Lokasi Serpihan Air Asia Meluas, Posko Diperbanyak
Editor
Kodrat setiawan
Selasa, 10 Februari 2015 10:00 WIB
TEMPO.CO, Makassar - Guna mengoptimalkan pencarian korban dan puing pesawat Air Asia PK-AXC QZ8501 di Selat Makassar, Badan SAR Nasional (Basarnas) mendirikan posko di tujuh daerah yang tersebar di tiga provinsi di Pulau Sulawesi. Salah satu posko didirikan di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, setelah banyak serpihan pesawat ditemukan di wilayah perairan kabupaten tersebut.
Empat posko lain berada di Sulawesi Barat, yakni di Kabupaten Polman, Kabupaten Majene, Kabupaten Mamuju Tengah, dan Kota Mamuju. Sisanya, dua posko, terletak di Sulawesi Selatan, yakni di Kota Parepare dan Kota Makassar. "Total posko kini ada tujuh," ucap Kepala Seksi Operasi Basarnas Makassar Deden Ridwansyah, Selasa, 10 Februari 2015.
Posko induk kini dipindahkan dari Kabupaten Majene ke Kota Parepare. Langkah itu diambil lantaran dalam beberapa hari terakhir korban dan puing Air Asia QZ8501 banyak ditemukan di pesisir pantai Kabupaten Barru, Kota Parepare, dan Kabupaten Pinrang. "Tapi tidak berarti pencarian di Kabupaten Majene berhenti. Operasi tetap dilakukan," ujar Deden.
Terakhir, tim pencari yang dibantu warga menemukan potongan kaki sebelah kanan di pinggir pantai Desa Wiringtasi, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, Selasa, 9 Februari 2015, sekitar pukul 17.40 Wita. Temuan itu diduga potongan mayat salah satu penumpang Air Asia QZ8501 yang jatuh di Selat Karimata akhir tahun lalu.
Potongan itu ditemukan warga sekitar bernama Sakka, yang langsung melaporkan temuannya ke kepolisian setempat dan tim SAR. Itu adalah potongan tubuh ke-12 yang ditemukan dalam 14 hari terakhir. "Temuannya berupa potongan kaki sebatas tumit yang terbungkus kaus kaki berwarna hitam kombinasi merah," ucap anggota Basarnas Makassar, Arman.
Selain potongan tubuh, didapati pula dua serpihan yang disinyalir bagian dari pesawat nahas rute Surabaya-Singapura itu. Potongan tubuh yang ditemukan langsung dievakuasi menuju Rumah Sakit Umum Daerah Pinrang, lalu dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.
Selanjutnya, potongan tubuh itu diterbangkan ke Surabaya, Jawa Timur, untuk diidentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification Polda Jawa Timur. Adapun temuan dua serpihan pesawat diamankan Kepolisian Sektor Suppa. "Tapi, nanti akan dibawa ke posko SAR Air Asia di Kota Parepare," ucap Arman.
Sejauh ini, dari 12 potongan tubuh yang ditemukan di Selat Makassar, beberapa di antaranya berhasil diidentifikasi oleh tim DVI. Di antaranya Saiful Rakhmad (38 tahun), teknisi AirAsia QZ8501, dan Joe Jeng Fei (58 tahun), salah seorang penumpang.
Namun tak semua potongan tubuh itu ternyata korban Air Asia. Pasalnya, salah satu potongan yang dikirim dinyatakan bukan milik manusia setelah diidentifikasi.
TRI YARI KURNIAWAN