TEMPO.CO, Tuban - Barisan Serbaguna (Banser) Ansor Kabupaten Tuban, Jawa Timur, menggalakkan dan memperluas gerakan majelis zikir dan salawat Rijalul Anshor hingga ke desa-desa. Gerakan yang sudah berjalan puluhan tahun ini diyakini bisa menangkal berkembangnya paham radikal Negara Islam (ISIS).
Wakil Ketua Gerakan Pemuda Ansor Tuban Khoirul Huda mengatakan pihaknya telah memberi mandat kepada Rijalul Anshor. Mereka yang berjumlah 5.000 anggota Banser ditugaskan mengkoordinasi kegiatan keagamaan dari perkotaan hingga pedesaan.
Targetnya adalah penggalangan sikap sekaligus beribadah untuk menangkal masuknya paham atau ideologi berbahaya. "Contohnya adalah ISIS," ujarnya, Selasa, 24 Maret 2015.
Wakil Bupati Tuban Noor Nahar Husein menuturkan Pemerintah Kabupaten Tuban terus memantau kegiatan baik itu di perkotaan hingga pedesaan untuk tujuan yang sama. Selain itu, pemerintah setempat memfasilitasi kegiatan yang bersifat peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Bisa jadi, motif orang masuk ke organisasi seperti ISIS karena ada latar belakang ekonomi," ucapnya, Selasa, 24 Maret 2015.
Sebelumnya dikabarkan bahwa 16 warga Indonesia ditahan pemerintah Turki. Mereka kedapatan hendak menyeberang ke Suriah dan diduga hendak bergabung dengan ISIS. Sepuluh di antaranya diketahui masih satu keluarga asal Paciran, Lamongan--daerah tetangga Tuban.
Data Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Lamongan menyebutkan sepuluh orang itu adalah Ririn Andriyani bersama tujuh anaknya serta Tiara, adik ipar Ririn, dan satu anaknya. Ririn adalah istri Ahsanul Huda, yang diduga sudah lebih dulu bergabung dengan ISIS di Suriah. Sedangkan Tiara adalah istri M. Hidayat, terduga teroris yang tewas dalam penyergapan oleh tim Detasemen Khusus 88 di Tulungagung, 22 Juli 2013.