Calon Kapolri: 3 Perbedaan Pilihan Jokowi-SBY  

Reporter

Senin, 12 Januari 2015 02:27 WIB

Kalemdikpol Irjen Pol Budi Gunawan. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta -Kecaman terhadap Presiden Jokowi yang menunjuk Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai calon Kepala Kepolisian RI terus bergulir. Jokowi dinilai melupakan program "reformasi penegakan hukum yang bebas korupsi" yang ia janjikan saat kampanye pemilihan presiden.

Dalam beberapa hal, ada kesamaan cara dan pilihan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika menentukan Komisaris Jenderal Sutanto sebagai calon Kapolri pada 2005 dibandingkan dengan pilihan Jokowi saat ini. (Baca:Calon Kapolri: Tiga Persamaan Pilihan Jokowi dan SBY)



Hanya, muncul pula perbedaan yang mencolok. Setidaknya ada tiga perbedaan situasi dan pilihan calon Kapolri yang diajukan oleh dua Presiden itu:



1. Mulus vs Heboh
Pencalonan Komisaris Jenderal Sutanto pada 2005 berjalan mulus. Saat diajukan oleh Presiden Yudhoyono ke DPR, Sutanto memimpin Badan Narkotika Nasional. Tak ada aksi menentang yang dilancarkan kalangan aktivis antikorupsi. Pada awal Juli 2005, DPR pun Setuju-Sutanto Diangkat Menjadi Kepala Polri.


Advertising
Advertising


Kali ini usulan Jokowi ditentang keras oleh aktivis antikorupsi. Mereka bahkan membuat petisi online yang mendesak Presiden membatalkan pencalonan Budi Gunawan. Petisi yang digagas oleh aktivis Indonesia Corruption Watch, Emerson Yuntho ini meminta Jokowi melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi dalam proses pemilihan Kapolri. (Baca: Petisi Desak Jokowi Batalkan Budi Gunawan)



2. Jenderal Antijudi vs Rekening Gendut
Sutanto dikenal sebagai jenderal antijudi dan ia juga melanjutkan operasi pemberantasan judi ketika menjadi Kapolri. Lelaki kelahiran Pemalang, 30 September 1950 itu merupakan lulusan terbaik di Akademi Kepolisian pada 1973. Karirnya kepolisiannya lengkap. Ia pernah menduduki posisi penting seperti Kapolda Sumatera Utara dan Jawa Timur.



Budi Gunawan pun sebetulnya memiliki prestasi yang bagus. Lelaki kelahiran Solo, 11 Desember 1959, ini merupakan salah satu lulusan terbaik Akademi Kepolisian 1983 dan pernah menjadi Kapolda Bali. Namanya cukup dikenal saat ia menjadi ajudan Presiden Megawati.



Hanya, rekam jejaknya mulai tercemar saat ia disebut memiliki rekening gendut mencapai Rp 54 miliar pada 2010. Pada 2008, ia resmi melaporkan kekayaannya Rp 4,6 miliar. Lima tahun kemudian, harta yang dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Komisi meningkat drastis menjadi Rp 22,6 miliar. (Baca: Relasi Mantan Ajudan)

Mantan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, Yunus Husein menyesalkan pengajuan nama Budi Gunawan. "Calon Kapolri sekarang pernah diusulkan menjadi menteri. Tetapi pada waktu pengecekan info di PPATK & KPK, yang bersangkutan mendapat rapor merah alias tidak lulus," ujar Yunus melalui twitternya @YunusHusein, Ahad, 11 Januari 2015. (Baca: Ternyata Budi Gunawan Dapat Rapor Merah KPK )



3. Bukan Calon Titipan vs Cita Rasa Megawati
Kendati Sutanto merupakan bekas ajudan Presiden Suharto, saat itu tidak muncul spekulasi bahwa ia merupakan calon titipan. Berbeda dengan pencalonan Budi Gunawan kali ini. Sebagai mantan ajudan Presiden Megawati, Budi dianggap sebagai calon yang direstui oleh Mega yang merupakan orang nomor satu di PDI Perjuangan—partai pengusung Jokowi.



