Alissa Wahid: Presiden Harus Tindak Taufiequrachman Ruki  

Reporter

Senin, 9 Maret 2015 06:26 WIB

Sejumlah wanita dari berbagai elemen masyarakat menggelar aksi Peringatan Hari Perempuan Internasional di Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta, 8 Maret 2015. Aksi yang bertajuk, `Cuci Bersih Koruptor` dipimpin oleh istri almarhum Presiden Indonesia ke empat Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah Wahid. TEMPO/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Jakarta - Sepak terjang Komisi Pemberantasan Korupsi di bawah pelaksana tugas Ketua KPK Taufiequrachman Ruki menuai kekecewaan panjang para aktivis antikorupsi. Salah satu yang kecewa KPK di bawah kepemimpinan Ruki adalah putri pertama mantan presiden Abdurrahaman Wahid, Alissa Wahid.

"Pak Ruki harus ditindak untuk sikapnya," ujar Alissa di sela peringatan Hari Perempuan Internasional di Kota Yogyakarta, Ahad, 8 Maret 2015.

Sikap Ruki sejak ditunjuk Presiden Joko Widodo menggantikan Abraham Samad dinilai terkesan propolisi. Khususnya dalam penanganan kasus dugaan korupsi Komisaris Jenderal Budi Gunawan.

Pernyataan dan langkah Ruki memicu serentetan kekecewaan kalangan aktivis antikorupsi. Dari menyatakan KPK kalah sampai pelimpahan kasus Budi Gunawan ke Kejaksaan Agung.

Alissa mengaku tak tahu tindakan apa dari Presiden yang layak untuk Ruki. "Terserah apa, yang penting beliau bisa kembali lurus," ujarnya. Ruki, yang berasal dari kalangan polisi, dianggap berisiko dan sangat rentan konflik kepentingan dalam menangani kasus Budi Gunawan.

Dalam dialog bersama ratusan aktivis perempuan di Yogyakarta itu, Alissa bersemangat membeberkan sejumlah perkembangan terakhir gerakan sipil dalam penyelamatan pemberantasan korupsi. Alissa menduga pembiaran dan sikap diam Presiden Jokowi di tengah masifnya kriminalisasi terhadap berbagai elemen yang getol menyerukan pemberantasan korupsi ada sebabnya. "Kami menduga Presiden mendapat banyak informasi yang salah," ucapnya.

Namun, tutur Alissa, seruwet apa pun konflik kepentingan di sekitarnya, sebagai kepala negara, Jokowi harus bertindak tegas untuk menghentikan upaya kriminalisasi. "Presiden harus tegas. Jangan sampai perintahnya ditentang. Hanya beliau yang bisa memutuskan," ujar Alissa.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

22 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Pengacara Jelaskan Kondisi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Usai Dilaporkan ke KPK

1 hari lalu

Pengacara Jelaskan Kondisi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Usai Dilaporkan ke KPK

Bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean disebut butuh waktu untuk beristirahat usai dilaporkan ke KPK

Baca Selengkapnya

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

1 hari lalu

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

KPK menjadwalkan pemanggilan Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Rahmady Effendy Hutahaean, untuk memberikan klarifikasi soal kejanggalan LHKPN

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

1 hari lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

1 hari lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

1 hari lalu

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

Margaret Christina Yudhi Handayani Rampalodji, istri bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean menjelaskan asal-usul Rp 7 miliar.

Baca Selengkapnya

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

1 hari lalu

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

Penyitaan rumah dalam dugaan kasus korupsi Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka. Apa landasan penyitaan aset tersangka korupsi?

Baca Selengkapnya

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

1 hari lalu

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

Windy Idol dan Nayunda Nabila Nizrinah terseret dalam dugaan kasus korupsi yang berbeda hingga diperiksa KPK. Apa sangkut pautnya?

Baca Selengkapnya

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

1 hari lalu

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

Pengacara eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy merasa heran kliennya diseret dalam kasus yang melibatkan perusahaan sang istri.

Baca Selengkapnya

KPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal

1 hari lalu

KPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal

KPK menjadwalkan pemanggilan Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya