Wakil Presiden Jusuf Kalla saat wawancara dengan Tim Tempo, 29 Januari 2014. TEMPO/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Yogyakarta - Kedatangan Wakil Presiden Jusuf Kalla ke kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) disambut aksi diam sekitar 20-an aktivis Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi Yogyakarta pada Sabtu, 7 Maret 2015.
Dengan lakban hitam menutupi bibir, mereka berdiri berjejer di pinggir jalan depan gerbang kampus yang berlokasi di pinggiran Ring Road Selatan, Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, itu.
Sambil berdiri diam, para peserta aksi itu membentangkan spanduk bertulisan, "Rezim Jokowi-JK Gagal Berantas korupsi, Ancam Demokrasi." Sempat terjadi insiden ketika spanduk itu dirampas aparat kepolisian.
Salah satu peserta aksi, Tri Wahyu, mengaku bersama teman-temannya langsung meminta kembali perangkat aksi tersebut. Menurut dia, aksi itu tidak bermasalah karena mereka sudah mengirim surat pemberitahuan ke kepolisian. "Kami minta dan bentangkan lagi," katanya.
Koordinator aksi itu, Jay Ahmad, mengatakan protes sambil diam ini bentuk kekecewaan publik terhadap kinerja pemberantasan korupsi pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Menurut Jay, tidak semestinya penanganan kasus korupsi yang menjerat mantan calon Kapolri, Budi Gunawan, malah memunculkan serangan balik bertubi-tubi ke Komisi Pemberantasan Korupsi.
Jay menyatakan aksi itu menuntut penghentian kriminalisasi terhadap pimpinan nonaktif, pegawai, dan pendukung KPK. Dia menambahkan, koalisi juga mendesak pencopotan Kabareskrim Budi Waseso dan dua pelaksana tugas pemimpin KPK, Taufiqurrohman Ruki dan Indriyanto Seno Aji. "Kami tolak pelimpahan kasus Budi Gunawan ke kejaksaan," katanya.
Jusuf Kalla mendatangi kampus terpadu UMY untuk meresmikan Gedung Pascasarjana UMY-JK School of Government. Rombongannya sampai di UMY sekitar pukul 9, Sabtu pagi ini. Rencananya, dia juga menghadiri seminar pramuktamar Muhammadiyah yang juga digelar di gedung tersebut.