Menteri Susi dan Kisah Para Budak Kapal yang Dibius dan Diculik

Reporter

Senin, 30 Maret 2015 06:57 WIB

Pekerja Thailand dan Burma duduk di dalam "kurungan" kecil dari sebuah perusahaan perikanan di Benjina, Indonesia, 22 November 2014. Pekerja ini dianggap akan melarikan diri, dan baru dilepaskan saat kembali bekerja ke laut. Para nelayan ini dibayar sedikit atau tidak sama sekali. AP/Dita Alangkara

TEMPO.CO, Jakarta - Para budak anak buah kapal di Pulau Benjina awalnya direkrut para makelar tenaga kerja di Myanmar atau Kamboja untuk kapal-kapal nelayan Thailand. Para buruh migran yang miskin itu tidak tahu bahwa mereka akan bekerja di tempat berbahaya dan tidak pernah pulang.

Para makelar ini semakin sulit merekrut buruh migran dalam beberapa tahun terakhir. Mereka lantas melakukan cara-cara kejam, seperti penculikan. Mereka merekrut anak-anak dan orang cacat, berbohong tentang upah bahkan membius para buruh migran.

Rantai perbudakan itu diungkap kantor berita Associated Press dalam laporannya berjudul “Was Your Seafood Caught By Slaves?” pada 25 Maret 2015. AP memaparkan bagaimana perlakuan tidak manusiawi diterima para ABK di Benjina.

AP menulis agen buruh migran lalu menjual mereka sebagai budak ke Thailand. Untuk setiap budak biasanya dibayar sekitar US$ 1.000. Selanjutnya mereka dipaksa bekerja dengan upah yang tidak diberikan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, atau tidak dibayar sama sekali.

Pekerja ilegal itu diberi dokumen palsu. Dengan dokumen palsu itu pula mereka bisa masuk wilayah Indonesia.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan akan menginvestigasi dan menindak tegas pelaku praktek perbudakan anak buah kapal. Susi tidak segan membekukan izin perusahaan yang terlibat kejahatan, baik pencurian ikan maupun perbudakan, usaha perikanan. “Kami akan bekukan izinnya,” kata Susi di kediamannya di Pangandaran, Jawa Barat, kemarin.

Ia membenarkan ada perbudakan ABK yang dilakukan PT Pusaka Benjina Resources (PBR) di kapal-kapal yang beroperasi di Pulau Benjina, perairan Aru, Maluku. Namun, menurut dia, PBR merupakan perusahaan penanaman modal asing yang beroperasi untuk perusahaan asal Thailand.

Susi mengaku kecewa ada perusahaan Indonesia yang memfasilitasi kejahatan itu. Ia telah berkoordinasi dengan Kepolisian RI dan pemerintah daerah untuk menjerat PBR. Kedutaan Besar RI di Bangkok juga mengawal kasusnya di Thailand.

AGUSSUP | DEVY ERNIS | AP

Berita terkait

Terpopuler: Sri Mulyani Tanggapi Ramai Barang Bawaan ke Luar Negeri, THR Jokowi dan Ma'ruf Amin

35 hari lalu

Terpopuler: Sri Mulyani Tanggapi Ramai Barang Bawaan ke Luar Negeri, THR Jokowi dan Ma'ruf Amin

Berita terpopuler bisnis pada Senin, 25 Maret 2024, dimulai dari respons Sri Mulyani Indrawati soal ramai pembahasan barang bawaan ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Terkini: Nilai THR Jokowi dan Ma'ruf Amin, Kisah Sri Mulyani Dirayu Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia

36 hari lalu

Terkini: Nilai THR Jokowi dan Ma'ruf Amin, Kisah Sri Mulyani Dirayu Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia

Berita terkini: Berapa nilai THR yang diterima Jokowi dan Ma'ruf Amin? Kisah Sri Mulyani saat dirayu Susi Pudjiastuti untuk pulang ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

36 hari lalu

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

Sri Mulyani bercerita pertemuan dia dengan Susi Pudjiastuti yang membujuknya pulang ke Indonesia menjadi Menteri Keuangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Wanti-wanti Susi Pudjiastuti soal Makan Siang Gratis Prabowo, Investor Pertanyakan Kelanjutan IKN

18 Februari 2024

Terkini: Wanti-wanti Susi Pudjiastuti soal Makan Siang Gratis Prabowo, Investor Pertanyakan Kelanjutan IKN

Berita terkini bisnis pada siang ini dimulai dari Susi Pudjiastuti yang mengingatkan soal program makan siang gratis Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Susi Pudjiastuti Setuju Subsidi BBM Dialihkan untuk Makan Siang Gratis: Asalkan Anggarannya Tidak Disunat

18 Februari 2024

Susi Pudjiastuti Setuju Subsidi BBM Dialihkan untuk Makan Siang Gratis: Asalkan Anggarannya Tidak Disunat

Melalui kicauannya di media sosial X, Susi Pudjiastuti mengaku lebih setuju subsidi BBM dialihkan untuk makan siang gratis anak-anak di sekolah.

Baca Selengkapnya

Susi Pudjiastuti Tolak Keras Rencana Ekspor Benih Lobster: Ini Program Hulurisasi

8 Februari 2024

Susi Pudjiastuti Tolak Keras Rencana Ekspor Benih Lobster: Ini Program Hulurisasi

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menolak keras rencana pemerintah membuka kembali keran ekspor benih lobster atau benur.

Baca Selengkapnya

Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Begini Kondisinya Saat Ini

6 Februari 2024

Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Begini Kondisinya Saat Ini

TPNPB-OPM menyatakan belum melepaskan pilot Susi Air lantaran pemerintah Indonesia dan pemerintah Selandia Baru belum mau berbicara dengan mereka.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Bantah akan Bebaskan Pilot Susi Air Besok

6 Februari 2024

TPNPB-OPM Bantah akan Bebaskan Pilot Susi Air Besok

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) membantah akan membebaskan pilot Susi Air besok

Baca Selengkapnya

Respons Susi Pudjiastuti soal Dugaan Suap SAP Jerman ke Pejabat KKP: Sedang Saya Cari Tahu

16 Januari 2024

Respons Susi Pudjiastuti soal Dugaan Suap SAP Jerman ke Pejabat KKP: Sedang Saya Cari Tahu

Susi Pudjiastuti buka suara soal dugaan suap dari SAP, perusahaan software berbasis di Jerman, kepada pejabat KKP.

Baca Selengkapnya

Laut Cina Selatan Disebut dalam Debat Capres, Tahukah Sekarang Bernama Laut Natuna Utara?

10 Januari 2024

Laut Cina Selatan Disebut dalam Debat Capres, Tahukah Sekarang Bernama Laut Natuna Utara?

Laut Cina Selatan disebut dalam debat capres lalu. Berikut alasan pemerintah Indonesia bersikeras menyebutnya sebagai Laut Natuna Utara.

Baca Selengkapnya