan dalam sidang eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan. Ini tiga poin pembelaannya.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan dalam Kasus Eks Dirut Pertamina, Begini Aturan Hukumnya

1 hari lalu

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan dalam Kasus Eks Dirut Pertamina, Begini Aturan Hukumnya

Jusuf Kalla alias JK menjadi saksi meringankan dalam sidang kasus dugaan korupsi terdakwa Eks Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan.

Baca Selengkapnya

Karen Agustiawan Didakwa Korupsi Pengadaan LNG, Jusuf Kalla Ungkap Faktor yang Bikin Pertamina Merugi

2 hari lalu

Karen Agustiawan Didakwa Korupsi Pengadaan LNG, Jusuf Kalla Ungkap Faktor yang Bikin Pertamina Merugi

Jusuf Kalla mengatakan bila direktur perusahaan harus dihukum karena merugi, maka seluruh BUMN Karya harus dihukum.

Baca Selengkapnya

Bersaksi di Pengadilan Tipikor, Jusuf Kalla Bingung Karen Agustiawan Bisa Jadi Terdakwa Korupsi Pengadaan LNG

2 hari lalu

Bersaksi di Pengadilan Tipikor, Jusuf Kalla Bingung Karen Agustiawan Bisa Jadi Terdakwa Korupsi Pengadaan LNG

Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla mengatakan Karen Agustiawan sebagai Dirut Pertamina menjalankan perintah presiden.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Hadir di PN Tipikor, Bersaksi untuk Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

3 hari lalu

Jusuf Kalla Hadir di PN Tipikor, Bersaksi untuk Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla alias JK hadir sebagai saksi dalam sidang kasus dugaan korupsi di Pertamina

Baca Selengkapnya

82 Tahun Jusuf Kalla, Salah Satu Ikon Pengusaha Menjadi Politisi

3 hari lalu

82 Tahun Jusuf Kalla, Salah Satu Ikon Pengusaha Menjadi Politisi

Jusuf Kalla dikenal sebagai pengusaha keturunan Bugis yang memiliki bendera usaha Kalla Group, sebelum menjadi politisi, dua kali sebagai wapres.

Baca Selengkapnya

JK Jadi Saksi Meringankan Karen Agustiawan di Sidang Korupsi LNG Pertamina Hari Ini

3 hari lalu

JK Jadi Saksi Meringankan Karen Agustiawan di Sidang Korupsi LNG Pertamina Hari Ini

Jusuf Kalla alias JK akan bersaksi dalam sidang dugaan korupsi pengadaan gas alam cair (LNG) dengan terdakwa eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

Baca Selengkapnya

82 Tahun Jusuf Kalla, Melihat Kembali Jejak Politik JK Wakil Presiden di 2 Pemerintahan

3 hari lalu

82 Tahun Jusuf Kalla, Melihat Kembali Jejak Politik JK Wakil Presiden di 2 Pemerintahan

Rabu, 15 Mei 2024, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia Jusuf Kalla genap berusia 82 tahun. Ini perjalanan politik JK.

Baca Selengkapnya