Perintah Jokowi Evakuasi Air Asia 'Ditentang' Cuaca  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Rabu, 31 Desember 2014 09:11 WIB

Presiden Joko Widodo memantau proses pencarian serpihan dan jenazah penumpang pesawat AirAsia QZ 8501 di atas perairan sekitar Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, 30 Desember 2014. Dari pantauan di atas udara itu, Jokowi mengaku melihat sejumlah pelampung dan serpihan pesawat. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Pangkalan Bun - Cuaca di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, sejak Rabu pagi, 31 Desember 2014, memburuk. Hujan intensitas ringan hingga sedang mengguyur sejak pukul 06.30 WIB dan masih berlangsung sampai berita ini diturunkan. Akibat cuaca buruk, proses evakuasi korban Air Asia QZ8501 yang dilakukan hari ini tak bisa dimulai.

Padahal saat mendengar kabar penemuan korban dan tanda-tanda keberadaan pesawat, Presiden Jokowi meminta proses evakuasi besar-besaran dilakukan mulai hari ini. "Saya minta operasi difokuskan ke evakuasi korban," kata Jokowi di Crisis Center Air Asia, Bandara Juanda, Surabaya, Selasa, 30 Desember 2014. (Baca: Cara Benar Evakuasi Korban Air Asia QZ 8501)

Permintaan Jokowi itu agak sulit dipenuhi. Kepala Kantor Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah Pangkalan Bun Lukman Soleh di Posko Utama pencarian Air Asia di Landasan Udara Iskandar mengatakan kondisi cuaca hari ini berpotensi terus memburuk. "Selain hujan, radar kami juga menangkap potensi pembentukan awan cumulonimbus di wilayah lautan," ujarnya. (Baca: Air Asia, Hercules ke Pangkalan Bun Balik ke Halim)

Awan cumulonimbus, yang diduga penyebab Air Asia jatuh, berpotensi terbentuk di atas perairan Pangkalan Bun. Jarak dari permukaan laut ke dasar awan hanya 300 meter. "Tapi ketinggian awan ini sampai puncaknya bisa 15 kilometer, kurang aman buat penerbangan." (Baca: Cari Serpihan Air Asia, Basarnas Turunkan Penyelam)


Pola hujan di Pangkalan Bun, menurut dia, akan terus meningkat karena sudah memasuki musim hujan. Adapun kecepatan angin di wilayah ini bisa mencapai 25 knot yang bertiup dari arah barat ke utara, atau ke arah daratan. Kecepatan angin ini membuat ketinggian gelombang di perairan mencapai 2 sampai 5 meter. "Bagusnya, kalau angin bisa lebih kencang, awan cumulonimbus bisa pecah, sehingga langit lebih bersih." (Baca: Duka AirAsia, Ngunduh Mantu Raffi Ahmad Dikecam)

Kondisi cuaca yang tak menentu membuat Lukman harus meng-update prakiraan cuaca setiap satu jam sekali untuk operasi pencarian Air Asia QZ8501. "Selama operasi, prakiraan cuaca harus diperbaharui lebih sering, karena berkaitan dengan hilir mudik pesawat dan pelayaran kapal." (Baca: Air Asia, 3 Kontainer Cold Storage Disiapkan)

Direktur Operasional Badan SAR Nasional posko Pangkalan Bun S.B. Supriyadi berharap kondisi cuaca segera membaik. "Tapi, ya, kita bisa apa kalau menghadapi alam?" ucapnya. "Tapi kalau sudah terlihat normal, operasi langsung dimulai." (Baca: Identifikasi Korban Air Asia, Berapa Lama?)

