Sikap Menteri Laoly Soal Golkar Benar tapi Salah  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Kamis, 18 Desember 2014 09:07 WIB

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna H. Laoly di halaman Istana Merdeka, Jakarta, 26 Oktober 2014. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie menilai pemerintah mengundang masalah dengan tidak memilih salah satu kubu dalam kisruh internal Partai Golkar. "Keputusan itu mengakibatkan kevakuman partai," kata Jimly yang ditemui dalam "Diskusi Politik Indonesia 100 Hari Jokowi", Rabu, 17 Desember 2014. (Baca: Islah Golkar Kubu Agung dan Ical, 5 Banding 2)

Kementerian Hukum dan HAM, kata Jimly, seharusnya mengambil sikap seperti saat menghadapi konflik dalam Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Sikap pemerintah saat itu, ujar dia, dapat dibenarkan karena tidak membuat kepengurusan partai menjadi vakum. "Soal keputusannya benar atau tidak, bisa digugat ke pengadilan. Tapi yang penting tidak ada kekosongan," kata Jimly. (Baca: Islah Golkar, Kubu Agung Ajukan Lima Syarat)

Seperti diketahui, saat menyelesaikan sengketa PPP, Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly mengeluarkan surat keputusan yang mengesahkan kepengurusan PPP kubu Romahurmuziy. Surat Menteri Laoly itu digugat oleh PPP kubu Djan Fariz ke Pengadilan Tata Usaha Negara. Sedangkan saat menghadapi konflik Partai Golkar, Laoly memilih tidak berpihak pada salah satu kubu. (Baca: Wajah Ical Lenyap dari Markas Golkar)

Meski Menteri Laoly memilih tak mengesahkan Golkar kubu Ical dan Agung, Jimly juga menilai sikap itu dapat dibenarkan secara politik karena pemerintah berusaha netral. Partai Golkar harus menyelesaikan masalahnya sendiri di pengadilan. Selagi kasus bergulir di pengadilan, kepengurusan Golkar berarti dalam kondisi kosong. (Baca: Kubu Aburizal Pilih Bertempur di Pengadilan)

Akibat dari kevakuman ini, Jimly memprediksi Golkar akan menemui masalah saat menghadapi pemilihan kepala daerah yang berlangsung tahun depan. Menurut Jimly, Golkar punya dua pilihan untuk menyelesaikan konfliknya. Pertama, penyelesaian dengan mengajukan gugatan ke pengadilan negeri. Kedua, mengajukan gugatan ke PTUN atas keputusan pemerintah. (Baca juga: PPP dan Golkar Pecah, Bagaimana Nasib PKS dan PAN?)

MOYANG KASIH DEWIMERDEKA

Topik terhangat:
Longsor Banjarnegara | Teror Australia | Pembatasan Motor | Susi Pudjiastuti

Berita terpopuler lainnya:
Imam Prasodjo Ucapkan Innalillahi... pada KPK
Beda Cara Jokowi dan SBY Meredam Rupiah Jeblok
Gara-gara Ahok, Pengusaha Rugi Rp 190 Triliun
Ah Poong Sentul Bogor Disegel

Berita terkait

Airlangga Sebut Golkar akan Usung Emil Dardak Dampingi Khofifah di Pilgub Jatim

1 hari lalu

Airlangga Sebut Golkar akan Usung Emil Dardak Dampingi Khofifah di Pilgub Jatim

Khofifah mengatakan mengaku nyaman dan produktif bekerja sama dengan Emil Dardak, yang menjadi wakil gubernur mendampingi dia.

Baca Selengkapnya

Komitmen Dorong Hak Kekayaan Intelektual

18 hari lalu

Komitmen Dorong Hak Kekayaan Intelektual

Kemenkumham selama 10 tahun terakhir menelurkan berbagai program untuk mengungkit kesadaran akan Hak Kekayaan Intelektual. Termasuk perjuangan di kancah global demi pengakuan dunia.

Baca Selengkapnya

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

20 hari lalu

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

"Ya semuanya teman, halalbihalal yo ditekani kabeh (ya didatangi semua)," ujar Gibran.

Baca Selengkapnya

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

31 hari lalu

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

Setelah hari pertama Idul Fitri di Jakarta, Jokowi terbang ke Medan untuk merayakan hari ke-2 Lebaran. Buat amankan tiket Bobby Nasution ke Pilgub?

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Pilkada 2024 Jadi Batu Loncatan Golkar untuk Pemilu 2029

39 hari lalu

Pengamat Sebut Pilkada 2024 Jadi Batu Loncatan Golkar untuk Pemilu 2029

Ujang pun menyampaikan bahwa para tokoh itu memiliki modal yang cukup untuk dikatakan sebagai calon unggulan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

40 hari lalu

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

Menurut Airlangga, dukungan dari ormas merupakan salah satu kunci agar dirinya dapat kembali terpilih untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar.

Baca Selengkapnya

Airlangga Bicara Peluang Aklamasi Pemilihan Ketua Umum di Munas Golkar

40 hari lalu

Airlangga Bicara Peluang Aklamasi Pemilihan Ketua Umum di Munas Golkar

Airlangga menyatakan dukungan itu merupakan amanah yang harus dijaga.

Baca Selengkapnya

Airlangga Targetkan Partai Golkar Menang 60 Persen di Pilkada 2024

41 hari lalu

Airlangga Targetkan Partai Golkar Menang 60 Persen di Pilkada 2024

Ketua Umum Golkar menargetkan partainya mampu menang lebih dari 50 persen dalam kontestasi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Disebut Sempat Ingin Rebut Kursi Ketua Umum PDIP, Apa Tanggapan Presiden Jokowi?

44 hari lalu

Disebut Sempat Ingin Rebut Kursi Ketua Umum PDIP, Apa Tanggapan Presiden Jokowi?

Presiden Jokowi membantah dirinya sempat ingin merebut posisi Ketua Umum Partai Golkar maupun Ketua Umum PDI Perjuangan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Kepemimpinan Kolegial Terdiri dari Para Sahabat

49 hari lalu

Prabowo Ingin Bentuk Kepemimpinan Kolegial Terdiri dari Para Sahabat

Menurut Prabowo, keinginan itu bisa dilakukan bila ada dukungan untuk memberi nasihat. Prabowo meminta Golkar mendukungnya membangun pemerintahan.

Baca Selengkapnya