Petugas Puskesmas menunjukkan salah satu obat salep Hydrocortison yang dapat digunakan untuk mengobati serangan serangga Tomcat di Puskesmas Gambir, Jakarta, Senin (26/3). Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan telah siap mengantisipasi apabila serangan serangga Tomcat meluas hingga menyerang warga di daerah Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Surabaya - Penyebaran serangga tomcat di Surabaya ternyata sudah tidak seluas seperti 2012 lalu. Sampai sekarang, keberadaan serangga bernama ilmiah Paederus littoralis itu baru ditemukan di Rumah Susun Tanah Merah, Tanah Kali Kedinding. (Baca:Jumlah Korban Tomcat di Surabaya Menurun)
Dua tahun lalu, setidaknya 13 kecamatan di Kota Surabaya diserang tomcat. Salah satunya di Apartemen East Coast, Kenjeran. Namun apartemen itu kini aman dari serbuan tomcat. "Kalau sekarang sudah enggak ada," kata salah seorang penghuni apartemen, Laura, kepada Tempo, Senin, 15 Desember 2014.
Sekuriti apartemen, Rizki, mengaku pihak pengelola sudah mengantisipasi dengan menyemprot di seluruh ruangan apartemen. "Setiap Sabtu di-fogging, jadi enggak nemu lagi tomcat seperti 2 tahun lalu," ujarnya. (Baca:Tomcat Kembali Serang Warga Surabaya)
Ahli serangga atau Entomolog dari Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Muhammad Yunus mengatakan menurunnya populasi tomcat dipengaruhi beberapa faktor. Di antaranya berkurangnya musim tanam dan alih fungsi lahan.
<!--more-->
Banyaknya lahan yang digunakan untuk bangunan tempat tinggal manusia membuat populasi Tomcat jauh berkurang. "Jadi manusia yang menginvasi tempat perindukan tomcat," kata Yunus. (Baca:Pemerintah DKI Belum Atasi Tomcatdi Marunda)
Bergesernya tempat perindukan tomcat, berupa sawah atau rawa, akan mereduksi jumlah serangga tersebut. Tidak adanya hama wereng dan hama jagung yang menjadi pakan tomcat membuat serangga ini mencari tempat lain untuk hidup.
Tomcat pun hanya muncul pada musim peralihan dari kemarau ke penghujan. Menurut Yunus, hal itu karena kondisi yang hangat sehingga siklus hidup tomcat lebih cepat. Tidak heran jika kemudian tomcat yang menyerbu rumah warga berukuran lebih besar dan terlihat lebih gemuk. "Banyak yang dewasa, karena siklus hidupnya cepat, 90-100 hari," katanya. (Baca: Sembilan Warga Rorotan Terserang Tomcat)
Meski begitu, warga tak perlu khawatir. Tomcat merupakan serangga yang menyukai sinar, baik matahari ataupun lampu. Mereka yang tinggal di rumah susun, bisa mengantisipasinya dengan memasang kasa dan tidak menyalakan lampu secara terang.