Polisi Mengaku Sulit Cegah WNI Pengikut ISIS  

Reporter

Selasa, 17 Maret 2015 13:07 WIB

Video ajakan bergabung dengan milisi ISIS Indonesia. youtube.com

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Kepala Kepolisian RI Komisaris Jenderal Badrodin Haiti mengakui pihaknya kesulitan mencegah berkembangnya pengikut jaringan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) asal Indonesia. Dia mengaku kekurangan payung hukum untuk menjerat pengikut ISIS.

"Secara hukum, kami tak punya instrumen untuk menjerat pengikut ISIS yang belum melakukan pelanggaran hukum. Kami tindak yang sudah melanggar hukum," ujar Badrodin di Markas Besar Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta, Selasa, 17 Maret 2015.

Otoritas keamanan Turki menangkap 16 warga negara Indonesia yang hendak menyeberang ke Suriah pada 29 Januari lalu. Mereka terdiri atas tiga keluarga yang diduga memiliki hubungan dengan terduga teroris Tulungagung yang ditembak mati pada Juli 2013.

Polisi juga masih mencari keberadaan 16 warga negara Indonesia yang memisahkan diri dari rombongan turis saat berada di Turki. Mereka diduga akan bergabung dengan ISIS.

Indonesia telah mengirim tim investigasi gabungan dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Detasemen Khusus 88, dan Badan Intelijen Negara. Menurut Badrodin, pihaknya belum menerima laporan lebih lanjut terkait dengan investigasi tersebut.

Badrodin menuturkan akan menghukum pihak-pihak yang terlibat dalam tindakan makar berdasarkan Pasal 139 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. "Di antara pelaku makar, ada yang kami identifikasi sebagai kegiatan bersenjata. Nanti kami tindak dengan Undang-Undang Antiterorisme, termasuk Pasal 139 KUHP," ucapnya.

Soal pencegahan, Badrodin akan bekerja sama dengan instansi lain dan tokoh agama untuk menangkal paham radikal seperti yang disebarkan ISIS. Dia membantah pihaknya kecolongan terkait dengan adanya gerakan WNI yang bergabung dengan ISIS.

"ISIS kan masuk sejak lama. Kantongnya bukan hanya di Poso, ada juga Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat," ucapnya.

PUTRI ADITYOWATI

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

22 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

41 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

42 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

50 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

51 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

53 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

53 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

53 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

53 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

54 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya