Ratusan kapal nelayan sandar di jembatan di Muara Jenne Berang, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa 6 Januari 2015. Hujan disertai angin kencang yang mengakibatkan gelombang setinggi 3-4 meter, nelayan di daerah terebut tidak melaut, Peringatan terkini BMKG Makassar gelombang tinggi terjadi.TEMPO/Iqbal Lubis
TEMPO.CO, Jember - Desain dan keberadaan alat penangkap sedimentasi atau yang biasa disebut groin di Pantai Pancer, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, Jawa Timur, ternyata membawa efek negatif bagi nelayan setempat.
Alat yang ditanam di depan breakwater bikinan Kementerian Pekerjaan Umum itu malah menciptakan pusaran air di sekitarnya dan menyebabkan banyak perahu jukung pecah sepanjang tahun ini.
Kepala Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kabupaten Jember Mahfud Efendi menjelaskan, groin telah menghambat arus sungai menuju laut dan arus air laut yang masuk ke muara. Hambatan menimbulkan pusaran. "Karena dangkal, otomatis, gelombang pecah dan berpengaruh terhadap keselamatan perahu," ucap Mahfud, Rabu, 11 Maret 2015.
Mahfud mengakui bahwa efek groin itu telah menyumbang angka kecelakaan perahu nelayan di Pantai Pancer. "Karena groin itu yang membangun adalah Kementerian Pekerjaan Umum, silakan mengirim surat ke Kementerian, agar groin itu dibongkar," tuturnya.
Kepala Pelabuhan Perikanan sekaligus Syahbandar Puger, Arif Wahyudi, menyebut sedikitnya 28 perahu jukung pecah karena terjebak pusaran air di sekitar groin itu sepanjang tahun ini. Dia menilai groin setinggi 1-2 meter di atas permukaan laut tersebut menimbulkan pantulan pada gelombang dari arah tenggara dan selatan serta arus yang menjadi tidak beraturan.
Groin itu, kata Arif, sebenarnya untuk menangkap sedimentasi. "Namun, karena terlalu tinggi muncul di permukaan laut, gelombang tidak bisa melompatinya serta malah membentur dan memantul," ucapnya. "Perahu sering kali membenturnya."
Arif mengaku sering kali menerima laporan keluhan dan kecelakaan perahu nelayan. Terkait dengan penambahan pembangunan groin tersebut, dia mengaku tidak pernah diajak berkoordinasi.
Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih
13 hari lalu
Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih
Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.