Presiden Jokowi, didampingi Jusuf Kalla, Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno, Kapolri Jenderal Pol Sutarman (kanan), dan Wakapolri Komjen Pol Badrodin Haiti (kiri) di Istana Merdeka, Jakarta, 16 Januari 2015. Jokowi memberhentikan dengan hormat Jenderal Pol Sutarman dan mengangkat Komjen Pol Badrodin Haiti sebagai Plt Kepala Polri. ANTARA/Setpres-Rusman
TEMPO.CO, Jakarta - Tim 9 yang bertugas melerai kisruh KPK Vs Polri bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada Rabu, 28 Januari 2015. Dalam pertemuan itu, anggota Tim 9, Imam Prasodjo memperhatikan bahasa tubuh Jokowi. (Baca: Kata Prabowo Soal Pertemuan dengan Jokowi di Bogor)
Imam mengatakan Presiden Jokowi sempat mencoba berbasa-basi dengan bercerita kegiatan yang dilakukannya akhir-akhir ini. Imam Prasodjo yang juga pengamat sosial dari Universitas Indonesia meyakini kegiatan Jokowi itu sangat melahkan. (Baca: Mau Gulingkan Presiden Jokowi? Ini Peluangnya)
"Untung saya mudah tidur. Di manapun saya pergi, setelah 30 menit saya dapat tidur pulas," kata Imam menirukan ucapan Jokowi melalui keterangan tertulis, Kamis 29 Januari 2015. (Baca: Jumpa di Istana, Jokowi-Prabowo Hanya Bahas Silat?)
Imam menilai Jokowi tampak mencoba rileks. Namun raut wajah Jokowi mencerminkan sikap berbeda. Imam menilai ada ketegangan yang tersembunyi dalam pertemuan ini. (Baca: KPK Vs Polri, Beda Gaya Ngobrol Jokowi dan SBY)
Ketua Tim 9, Syafii Maarif kemudian membuka pembicaraan daalam diskusi tertutup itu. Syafii, kata Imam, mulai menanyakan kontribusi apa yang bisa tim itu berikan atas masalah yang sedang dipikirkan Jokowi. "Dengan menarik nafas panjang, Presiden menjelaskan duduk soal yang menjadi bahan pemikirannya," kata Imam. (Baca: Bambang Golkar Sebut Tim 9 Jokowi Bikin Keruh)
Menurut Imam, Jokowi jelas berkomitmen mencari jalan keluar untuk mengakhiri kisruh KPK Vs Polri. Jokowi tetap mengacu pada koridor hukum. Namun pada saat yang sama, Jokowi juga tak dapat mengabaikan realitas politik yang sedang dihadapinya. "Realitas baik dari kalangan internal partai pendukung maupun partai di parlemen pada umumnya," katanya Imam. (Baca juga: EKSKLUSIF Ratna, Blak-blakan Kasus Bambang KPK)