Anggota Komisi VI DPR, Hasto Kristiyanto usai menjalani pemeriksaan di KPK Jakarta, Kamis (16/4). Politisi dari PDIP itu diperiksa sebagai saksi tersangka Abdul Hadi Djamal. TEMPO/Adri Irianto
TEMPO.CO, Jakarta - Politikus PDI Perjuangan, Junimart Girsang, mengatakan pernyataan Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto seputar manuver politik Ketua KPK Abraham Samad adalah inisiatif pribadi, bukan pernyataan resmi partai. Alasannya, hanya Hasto dan beberapa saksi yang tahu rincian pertemuan dengan Abraham Samad dan petinggi Partai NasDem soal pencalonan wakil presiden pada pemilihan lalu.
"Pernyataan Hasto itu tak ada kaitannya dengan PDIP. Itu inisiatif sendiri, karena dia yang bersinggungan langsung dan berniat mengungkap KPK jadi alat politik seseorang," kata Junimart saat dihubungi Tempo, Jumat, 23 Januari 2015.
Kemarin, Hasto menuding Ketua KPK bermain politik dalam menetapkan status tersangka calon Kapolri, Komisaris Jenderal Budi Gunawan. Ia mengatakan Abraham Samad dendam karena tak terpilih menjadi calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo. Hasto membeberkan enam pertemuan dengan Abraham saat PDIP membuka bursa pencalonan wakil presiden.
"Pertemuan itu atas inisiatif anggota tim sukses dari Abraham Samad yang berinisial D," kata Hasto.
Junimart mengaku ia dan orang PDI Perjuangan tak tahu ada pertemuan lobi politik tersebut. Ia mengatakan pihaknya hanya tahu bahwa Abraham Samad mulai digadang sebagai calon pendamping Jokowi karena dukungan dari media dan masyarakat.
"Hasto tak pernah bilang itu. Tapi dulu, kan, rakyat memang tahu bahwa Abraham Samad masuk jadi bakal calon cawapres, cuma kami tak tahu manuvernya," kata Junimart.
Atas dasar itu, Junimart mendorong KPK membentuk Komite Etik. "Mereka harus buat itu agar KPK tak disalahgunakan, justru agar KPK kuat," ujarnya.