Syafii Maarif: KPK Dimusuhi, Kok, Kampus Masih Tiarap

Reporter

Sabtu, 7 Maret 2015 13:53 WIB

Syafii Maarif, Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, berbincang dengan calon Presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo di Sleman, Sabtu (3/5). Syafii Maarif meminta agar presiden Indonesia mendatang harus tegas membenahi negara. ANTARA/Regina Safri

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim 9 Buya Syafii Maarif mengeluhkan masih lemahnya desakan publik terhadap penghentian pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Meski demikian, menurut dia, semua anggota Tim 9, kecuali mantan Kepala Kepolisian RI, Sutanto, yang tidak aktif, tetap berusaha bergerak melawan pelumpuhan KPK dengan beragam cara.

"Kampus tiarap, para profesor tiarap, yang lain juga tiarap, ini kan repot. KPK sedang dimusuhi berbagai kekuatan," kata Syafii ketika menghadiri peresmian Gedung Pascasarjana-JK School of Government Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada Sabtu, 7 Maret 2015.

Karena itu, Syafii menyatakan menghargai konsistensi sejumlah organisasi masyarakat sipil yang tetap getol menyuarakan dukungan ke KPK. Pada Ahad, 8 Maret 2015, gabungan aktivis akan menggelar aksi pemberian mandat kepada Tim 9. Syafii menilai pemberian mandat itu sebagai penghargaan moral.

Syafii mengatakan Tim 9 belum berencana kembali menemui Presiden Joko Widodo untuk memberikan rekomendasi tentang solusi penghentian pelemahan KPK. Khususnya ihwal kriminalisasi terhadap pemimpin nonaktif, penyidik, dan aktivis pendukung komisi antirasuah.
"Kalau tidak diminta, kami diam (tidak menemui Presiden)," katanya.

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah tersebut mengingatkan, KPK merupakan salah satu lembaga pemberantas korupsi terbaik di dunia saat ini. Sedangkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK merupakan bentukan pemerintah bersama DPR.

"Semestinya mereka (pemerintah dan DPR) menghargai produknya, tapi ini tak terjadi. Permainan kongkalikong ini," katanya.

Sementara itu, Rektor UMY Bambang Cipto mendesak agar segera ada keputusan politik yang tegas dari Presiden Joko Widodo untuk menghentikan kriminalisasi terhadap pemimpin nonaktif, penyidik, dan pendukung KPK.

Dia berpendapat berlanjutnya polemik akibat perseteruan KPK dengan Polri membingungkan publik. "Presiden harus memutuskan segera mengakhiri ini," katanya.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Berita terkait

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

1 jam lalu

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

Margaret Christina Yudhi Handayani Rampalodji, istri bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean menjelaskan asal-usul Rp 7 miliar.

Baca Selengkapnya

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

1 jam lalu

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

Penyitaan rumah dalam dugaan kasus korupsi Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka. Apa landasan penyitaan aset tersangka korupsi?

Baca Selengkapnya

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

3 jam lalu

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

Windy Idol dan Nayunda Nabila Nizrinah terseret dalam dugaan kasus korupsi yang berbeda hingga diperiksa KPK. Apa sangkut pautnya?

Baca Selengkapnya

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

5 jam lalu

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

Pengacara eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy merasa heran kliennya diseret dalam kasus yang melibatkan perusahaan sang istri.

Baca Selengkapnya

KPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal

14 jam lalu

KPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal

KPK menjadwalkan pemanggilan Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Istana Klaim Jokowi Hormati Masukan Masyarakat dalam Pembentukan Pansel KPK

14 jam lalu

Istana Klaim Jokowi Hormati Masukan Masyarakat dalam Pembentukan Pansel KPK

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan, nama-nama bakal calon pansel KPK masih dalam proses penggodokan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

17 jam lalu

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

Berita terkini bisnis: Presiden Jokowi dan Sri Mulyani rapat membahas pembatasan impor, sertifikat tanah di Kabupaten Bekasi beralih ke elektronik.

Baca Selengkapnya

Kelakuan SYL saat Jadi Mentan: Palak Rp 1 Miliar untuk Umrah Sekeluarga Sampai Beli Keris Rp 105 Juta

17 jam lalu

Kelakuan SYL saat Jadi Mentan: Palak Rp 1 Miliar untuk Umrah Sekeluarga Sampai Beli Keris Rp 105 Juta

Fakta Terbaru Sidang Syahrul Yasin Limpo (SYL), di antaranya pejabat Kementan diminta Rp 1 miliar

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Mangkir dalam Sidang Etik Hari Ini, Dewas KPK: Padahal Sudah Sepakat Kemarin

18 jam lalu

Nurul Ghufron Mangkir dalam Sidang Etik Hari Ini, Dewas KPK: Padahal Sudah Sepakat Kemarin

Menurut Dewas KPK, surat permintaan penundaan ini adalah yang ketiga kalinya diajukan Nurul Ghufron selama menjalani proses sidang etik.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah dan Sita Rumah Syahrul Yasin Limpo di Kota Makassar

18 jam lalu

KPK Geledah dan Sita Rumah Syahrul Yasin Limpo di Kota Makassar

Ali Fikri mengatakan tim penyidik telah melakukan penggeledahan sekaligus penyitaan satu unit rumah milik Syahrul Yasin Limpo di Kota Makassar.

Baca Selengkapnya