Vulkonolog: Banyak Patahan di Kawasan Gunung Lemongan
Editor
Nur Haryanto
Sabtu, 28 Februari 2015 09:37 WIB
TEMPO.CO, Lumajang - Pakar Gunung Api dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung, Isya N Dana mengatakan, Gunung Lemongan masuk Gunung Tipe A atau gunung api yang meletus setelah tahun 1600. "Dan kebetulan Gunung Lemongan ini meletus terakhir pada tahun 1898 dari sebelumnya erupsi 1799," kata Isya baru-baru ini kepada TEMPO di Jember.
Selama 100 tahun aktifitasnya itu antara 1799 hingga 1898 tercatat terjadi 32 kali letusan. "Siklusnya ada enam tahunan atau 15 tahunan." Katanya. Setelah 1898, sampai saat ini tidak terjadi letusan. "Yang ada hanya peningkatan kegempaan, di sekitar Klakah antara Ranupakis, Ranu Klakah dan Ranu Bedali," ujar dia.
Terjadinya gempa yang berdekatan dengan gunung api, kata Isya, berindikasi gempa itu kemungkinan karena aktifitas magmatik. "Kami nggak tahu persis. Tapi memang daerah tersebut, secara geologis banyak terdapat sesar-sesar kecil, patahan-patahan kecil yang radial ke Gunung Lemongan," kata dia. Ada kelurusan-kelurusan seperti dengan Ranu Bedali. "Ada kelurusan radial dengan Lemongan" ujarnya pula.
Isya mengatakan ada lebih dari 70 ranu dan kerucut sinder (kerucut batu) di sekitar kawasan Lemongan. "Kerucut-kerucut kecil itu dulunya gunung api kecil yang mungkin hasil erupsi samping dari Gunung Lemongan, bukan erupsi pusat," tuturnya. Letusan terakhir 1898 itu keluarnya persis di rumah Mbah Citro (juru kunci Lemongan) atau Gunung Anyar. "Dulu keluarnya lava dari situ bukan dari puncak. Di ketinggian 400-an," katanya.
Terkait dengan belasan Ranu atau Maar yang juga tersebar di sekitar Lemongan, Isya mengatakan kalau itu merupakan kawah-kawah Gunung Api. "Bekas letusan pretomagmatik, letusan yang banyak uap airnya atau hidrotermal," kata dia.
Isya mengatakan susah memprediksi gejala letusan Gunung Lemongan. "Vulkanologi, baru melihatnya dari gejala gempa atau peningkatan kegempaan," katanya. Namun, secara visual, belum nampak di puncak terkait adanya perubahan. "Paling ada peningkatan kegempaan, gejala lainnya tidak terukur," katanya.
Perihal bahaya letusan, Vulkanogi sudah membuat peta rawan bencananya apabila terjadi letusan di letusan pusat. "Endapan hasil letusannya itu di seputar Lemongan, disitu ada radius 7 kilometer atau Kawasan Rawan Bencana III," katanya. Ada juga sisa bekas endapan di radius 3,5 kilometer atau Kawasan Rawan Bencana II.
DAVID PRIYASIDHARTA