Emerson Yuntho bahkan menilai penunjukan Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kepala Kepolisian bukan atas dasar pilihan Presiden Joko Widodo, melainkan pilihan Megawati. "Sebenarnya yang jadi presiden itu Jokowi atau Megawati?" katanya, Sabtu 10 Januari 2015. (Baca: Pilihan Jokowi Cita Rasa Megawati)

MOYANG KASIH DEWIMERDEKA | RIKY FERDIANTO





Baca juga:
Rekening Budi Gunawan Gendut, Kami Tanya Isu Itu
Ternyata Budi Gunawan Dapat Rapor Merah KPK
Pilih Budi Gunawan, Jokowi Ingkar Janji
Jokowi Ditantang Bongkar Rekening Budi Gunawan
Siapa yang Tangani Rekening Gendut Budi Gunawan
Mega Perintahkan PDIP Terima Budi Gunawan

Berita terkait

Jokowi dan Ma'ruf Amin Dukung Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Olimpiade Paris 2024 Usai Gagal ke Final Piala Asia U-23 2024

29 menit lalu

Jokowi dan Ma'ruf Amin Dukung Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Olimpiade Paris 2024 Usai Gagal ke Final Piala Asia U-23 2024

Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin tetap memberikan dukungan semangat kepada Timnas U-23 Indonesia bisa lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Kota Medan, Berikut Sederet Kontroversi Bobby Nasution

1 jam lalu

Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Kota Medan, Berikut Sederet Kontroversi Bobby Nasution

Bobby Nasution kembali menuai kontroversi setelah melantik pamannya menjadi Sekda Kota Medan. Ini deretan kontroversinya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kunker ke Banyuwangi, Bakal Serahkan Sertifikat Tanah Elektronik

2 jam lalu

Jokowi Kunker ke Banyuwangi, Bakal Serahkan Sertifikat Tanah Elektronik

Presiden Jokowi bertolak ke Banyuwangi, Jawa Timur, untuk kunjungan kerja.

Baca Selengkapnya

CEO Microsoft Temui Jokowi, Menkominfo: Komitmen Investasinya Rp 28 T

2 jam lalu

CEO Microsoft Temui Jokowi, Menkominfo: Komitmen Investasinya Rp 28 T

Menteri komunikasi dan informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi mengungkap jumlah investasi Microsoft di Indonesia sebesar $1,7 miliar.

Baca Selengkapnya

Ini Pertimbangan Hakim Tolak Gugatan terhadap Rocky Gerung

3 jam lalu

Ini Pertimbangan Hakim Tolak Gugatan terhadap Rocky Gerung

Hakim menilai pernyataan Rocky Gerung sebagai kritik terhadap kebijakan publik, bukan serangan personal terhadap individu.

Baca Selengkapnya

Antusiasme Warga Nobar Timnas Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024

4 jam lalu

Antusiasme Warga Nobar Timnas Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024

Jokowi dan beberapa menteri nonton bareng laga Timnas Indonesia vs Uzbekistan di Piala Asia U-23 2024. Nobar pun dilakukan di banyak tempat semalam.

Baca Selengkapnya

Budi Arie Projo Klaim Tak Ada Cawe-cawe Jokowi di Pilkada 2024

5 jam lalu

Budi Arie Projo Klaim Tak Ada Cawe-cawe Jokowi di Pilkada 2024

Ketum Projo Budi Arie juga mengatakan belum ada arahan khusus dari Jokowi mengenai pilkada.

Baca Selengkapnya

Ketum Projo Budi Arie Pastikan Jokowi Bukan Lagi Kader PDIP

5 jam lalu

Ketum Projo Budi Arie Pastikan Jokowi Bukan Lagi Kader PDIP

Ketika ditanya peluang Jokowi masuk partai lain, Budi Arie meminta publik menunggu. Dia juga bicara soal peluang Jokowi masuk Golkar.

Baca Selengkapnya

Saat Bos Apple dan Bos Microsoft Bergiliran Temui Presiden Jokowi

5 jam lalu

Saat Bos Apple dan Bos Microsoft Bergiliran Temui Presiden Jokowi

Presiden Jokowi menerima lawatan Bos Microsoft Satya Nadella. Sebelumnya, Bos Apple Tim Cook juga telah menemui Jokowi. Apa yang dibahas?

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Bos Microsoft Bahas Investasi Besar di Bidang Kecerdasan Buatan

6 jam lalu

Jokowi dan Bos Microsoft Bahas Investasi Besar di Bidang Kecerdasan Buatan

Budi Arie yang mendampingi Jokowi saat bertemu Nadella mengatakan Microsoft akan berinvestasi secara signifikan dalam empat tahun ke depan.

Baca Selengkapnya