Sentil Jokowi, SBY Sebut Soal KPK-Polri Tak Rumit  

Reporter

Rabu, 4 Februari 2015 14:44 WIB

Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kiri) bersama Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani yudhoyono (kanan) usai Upacara Penyambutan Kemiliteran di Istana Merdeka, Jakarta, 20 Oktober 2014. ANTARA/Prasetyo Utomo

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan konflik yang melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi dan Kepolisian RI sebenarnya tidak rumit. Bahkan, menurut SBY, solusinya sudah tersedia. "Saya yakin Presiden Jokowi bisa mengatasinya," kata SBY melalui akun Twitter-nya, @SBYudhoyono, Rabu, 4 Februari 2015.

SBY mengklaim didesak agar menemui Jokowi guna memberikan saran dan nasihat karena, ketika menjabat presiden, ia pernah dihadapkan pada konflik serupa. Konflik tersebut dikenal dengan nama "Cicak vs Buaya". "Namun lebih baik saya tidak bertemu Pak Jokowi, bisa menimbulkan prasangka mengintervensi dan mempengaruhi," cuit SBY.

Saat ini, kata SBY, rakyat dikejutkan dengan banyaknya cerita peristiwa di balik layar. Suasana itu, kata SBY, bertambah riuh karena terjadi saling serang dan buka-bukaan tanpa diketahui mana yang benar dan mana yang tidak. Menurut SBY, semua cerita itu harus diklarifikasi agar kepercayaan rakyat terhadap pemerintah tidak runtuh.

"Ingat, para pemimpin dan pejabat negara, lembaga-lembaga penegak hukum, dan juga partai-partai politik, semua perlu kepercayaan rakyat," ujarnya. Konflik antara Polri dan KPK mencuat setelah KPK menetapkan calon Kapolri Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai tersangka kasus korupsi. Sebagai balasan, Badan Reserse Kriminal Mabes Polri menetapkan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto sebagai tersangka kasus kesaksian palsu dalam perkara di Mahkamah Konstitusi pada 2010.

Sementara itu, ketua tim penasihat yang dibentuk Presiden Jokowi untuk mengatasi konflik KPK versus Polri, Buya Syafii Maarif, mengaku tidak risau meski rekomendasi timnya hingga kini belum dilaksanakan oleh Presiden Jokowi. Menurut dia, timnya sabar menunggu langkah konkret Presiden untuk mengatasi masalah di antara dua lembaga penegak hukum ini. "Yang penting, rekomendasi sudah kami berikan dan publik telah mengetahui," kata Buya di kampus Universitas Gadjah Mada, Ahad, 1 Februari 2015.

Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini yakin Jokowi sedang menanti momentum yang tepat untuk melaksanakan rekomendasi timnya. Tekanan politik yang saat ini mendera Jokowi, menurut Buya, merupakan hal biasa dan layak dilawan. "Saran saya, Presiden bertindak cepat sesuai dengan kehendak masyarakat," katanya.



TIKA PRIMANDARI


Berita terkait

Zulhas Ajak Calon Kepala Daerah Usungan PAN Tiru Sikap Jokowi-Prabowo

7 jam lalu

Zulhas Ajak Calon Kepala Daerah Usungan PAN Tiru Sikap Jokowi-Prabowo

Zulhas berpesan kepada calon kepala daerah usungan PAN untuk meniru hubungan politik Presiden Jokowi dan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Terkini: Keluarga Prabowo Subianto Bangun Pabrik Timah di Batam, Republika Berhentikan 60 Karyawan

8 jam lalu

Terkini: Keluarga Prabowo Subianto Bangun Pabrik Timah di Batam, Republika Berhentikan 60 Karyawan

Adik kandung presiden terpilih Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, meresmikan perusahaan produksi solder dari timah di Kota Batam.

Baca Selengkapnya

Cerita Zulhas Soal Hubungan Jokowi-Prabowo yang Semakin Dekat

8 jam lalu

Cerita Zulhas Soal Hubungan Jokowi-Prabowo yang Semakin Dekat

Zulhas menyebut hubungan Jokowi dan Prabowo kini makin dekat dan harmonis.

Baca Selengkapnya

Cerita Zulhas Bawa Rombongan Bertemu Jokowi Selama 30 Menit, Makan Bakso hingga Siomai

9 jam lalu

Cerita Zulhas Bawa Rombongan Bertemu Jokowi Selama 30 Menit, Makan Bakso hingga Siomai

Zulhas membawa rombongan pengurus partainya bertemu Presiden Jokowi di Istana Negara, Jumat, 10 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Pembentukan Pansel Pimpinan dan Dewas KPK, Novel Baswedan Sebut Ujian Terakhir Bagi Jokowi Berantas Korupsi

10 jam lalu

Pembentukan Pansel Pimpinan dan Dewas KPK, Novel Baswedan Sebut Ujian Terakhir Bagi Jokowi Berantas Korupsi

Mantan penyidik senior KPK Novel Baswedan mengatakan pembentukan panitia seleksi ini merupakan ujian terakhir bagi pemerintahan Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Zulhas Temui Jokowi di Istana Sore Ini, Bawa Ketua DPW PAN dari 38 Provinsi

11 jam lalu

Zulhas Temui Jokowi di Istana Sore Ini, Bawa Ketua DPW PAN dari 38 Provinsi

Ketum PAN Zulkifli Hasan akan menemui Presiden Jokowi bersama perwakilan DPW PAN dari seluruh provins

Baca Selengkapnya

IM57+ Institute Berharap Pansel Perhatikan Rekam Jejak Calon Pimpinan dan Dewas KPK

13 jam lalu

IM57+ Institute Berharap Pansel Perhatikan Rekam Jejak Calon Pimpinan dan Dewas KPK

Ketua IM57+ Institute Praswad Nugraha mengatakan sikap Presiden Jokowi terhadap KPK akan ditentukan dalam proses penunjukan panitia seleksi.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Sebut Warga Intan Jaya Mengungsi Akibat Serangan Udara Militer Indonesia

17 jam lalu

TPNPB-OPM Sebut Warga Intan Jaya Mengungsi Akibat Serangan Udara Militer Indonesia

TNI-Polri disebut telah mengerahkan helikopter militer sejak 4-5 Mei 2024 dalam misi pengejaran pasukan TPNPB-OPM Kodap VIII Intan Jaya.

Baca Selengkapnya

TPNPB OPM Minta Presiden Jokowi Bertanggung Jawab atas Serangan Militer di Pogapa

1 hari lalu

TPNPB OPM Minta Presiden Jokowi Bertanggung Jawab atas Serangan Militer di Pogapa

Operasi penyerangan TPNPB kepada militer di Intan Jaya berlangsung sejak 30 Maret-5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Diumumkan Bulan Ini, Akademisi Bilang Harus Diisi Orang-orang Kredibel

1 hari lalu

Pansel KPK Diumumkan Bulan Ini, Akademisi Bilang Harus Diisi Orang-orang Kredibel

Akademisi menyarankan proses seleksi calon pimpinan KPK diperketat menyusul kasus yang menjerat mantan Ketua KPK Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya