Komnas HAM: Kasus HAM di Kejaksaan Agung Macet  

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Kamis, 8 Januari 2015 15:47 WIB

Sejumlah keluarga korban pelanggaran HAM berat mendatangi Kantor Komisi Kejaksaan di Jakarta, Senin (23/7). ANTARA/Reno Esnir

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Hafid Abbas mengatakan penuntasan tujuh kasus pelanggaran hak asasi manusia berat pada masa lalu yang kini ditangani Kejaksaan Agung belum menunjukkan perkembangan hingga akhir 2014. "Hingga akhir 2014, tujuh hasil penyelidikan Komnas HAM masih belum ditindaklanjuti Jaksa Agung," kata Hafid di kantor Komnas HAM, Jakarta, Kamis, 8 Januari 2015.

Ketujuh kasus itu yakni peristiwa 1965-1966; penembakan misterius 1982-1985; peristiwa Talangsari, Lampung, 1989; penghilangan paksa orang 1997-1998; kerusuhan Mei 1998; peristiwa Trisakti, Semanggi I, dan Semanggi II; serta peristiwa Wasior dan Wamena 2003. (Baca: Komnas HAM Minta Jokowi Tangani Kasus GKI Yasmin)

Hafid berharap pemerintahan Presiden Joko Widodo bisa segera menuntaskan kasus-kasus itu. "Mudah-mudahan pemerintahan Jokowi bisa mempercepat penyelesaian kasus-kasus itu," ujarnya. Apalagi, ia melanjutkan, pemerintahan Jokowi telah berkomitmen menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM itu. "Kuncinya, harus ada kemauan politik yang sungguh-sungguh."

Komnas HAM, ujar Hafid, juga berharap Jaksa Agung Prasetyo segera menuntaskan kasus-kasus terbengkalai yang ditangani Korps Adhyaksa. "Kami sudah bertemu dengan Jaksa Agung dan beliau berkomitmen untuk menyelesaikan kasus-kasus itu," ucap Hafid.

Komisioner Komnas HAM Bidang Pemantauan dan Penyelidikan Maneger Nasution mengatakan pihaknya akan mendorong pemerintahan Jokowi untuk memberesi kasus-kasus ini. Misalnya, jika kasus-kasus itu sulit dibawa ke ranah pengadilan ad hoc, Komnas HAM akan meminta pemerintah menempuh upaya rekonsilisasi dengan mengajukan permintaan maaf secara resmi atas terjadinya kasus itu. "Atau setidaknya menyampaikan rasa penyesalan," kata Maneger.

PRIHANDOKO




Berita Terpopuler:
Ekor Air Asia Ditemukan, Penyelam Kehabisan Oksigen
Sindir ISIS, 11 Pekerja Majalah Tewas Ditembak
Menteri Jonan: Kenapa Saya Harus Tunduk Singapura?

Berita terkait

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

1 hari lalu

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

Kemenkumham mengklaim Indonesia telah menerapkan toleransi dan kebebasan beragama dengan baik.

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

14 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

19 hari lalu

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

Komisi penyelidikan independen terhadap pelanggaran HAM di Israel dan Palestina menuding Israel menghalangi penyelidikan terhadap serangan 7 Oktober oleh Hamas.

Baca Selengkapnya

MK Serukan Dukungan untuk Palestina di Forum Dunia

46 hari lalu

MK Serukan Dukungan untuk Palestina di Forum Dunia

MK RI menyerukan dukungan untuk Palestina dalam forum pertemuan Biro World Conference on Constitutional Justice atau WCCJ ke-21 di Venice, Italia.

Baca Selengkapnya

Anggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?

51 hari lalu

Anggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?

Anggota Komite HAM PBB Bacre Waly Ndiaye mempertanyakan dugaan intervensi Jokowi di Pilpres 2024 dalam sidang di Jenewa, Swiss.

Baca Selengkapnya

KontraS Kritik Respons Pemerintah Soal Pemilu dan HAM di ICCPR Jenewa

52 hari lalu

KontraS Kritik Respons Pemerintah Soal Pemilu dan HAM di ICCPR Jenewa

KontraS menyayangkan respons delegasi Indonesia terhadap berbagai kritik dan pertanyaan dari ICCPR.

Baca Selengkapnya

International Women's Day, Perempuan Indonesia Bicara Carut-Marut Rezim Jokowi: Tuntut Penegakan Demokrasi

57 hari lalu

International Women's Day, Perempuan Indonesia Bicara Carut-Marut Rezim Jokowi: Tuntut Penegakan Demokrasi

Aliansi Perempuan Indonesia menuntut penegakan demokrasi dan supremasi hukum

Baca Selengkapnya

Kini Siap Kerja Sama, Mengapa AS Dulu Mencekal Prabowo?

59 hari lalu

Kini Siap Kerja Sama, Mengapa AS Dulu Mencekal Prabowo?

Prabowo Subianto punya hubungan kurang harmonis dengan Amerika Serikat (AS). Dia pernah masuk dalam daftar hitam selama 20 tahun.

Baca Selengkapnya

Andri Alapas Terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru 2024-2028, Ketua YLBHI: Persoalan Demokrasi Tantangan ke Depan

29 Februari 2024

Andri Alapas Terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru 2024-2028, Ketua YLBHI: Persoalan Demokrasi Tantangan ke Depan

Andri Alapas terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru Periode 2024-2028 pada Kamis, 29 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Sederet Intimidasi terhadap Mereka yang Gaungkan Pemakzulan Jokowi

25 Februari 2024

Sederet Intimidasi terhadap Mereka yang Gaungkan Pemakzulan Jokowi

Bagaimana intimidasi dan kekerasan terjadi kepada para pihak yang menggaungkan pemakzulan presiden.

Baca Selengkapnya