TEMPO.CO, Surakarta - Pemerintah Kota Surakarta akan melakukan validasi jumlah penduduk miskin yang ada di kota tersebut. Data itu diharapkan bisa menjadi acuan bagi pemerintah pusat dalam menyalurkan bantuan sosial kepada masyarakat.
Tim Koordinator Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Surakarta Agus Joko Witiarso mengatakan bahwa validasi itu akan dilakukan pada awal tahun 2015. "Prosesnya membutuhkan waktu dua bulan," katanya, Senin, 15 Desember 2014.
Dalam catatan TKPKD Surakarta, saat ini terdapat 64 ribu keluarga yang masuk kategori miskin. Jumlah tersebut berbeda dengan data milik Badan Pusat Statistik yang menyebutkan terdapat 44 ribu keluarga miskin di Surakarta.
Menurut Agus, perbedaan data itu diakibatkan oleh perbedaan parameter yang digunakan. "Selama ini BPS hanya menggunakan 14 indikator," katanya. Sedangkan TKPKD menggunakan 25 indikator sesuai standar yang berlaku secara internasional.
Rencananya, hasil validasi tersebut akan dikirim ke Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Dia berharap data itu bisa menjadi acuan bagi pemerintah pusat dalam menyalurkan bantuan sosial kepada masyarakat.
Dalam Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS), misalnya, kantor pos Surakarta hanya menyalurkan bantuan untuk 29.043 keluarga. Akibatnya, belasan ribu masyarakat yang masuk dalam kriteria keluarga miskin versi TKPKD tidak menerima bantuan tersebut.
Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo mengatakan bahwa perbedaan data itu berpotensi menimbulkan kerawanan sosial. Banyak masyarakat miskin yang protes ke pemerintah daerah lantaran tidak menerima PSKS.
"Selama ini kami konsisten menggunakan data TKPKD untuk program sosial dari anggaran daerah," katanya. Dia berharap pemerintah pusat juga menggunakan data yang sama dalam menyalurkan bantuan. Dia yakin data dari TKPKD lebih valid lantaran menggunakan metode yang telah memenuhi standar internasional.
AHMAD RAFIQ
Berita terkait
Pemerintah Buka Pendaftaran KIP untuk Kuliah Gratis sampai Lulus, Cek Syaratnya
20 Februari 2024
Pemerintah membuka pendaftaran Kartu Indonesia Pintar atau KIP Kuliah Merdeka 2024 yang berlangsung mulai 12 Februari hingga 31 Oktober 2024.
Baca SelengkapnyaSoal Politik Gentong Babi, Direktur IDEAS Beberkan Penyebab Bansos Rentan Dipolitisasi
13 Februari 2024
Politik gentong babi merupakan istilah yang muncul pada masa perbudakan di Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan: Pemberian Bansos Harus Disebut Atas Nama Negara, Begini Penetapan Bantuan Sosial
6 Februari 2024
Anies Baswedan menyebut penyaluran bansos harus disebut dana dari negara karena berasal dari APBN/APBD. Ia melakukan saat jadi Gubernur DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaGanjar dan Anies Baswedan Bahas Soal UKT Mahal Saat Debat Capres, Ini Penjelasan Istilah UKT
6 Februari 2024
UKT mahal yang memberatkan mahasiswa disinggung Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo dalam debat Capres. Ini penjelasan uang kuliah tunggal.
Baca SelengkapnyaGanjar Bikin Program Satu Sarjana untuk Keluarga Miskin Demi Indonesia Maju
23 Desember 2023
Ganjar mengatakan perlu ada dukungan, kerja sama, dan karakter yang kuat dari rakyat untuk mewujudkan Indonesia unggul.
Baca SelengkapnyaGanjar Kampanye di NTB, Beberkan Program Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana
3 Desember 2023
Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, menekankan pentingnya pendidikan sebagai jembatan untuk mengentaskan masyarakat dari kemiskinan.
Baca SelengkapnyaGanjar-Mahfud Md Bicara Soal Firli Bahuri hingga HGU IKN 190 Tahun di UMJ
24 November 2023
Ganjar dan Mahfud Md. membahas sejumlah isu dalam dialog terbuka di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). Apa saja yang dibahas?
Baca SelengkapnyaRekomendasi 3 Drama Korea Tentang Anak Tertukar, Bikin Penonton Jengkel dan Haru
18 November 2023
Drama korea bertema anak tertukar kerap menyajikan cerita menarik dan tak pernah basi.
Baca SelengkapnyaDepok Raih Penghargaan Kota Layak Anak, DKR Ungkit Banyak Siswa Miskin Belum Dapat Sekolah
25 Juli 2023
DKR berharap Wali Kota Depok dapat memberikan jalan keluar agar anak-anak dari keluarga miskin bisa mendapatkan haknya untuk bersekolah.
Baca SelengkapnyaTingkat Kemiskinan Turun jadi 9,36 persen per Maret 2023, BPS: Masih Lebih Tinggi Ketimbang Sebelum Pandemi
17 Juli 2023
Sekretaris Utama BPS Atqo Mardiyanto mengumumkan tingkat kemiskinan pada Maret 2023 turun menjadi 9,36 persen atau sebanyak 25,9 juta orang.
Baca Selengkapnya