TEMPO.CO,Bondowoso - Banjir bandang yang membawa material berupa lumpur, pasir, dan kerikil berpotensi merendam dua desa di Kecamatan Sempol, Kabupaten Bondowoso, yakni Sempol dan Kalisat. Volume material banjir bandang ini bisa mencapai ribuan meter kubik, sehingga menimbun jalan, sungai, pelataran sekolah, sampai rumah warga sekitar.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso Mochamad Cholili mengatakan banjir bandang yang terjadi Sabtu akhir pekan lalu serta banjir susulan pada Ahad lalu telah menggelontorkan material sekitar 400 meter kubik yang menimbuni jalan di desa setempat. "Padahal hujan mungkin masih terus terjadi di daerah Gunung Suket," kata Cholili di Bondowoso, Senin, 2 Februari 2015. Karena itu, BPBD Bondowoso menetapkan status siaga satu banjir di kabupaten ini.
Cholili mengatakan pihaknya membutuhkan alat berat untuk ditempatkan di Desa Sempol. Namun medan jalan menuju daerah tersebut sangat sulit dilalui kendaraan pengangkut alat berat. Mengantisipasi datangnya lagi banjir bandang susulan, warga setempat telah menyusun karung-karung berisi pasir di depan rumah guna meminimalkan dampak kerusakan yang ditimbulkan bencana ini.
Cholili mengatakan pihaknya juga telah mendirikan dapur umum di Desa Kalisat. "Paling tidak selama seminggu dapur umum ini akan terus menyediakan logistik," kata Cholili.
Tenda milik TNI dan kepolisian juga telah berdiri menyusul penetapan siaga satu banjir di Bondowoso. Posko bencana banjir bandang didirikan di Markas Komando Rayon Militer Sempol. Sementara itu, Perhutani setempat menyatakan banjir bandang terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi.
Selain itu, kebakaran pada November 2014 yang melahap tumbuhan dan pepohonan memperparah dampak banjir tersebut. Banjir bandang pernah menimpa Bondowoso 25 tahun silam. "Ada rencana untuk rehabilitasi hutan," kata Damanhuri, administrator Perhutani setempat saat meninjau lokasi banjir bandang.