Begini Skenario Pengangkatan Ekor Air Asia  

Reporter

Kamis, 8 Januari 2015 21:54 WIB

Foto bagian ekor pesawat AirAsia QZ8501 di dalam perairan Laut Jawa ditampilkan oleh BASARNAS, 7 Januari 2015. Lokasi penemuan berada di titik koordinat 3 derajat 38' 39'' Lintang Selatan dan 109 derajat 43' 45'' Bujur Timur, sekitar 127 kilometer dari Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, dan 188 kilometer dari Pulau Belitung. AP/BASARNAS

TEMPO.CO, Pangkalan Bun - Tim pencari dan penyelamat (SAR) gabungan rencananya mengangkat ekor pesawat Air Asia QZ8501 pada Jumat besok, 9 Januari 2015. Proses pengangkatan ini dapat dikatakan rumit.Tim menggunakan tujuh lifting bags atau balon pengangkat untuk mengangkut ekor pesawat seberat 70 ton. ”Kami memakai lifting bags dengan prinsip kompressor yang ditiupkan dari atas kapal,” kata Ketua Tim Penyelam TNI Angkatan Laut Kapten Saiful Aprianto di Lapangan Udara Iskandar Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Kamis, 8 Januari 2015.

Tim akan membawa tujuh lifting bags, yaitu dua balon berkapasitas angkut 5 ton, tiga balon berkapasitas 10 ton, dan dua balon kapasitas 35 ton. Tim dinas penyelamat armatim TNI Angkatan laut membawa alat tersebut dari Bandara Juanda Surabaya ke Lapangan Iskandar Pangkalan Bun dengan pesawat Uniform -617.

Rencananya, ketujuh balon pengangkat itu akan diikat pada ujung-ujung ekor pesawat yang terletak di kedalaman 30 meter di Laut Karimata. Sebanyak 15 penyelam terlatih akan mengikat tali tersebut dan memastikan posisi pengangkatan seimbang. (Baca: Ekor Air Asia Ditargetkan Diangkat Besok).

Setelah itu, tim di atas kapal meniupkan gas lewat kompressor agar lifting bags mengembang dan mampu mengangkat ekor hingga ke permukaan laut. Tim juga menggunakan crane atau taling pengerek untuk memindahkan puing ekor pesawat dari permukaan laut ke atas kapal. ”Lebih aman diangkat dulu dengan lifting bags ke permukaan, lalu diangkat lagi pakai crane ke atas kapal,” kata Saiful.

Skenario lain, puing ekor pesawat akan dibiarkan berada di dalam air dan tetap digantung pada balon. Menurut Saiful, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyarankan agar black box atau kotak hitam di ekor pesawat tersebut sebaiknya berada di dalam air. ”Jadi ada kemungkinan tetap digantung dulu,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama Manahan Simorangkir di Pangkalan Bun, Kamis sore tadi. (Baca: Olah Kotak Hitam Air Asia, Bagaimana Prosesnya?).

TNI Angkatan Laut memastikan penggunaan balon pengangkat lebih aman dibanding hanya menggunakan crane di atas kapal pontoon atau tongkang. Soalnya, daya angkut crane dipastikan harus lebih besar ketimbang beban ekor pesawat. Menurut dia, beban ekor pesawat memiliki berat tambahan karena air dan arus bawah laut. ”Jadi lebih baik pakai balon,” kata Letnan Kolonel AL Ashari Alamsyah pada kesempatan yang sama.

Tim penyelam dipastikan bekerja cepat. Rencananya, tim berangkat dari Pangkalan Bun pada pukul 05.30 WIB dengan menggunakan helikopter Basarnas dan TNI AL. Awak kapal KRI Banda Aceh menjadi pengawas dan operator pengangkatan ekor. "Dengan kedalaman laut 30 meter, kami bekerja 20-30 menit karena tak ada chamber sehingga memakai prosedur tabel,” kata Saiful. (Baca: Moeldoko Pimpin Evakuasi Ekor Air Asia).

