Komisi X DPR Minta Kurikulum 2013 Jalan Terus  

Reporter

Editor

Zed abidien

Selasa, 16 Desember 2014 17:38 WIB

Sejumlah siswa mengantre untuk mengembalikan buku kurikulum 2013 kepada pihak sekolah di SMPN 56, Jeruk Purut, Jakarta, 15 September 2014. TEMPO/M Iqbal Ichsan

TEMPO.CO, Bandung - Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Teuku Riefky Harsya meminta pemerintah melanjutkan pemakaian Kurikulum 2013. "Kami melihat ini permasalahan teknis. Sebaiknya permasalahan teknis diselesikan dengan cara teknis juga. Bukan perubahan kebijakan atau bahkan kebijakan yang mundur delapan tahun lalu," katanya di sela kunjungan kerja Komisi X di Bandung, Selasa, 16 Desember 2014.

Politikus Partai Demokrat tersebut menuturkan komisinya sengaja mengunjungi sejumlah provinsi untuk mengetahui pelaksanaan Kurikulum 2013 di daerah. "Memang betul Kurikulum 2013 dalam implementasinya masih ada kendala teknis, ada permasalahan prasarana yang belum siap, ada kebiasaan guru terhadap sistem ajar-mengajar, termasuk sistem penilaian belum terbiasa," ujarnya. (Baca: Anies: Mau Kurikulum Apa pun Bisa, Asalkan..)

Menurut Teuku, komisinya meminta pemerintah berhati-hati dalam mengambil kebijakan di bidang pendidikan. "Kami berharap, apa pun kebijakan Kementerian Pendidikan, jangan menjadikan siswa dan guru sebagai kelinci percobaan," katanya.

Teuku meminta Menteri Anies menimbang soal pelaksanaan Kurikulum 2013, karena Badan Pemeriksa Keuangan sudah melansir potensi kerugian negara jika penerapan kurikulum tersebut dihentikan. "BPK sudah mengatakan, dengan wacana yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan itu, potensi kerugian negara sampai Rp 2 triliun. Dalam hal ini di antaranya mubazirnya pelatihan guru dan buku yang sudah dipesan," ujarnya. (Baca: Menteri Anies: Stop Kurikulum Tak Perlu Izin DPR)

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menuturkan Pemerintah Provinsi Jabar menilai materi Kurikulum 2013 lebih baik dibanding Kurikulum 2006. Salah satunya, ruang dalam pengembangan kompetensi siswa dalam Kurikulum 2013.

Kendati demikian, gubernur yang akrab disapa Aher itu mengatakan ada sejumlah persoalan yang ditemukan di lapangan saat pelaksanaan Kurikulum 2013. Di antaranya adalah soal pengadaan buku bahan ajar dan distribusinya, pelatihan dan persiapan bagi guru serta kepala sekolah yang belum merata, serta pelaksanaan penilaian yang menyulitkan guru.

"Mungkin kemarin diputuskan pada akhir masa jabatan karena mengejar supaya segera. Mungkin itu suasananya, sehingga di lapangan cenderung tergesa, dipaksakan. Kalau kebertahapannya bagus, saya kira enggak ada persoalan," kata Aher. (Baca: Plus-Minus Kurikulum 2013 Versi Dewan Pendidikan)

AHMAD FIKRI

Berita terpopuler
:
Rini Soemarno Mau Jual Gedung BUMN ke Ahok
Nama Mahfud Md. disebut-sebut dalam Kasus Akil
|
'Jokowi Lebih Pantas Pimpin PDIP Dibanding Mega'

Berita terkait

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

1 jam lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

2 jam lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

3 jam lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

18 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

1 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

2 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

2 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

3 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

4 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

4 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya