DPR: Dana Desa Bisa Ubah Nawacita Jadi Dukacita

Reporter

Editor

Budi Riza

Sabtu, 14 Februari 2015 13:34 WIB

Sejumlah wanita tua antri secara berdesakkan sata pengambilan dana kompesansi kenaikan BBM atau Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) di kantor Pos Jurumudi, Tangerang, Banten, 25 November 2014. Dalam program tersebut, warga mendapatkan Rp 400 ribu untuk 2 bulan. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Viva Yoga Mauladi mengatakan anggaran pembangunan desa memiliki banyak potensi disalahgunakan. Meski telah disahkan dalam APBN Perubahan 2015, hingga saat ini rancangan pembagian tugas dan wewenang pengelolaan dana sebesar sekitar Rp 20 triliun itu belum jelas.

"Program yang ada dalam Nawacita ini akan berakhir jadi dukacita," kata Viva dalam diskusi "Perspektif Indonesia" di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 14 Februari 2015.

Viva mengatakan pembagian wewenang menyangkut desa masih belum jelas antara Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tinggal, dan Transmigrasi.

Memang, dalam perubahan nomenklatur telah diputuskan bahwa Direktur Jenderal Pemberdayaan Masyarakat Desa, yang sebelumnya berada di bawah Kemendagri, dipindah ke Kementerian Desa. "Tapi, hingga kini belum dilaksanakan. Katanya masih butuh waktu," ujar Viva.

Selain itu, penyaluran dana yang jumlahnya meningkat dari sekitar Rp 9,1 triliun menjadi Rp 20 triliun itu dikhawatirkan tidak tepat sasaran.

Menurut Viva, penyaluran ini bisa salah sasaran karena tidak semua desa mempunyai kreativitas dan inovasi yang baik untuk dapat mengelola anggaran. Bila tidak ada pengawasan dan pendampingan yang kuat, implementasi anggaran desa rawan diselewengkan. "Bisa-bisa makin banyak kepala desa yang masuk penjara," ucap Viva.

Viva mengingatkan agar desa tidak memanfaatkan seluruh dana tersebut semata untuk membangun infrastruktur, seperti jalan atau irigasi. Dana itu, kata Viva, harus dialokasikan juga untuk mengembangkan aspek ekonomi, sosial, dan budaya agar tujuan pemberdayaan masyarakat desa tercapai.

Ekonom senior Didik J. Rachbini menyuarakan kekhawatiran serupa. Menurut Didik, dana triliunan itu berpotensi memicu konflik di level masyarakat paling bawah. "Walau begitu, bukan berarti harus dibatalkan, tapi diantisipasi potensi negatifnya," kata Didik.

Pendiri lembaga Institute for Development of Economics and Finance ini menyatakan optimistis akan ada desa yang benar-benar terbantu oleh anggaran tersebut. Didik mengatakan banyak proposal bagus yang diajukan oleh sejumlah desa kreatif untuk pembangunan wilayah mereka. "Anggaran tersebut harus benar-benar dimanfaatkan dengan maksimal."

MOYANG KASIH DEWIMERDEKA

Berita terkait

BNPT Gandeng Kemendes PDTT Sukseskan Desa Siapsiaga

55 hari lalu

BNPT Gandeng Kemendes PDTT Sukseskan Desa Siapsiaga

Program Desa Siapsiaga merupakan pelibatan semua unsur masyarakat di desa dalam mencegah terorisme.

Baca Selengkapnya

Jelang Debat Cawapres, Ganjar-Mahfud Usung Pangan Lokal dan Desa Mandiri Pangan

19 Januari 2024

Jelang Debat Cawapres, Ganjar-Mahfud Usung Pangan Lokal dan Desa Mandiri Pangan

Mahfud akan mengusung visi-misi pangan lokal dan desa mandiri pangan dalam debat cawapres kedua.

Baca Selengkapnya

Kemendes Buka Seleksi Tim Teknis dan Fasilitator, 275 Kuota untuk Lulusan S1

27 Oktober 2023

Kemendes Buka Seleksi Tim Teknis dan Fasilitator, 275 Kuota untuk Lulusan S1

Total kebutuhan tim teknis dan fasilitator Kemendes untuk lulusan S1 mencapai 275 orang.

Baca Selengkapnya

Siapa Berhak Dapat BLT Kemiskinan Ekstrem, Apa Saja Kriterianya dan Berapa Besarannya?

26 September 2023

Siapa Berhak Dapat BLT Kemiskinan Ekstrem, Apa Saja Kriterianya dan Berapa Besarannya?

Apa syarat warga dapat Bantuan langsung tunai atau BLT kemiskinan ekstrem? Berapa rupiah yang bisa diperolehnya?

Baca Selengkapnya

Catatan Eks Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo: Bangun 2.000 Desa Mandiri Energi, Soal Wadas, Gagal Piala Dunia U-20

5 September 2023

Catatan Eks Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo: Bangun 2.000 Desa Mandiri Energi, Soal Wadas, Gagal Piala Dunia U-20

Berikut beberapa catatan prestasi dan kontroversi Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah. Bangun 2.000 desa mandiri hingga gagal Piala Dunia U20.

Baca Selengkapnya

Kementerian Kesehatan Luncurkan 3 Fokus Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer

1 September 2023

Kementerian Kesehatan Luncurkan 3 Fokus Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer

Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Kesehatan Masyarakat luncurkan Integrasi Layanan Kesehatan Primer di Jakarta, 31 Agustus 2023. Apakah itu?

Baca Selengkapnya

Wacana Anies Baswedan Soal Kementerian Perkotaan, 10 Negara Ini Punya Menteri Perkotaan

18 Juli 2023

Wacana Anies Baswedan Soal Kementerian Perkotaan, 10 Negara Ini Punya Menteri Perkotaan

Bakal capres Koalisi Perubahan Anies Baswedan wacanakan Soal Kementerian Perkotaan. Beberapa negara juga tela

Baca Selengkapnya

1.000 Mahasiswa UGM akan Diterjunkan di Kawasan Transmigrasi

17 Mei 2023

1.000 Mahasiswa UGM akan Diterjunkan di Kawasan Transmigrasi

Sekitar 1.000 mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) akan diterjunkan untuk melaksanakan program KKN-PPM di kawasan transmigrasi.

Baca Selengkapnya

Indonesia Internasional Book Fair Digelar di JCC 9-13 November 2022, Targetkan 25 Ribu Pengunjung

9 November 2022

Indonesia Internasional Book Fair Digelar di JCC 9-13 November 2022, Targetkan 25 Ribu Pengunjung

Indonesia Internasional Book Fair akan diikuti 134 peserta dari dalam maupun luar negeri dengan target jumlah pengunjung sebanyak 25 ribu orang.

Baca Selengkapnya

Kementerian Desa PDTT Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA, Cek Syaratnya

29 September 2022

Kementerian Desa PDTT Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA, Cek Syaratnya

Informasi lowongan kerja disiarkan melalui situs resmi Kementerian Desa PDTT dan telah merujuk pada surat bernomor 1779/SDM.00.03/IX/2022.

Baca Selengkapnya