Supriyadi mengatakan akibat cuaca buruk, komunikasi antara posko di darat dan KRI Bung Tomo yang berada di lokasi evakuasi Air Asia QZ8501 terputus. "Kami hilang kontak, terakhir kali tadi pagi pukul 06.00." Menurut dia, hingga pagi tadi, kru KRI Bung Tomo belum berhasil mengevakuasi korban baru. "Masih sama seperti kemarin, tiga korban." (Baca juga: Bodi Air Asia Terbalik Tampak di Kedalaman 30 Meter)

PRAGA UTAMA

Topik terhangat:
AirAsia | Banjir | Natal dan Tahun Baru | ISIS | Susi Pudjiastuti

Berita terpopuler lainnya:
Kasus E-mail Palsu, Bank Mandiri Lapor Polisi
PPATK Temukan Rekening Gendut 26 Bupati
Indonesia Kehilangan 90 Ribu Barel Minyak Perhari

Berita terkait

Bahas RUU Kementerian Negara Bersama Pemerintah, DPR Tunggu Surpres Jokowi

14 menit lalu

Bahas RUU Kementerian Negara Bersama Pemerintah, DPR Tunggu Surpres Jokowi

Baleg DPR siapa menteri yang ditunjuk presiden untuk membahas RUU Kementerian Negara.

Baca Selengkapnya

Prabowo Akan Tambah Kementerian pada Kabinetnya, Faisal Basri: Menteri Sekarang Sudah Kebanyakan

1 jam lalu

Prabowo Akan Tambah Kementerian pada Kabinetnya, Faisal Basri: Menteri Sekarang Sudah Kebanyakan

Ekonom Faisal Basri mempertanyakan alasan pemerintahan Prabowo-Gibran berencana menambah sejumlah kementerian baru dalam kabinetnya mendatang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Revisi Aturan tentang Pengetatan Impor, Begini Penjelasan Airlangga

1 jam lalu

Jokowi Revisi Aturan tentang Pengetatan Impor, Begini Penjelasan Airlangga

Presiden Joko Widodo telah merevisi aturan Kementerian Perdagangan tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor menjadi Permendag baru Nomor 8 Tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Istana Klaim Jokowi Hormati Masukan Masyarakat dalam Pembentukan Pansel KPK

2 jam lalu

Istana Klaim Jokowi Hormati Masukan Masyarakat dalam Pembentukan Pansel KPK

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan, nama-nama bakal calon pansel KPK masih dalam proses penggodokan.

Baca Selengkapnya

Aturan Baru KRIS, DJSN: Iuran BPJS Kesehatan Tidak Akan Sama, yang Kaya Tetap Bantu yang Miskin

2 jam lalu

Aturan Baru KRIS, DJSN: Iuran BPJS Kesehatan Tidak Akan Sama, yang Kaya Tetap Bantu yang Miskin

Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Agus Suprapto menyatakan pihaknya masih membahas soal besaran iuran untuk peserta BPJS Kesehatan.

Baca Selengkapnya

Ngabalin Tak Terima PDIP Sebut Jokowi Menyibukkan Diri: Jangan Gitu Ngomongnya

3 jam lalu

Ngabalin Tak Terima PDIP Sebut Jokowi Menyibukkan Diri: Jangan Gitu Ngomongnya

Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden Ali Ngabalin keberatan jika Jokowi disebut menyibukkan diri oleh PDIP.

Baca Selengkapnya

Tolak Revisi UU MK, 26 Akademisi Kirim Surat Terbuka ke Jokowi dan Puan

3 jam lalu

Tolak Revisi UU MK, 26 Akademisi Kirim Surat Terbuka ke Jokowi dan Puan

Puluhan akademisi menolak revisi UU MK dengan mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Jokowi dan Ketua DPR Puan Maharani. Apa isinya?

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

5 jam lalu

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

Berita terkini bisnis: Presiden Jokowi dan Sri Mulyani rapat membahas pembatasan impor, sertifikat tanah di Kabupaten Bekasi beralih ke elektronik.

Baca Selengkapnya

Antara Surplus 48 Bulan Berturut-turut, Ekspor Turun dan Pembatasan Impor Jokowi

5 jam lalu

Antara Surplus 48 Bulan Berturut-turut, Ekspor Turun dan Pembatasan Impor Jokowi

Indonesia kembali mencatat surplus perdagangan 48 bulan berturut-turut pada April 2024

Baca Selengkapnya

Pengurus GP Ansor Bertemu Jokowi di Istana Negara, Berikut Profil Gerakan Pemuda Ansor

6 jam lalu

Pengurus GP Ansor Bertemu Jokowi di Istana Negara, Berikut Profil Gerakan Pemuda Ansor

Jajaran pengurus GP Ansor menemui Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis, 16 Mei 2024. Berikut profil Gerakan Pemuda Ansor.

Baca Selengkapnya