PUTRI ADITYOWATI

Terpopuler:












Advertising
Advertising

Berita terkait

AirAsia Indonesia Bukukan Pendapatan Rp5,91 Triliun di Kuartal III 2024, Naik 20 Persen

1 hari lalu

AirAsia Indonesia Bukukan Pendapatan Rp5,91 Triliun di Kuartal III 2024, Naik 20 Persen

PT AirAsia Indonesia Tbk. (AAID/CMPP) membukukan pendapatan sebesar Rp 5,91 triliun pada kuartal III tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Menhub dan BPH Migas Silang Pendapat Soal Avtur yang Dituding Sebabkan Tiket Pesawat Mahal

28 hari lalu

Menhub dan BPH Migas Silang Pendapat Soal Avtur yang Dituding Sebabkan Tiket Pesawat Mahal

Menhub Budi Karya Sumadi dan BPH Migas berbeda pendapat soal harga avtur yang disebut-sebut sebagai penyebab mahalnya harga tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

BBN Airlines Indonesia Resmi Beroperasi, Kemenparekraf Berharap Penambahan Suplai Membuat Tiket Lebih Terjangkau

30 hari lalu

BBN Airlines Indonesia Resmi Beroperasi, Kemenparekraf Berharap Penambahan Suplai Membuat Tiket Lebih Terjangkau

Kemenparekraf berharap adanya maskapai baru BBN Airlines Indonesia bisa menambah suplai dan bantu beri alternatif kepada masyarakat.

Baca Selengkapnya

Mengapa Black Box Pesawat Berwarna Oranye? Ini Penjelasannya

31 hari lalu

Mengapa Black Box Pesawat Berwarna Oranye? Ini Penjelasannya

Mengenal black box pesawat yang berwarna oranye dan teknologinya, sehingga tidak mudah hancur.

Baca Selengkapnya

AirAsia Berikan Insentif Terbang Gratis untuk Atlet Peraih Medali Olimpiade dan Paralimpiade 2024

40 hari lalu

AirAsia Berikan Insentif Terbang Gratis untuk Atlet Peraih Medali Olimpiade dan Paralimpiade 2024

Maskapai penerbangan AirAsia memberikan penghargaan kepada atlet ASEAN yang meraih medali di Olimpiade dan Paralimpiade Paris 2024

Baca Selengkapnya

AirAsia Pesan 361 Pesawat Airbus A321 untuk Capai Emisi Nol Bersih Tahun 2050

41 hari lalu

AirAsia Pesan 361 Pesawat Airbus A321 untuk Capai Emisi Nol Bersih Tahun 2050

Maskapai penerbangan AirAsia mengumumkan kerja sama jangka panjangnya dengan produsen pesawat Eropa, Airbus.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Menjelang MotoGP Mandalika 2024

42 hari lalu

Serba-serbi Menjelang MotoGP Mandalika 2024

Kemenparekraf berkomitmen akan mendukung dan menyukseskan event MotoGP Mandalika 2024 menjadi yang terbaik dari sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Grup AirAsia Jajaki Berbagai Sumber Pendanaan untuk Tambah Armada

54 hari lalu

Grup AirAsia Jajaki Berbagai Sumber Pendanaan untuk Tambah Armada

Grup AirAsia tengah menjajaki berbagai sumber pendanaan, baik dari publik melalui bursa saham hingga lembaga perbankan, untuk menambah armada.

Baca Selengkapnya

Bos AirAsia Soroti Mahalnya Harga Tiket Pesawat di Indonesia, Sampaikan Sejumlah Usulan ke Luhut

55 hari lalu

Bos AirAsia Soroti Mahalnya Harga Tiket Pesawat di Indonesia, Sampaikan Sejumlah Usulan ke Luhut

CEO Capital A Berhad, induk perusahaan maskapai penerbangan AirAsia, Tony Fernandes menyoroti mahalnya harga tiket pesawat di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bos AirAsia Tony Fernandes Sebut Harga Avtur Indonesia Tertinggi di ASEAN, Apa Sebab dan Dampaknya?

56 hari lalu

Bos AirAsia Tony Fernandes Sebut Harga Avtur Indonesia Tertinggi di ASEAN, Apa Sebab dan Dampaknya?

CEO Capital A Berhad, induk perusahaan maskapai AirAsia, Tony Fernandes, menyebutkan harga avtur di RI termahal di ASEAN. Ini penjelasannya.

Baca Selengkapnya