Apel Impor Berbakteri, Harga Apel Lokal Melonjak  

Reporter

Senin, 2 Februari 2015 15:41 WIB

Petugas Dinas Perdagangan DKI Jakarta, mendata buah apel impor jenis Granny Smith dan Gala dari California, untuk diteliti kehigienisannya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta, 29 Januari 2015. Kementerian Perdagangan melarang peredaran apel tersebut yang diduga mengandung bakteri Listeria Monocytogenes. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Bojonegoro - Heboh apel impor dari California, Amerika Serikat, yang diketahui terkontaminasi bakteri Listeria monocytogenes membawa berkah bagi buah apel lokal. Sebab, harganya melonjak. "Selama sepekan ini, berbagai jenis buah lokal memang banyak diminati," kata Amri, penjual di Pasar Banjarejo, Bojonegoro, Jawa Timur, Senin, 2 Februari 2015.

Amri menunjuk jenis-jenis apel malang, apel manalagi, dan apel hijau. Harganya yang semula Rp 15 ribu per kilogram kini naik menjadi Rp 17 ribu per kilogram. Selain itu, jeruk bali ukuran besar, jeruk singkawang, serta pepaya lokal juga terkena imbas kenaikan harga. (Baca: Apel AS Kena Bakteri, Apel Malang Curi Peluang)

Kesaksian yang sama disampaikan sejumlah penjual buah di Pasar Besar Babat, Lamongan, Jawa Timur. Tingginya permintaan membuat mereka menambah stok. Misalnya, untuk apel malang jenis manalagi dan apel hijau, dari biasanya stok di kios rata-rata 30-50 kilogram, kini jumlahnya bisa naik 150 persen.

Sebelumnya, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bojonegoro menggelar inspeksi di beberapa supermarket dan toko-toko buah terkait dengan pengumuman yang dibuat pemerintah pusat soal apel impor berbakteri. Mereka mengumpulkan beberapa sampel dan mengujinya di laboratorium. "Ya, tetap ada pemeriksaan untuk buah impor," ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bojonegoro Basuki. (Baca: Kronologi Wabah Listeroris pada Apel Amerika)

Inspeksi yang sama juga dilakukan di Kota Batu, Jawa Timur. Hasilnya, 140 kilogram apel berlabel Granny Smith serta Gala disita dan ditarik dari peredaran. "Semua sudah dimusnahkan," kata Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Batu Samsul Bakri.

Inspeksi dan heboh apel impor berbakteri itu telah menyebabkan penjualan semua buah impor di kota ini terdampak. "Penjualan anjlok 20 persen," kata penyalur buah impor, Tina Prayogo.

Sebelumnya, Tina mengaku menyalurkan rata-rata 20 peti buah. Namun kini, sejumlah pedagang menolak buah impor. Jadi, buah kembali dimasukkan ke gudang penyimpanan. Jika tak laku di pasaran, buah bakal rusak dan membusuk. "Jelas rugi, barang tak laku," katanya.

SUJATMIKO | EKO WIDIANTO




Berita Lainnya:
KPK Tak Hadir, Sidang Budi Gunawan Ditunda Sepekan
Daerah Cemburu Penghasilan PNS Jakarta yang Besar
Labora Buron, Surat Keterangan Bebas Diusut
Pendukung Budi Gunawan yang 'Bening' Bikin Ricuh
Puan Masih Ketua DPP, PDIP Berdalih Tunggu Kongres
Kasus Budi Gunawan, KPK Kembali Panggil 3 Polisi
Jokowi Bicara Sidang Praperadilan Budi Gunawan









Advertising
Advertising

Berita terkait

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

6 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

1 hari lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

1 hari lalu

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai disorot usai banyak kritikan terkait kinerjanya. Berapa gajinya?

Baca Selengkapnya

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

1 hari lalu

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

Mendag Zulhas bercerita panjang lebar soal alasan merevisi Permendag Nomor 36 Tahun 2024 soal pengaturan impor.

Baca Selengkapnya

Barang Pekerja Migran Bebas Masuk tapi Harus Ikuti Peraturan Menteri Keuangan, Apa Saja Syaratnya?

2 hari lalu

Barang Pekerja Migran Bebas Masuk tapi Harus Ikuti Peraturan Menteri Keuangan, Apa Saja Syaratnya?

Kementerian Perdagangan menghapus pembatasan jumlah maupun jenis pengiriman atau barang impor milik pekerja migran (PMI) tapi tetap diawasi Bea Cukai

Baca Selengkapnya

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

3 hari lalu

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

Viral seorang pria yang merobek tas Hermes mewah miliknya di depan petugas Bea Cukai. Bagaimana duduk persoalan sebenarnya?

Baca Selengkapnya

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

3 hari lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

3 hari lalu

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

Permendag nomor 3 tahun 2023 diklaim belum sempurna.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

4 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

4 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

Mendag Zulkifli Hasan kembalikan aturan impor bahan baku industri. Apa alasannya? Begini bunyi Permendag 25/2022.

Baca Selengkapnya