Surakarta Akan Validasi Jumlah Penduduk Miskin  

Reporter

Editor

Zed abidien

Senin, 15 Desember 2014 20:00 WIB

Mak Onah, 90 tahun dirumahnya di Kampung Ciburial, Ngamprah, Padalarang, Bandung, 5 Desember 2014. Mak Onak, warga miskin yang tidak miliki kartu PSKS. PSKS adalah program pemberian bantuan dana simpanan dari Pemerintah dalam rangka membangun keluarga produktif untuk memberdayakan dan melindungi masyarakat miskin. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Surakarta - Pemerintah Kota Surakarta akan melakukan validasi jumlah penduduk miskin yang ada di kota tersebut. Data itu diharapkan bisa menjadi acuan bagi pemerintah pusat dalam menyalurkan bantuan sosial kepada masyarakat.

Tim Koordinator Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Surakarta Agus Joko Witiarso mengatakan bahwa validasi itu akan dilakukan pada awal tahun 2015. "Prosesnya membutuhkan waktu dua bulan," katanya, Senin, 15 Desember 2014.

Dalam catatan TKPKD Surakarta, saat ini terdapat 64 ribu keluarga yang masuk kategori miskin. Jumlah tersebut berbeda dengan data milik Badan Pusat Statistik yang menyebutkan terdapat 44 ribu keluarga miskin di Surakarta.

Menurut Agus, perbedaan data itu diakibatkan oleh perbedaan parameter yang digunakan. "Selama ini BPS hanya menggunakan 14 indikator," katanya. Sedangkan TKPKD menggunakan 25 indikator sesuai standar yang berlaku secara internasional.

Rencananya, hasil validasi tersebut akan dikirim ke Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Dia berharap data itu bisa menjadi acuan bagi pemerintah pusat dalam menyalurkan bantuan sosial kepada masyarakat.

Dalam Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS), misalnya, kantor pos Surakarta hanya menyalurkan bantuan untuk 29.043 keluarga. Akibatnya, belasan ribu masyarakat yang masuk dalam kriteria keluarga miskin versi TKPKD tidak menerima bantuan tersebut.

Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo mengatakan bahwa perbedaan data itu berpotensi menimbulkan kerawanan sosial. Banyak masyarakat miskin yang protes ke pemerintah daerah lantaran tidak menerima PSKS.

"Selama ini kami konsisten menggunakan data TKPKD untuk program sosial dari anggaran daerah," katanya. Dia berharap pemerintah pusat juga menggunakan data yang sama dalam menyalurkan bantuan. Dia yakin data dari TKPKD lebih valid lantaran menggunakan metode yang telah memenuhi standar internasional.

AHMAD RAFIQ

Berita terkait

Pemerintah Buka Pendaftaran KIP untuk Kuliah Gratis sampai Lulus, Cek Syaratnya

20 Februari 2024

Pemerintah Buka Pendaftaran KIP untuk Kuliah Gratis sampai Lulus, Cek Syaratnya

Pemerintah membuka pendaftaran Kartu Indonesia Pintar atau KIP Kuliah Merdeka 2024 yang berlangsung mulai 12 Februari hingga 31 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Soal Politik Gentong Babi, Direktur IDEAS Beberkan Penyebab Bansos Rentan Dipolitisasi

13 Februari 2024

Soal Politik Gentong Babi, Direktur IDEAS Beberkan Penyebab Bansos Rentan Dipolitisasi

Politik gentong babi merupakan istilah yang muncul pada masa perbudakan di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan: Pemberian Bansos Harus Disebut Atas Nama Negara, Begini Penetapan Bantuan Sosial

6 Februari 2024

Anies Baswedan: Pemberian Bansos Harus Disebut Atas Nama Negara, Begini Penetapan Bantuan Sosial

Anies Baswedan menyebut penyaluran bansos harus disebut dana dari negara karena berasal dari APBN/APBD. Ia melakukan saat jadi Gubernur DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Ganjar dan Anies Baswedan Bahas Soal UKT Mahal Saat Debat Capres, Ini Penjelasan Istilah UKT

6 Februari 2024

Ganjar dan Anies Baswedan Bahas Soal UKT Mahal Saat Debat Capres, Ini Penjelasan Istilah UKT

UKT mahal yang memberatkan mahasiswa disinggung Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo dalam debat Capres. Ini penjelasan uang kuliah tunggal.

Baca Selengkapnya

Ganjar Bikin Program Satu Sarjana untuk Keluarga Miskin Demi Indonesia Maju

23 Desember 2023

Ganjar Bikin Program Satu Sarjana untuk Keluarga Miskin Demi Indonesia Maju

Ganjar mengatakan perlu ada dukungan, kerja sama, dan karakter yang kuat dari rakyat untuk mewujudkan Indonesia unggul.

Baca Selengkapnya

Ganjar Kampanye di NTB, Beberkan Program Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana

3 Desember 2023

Ganjar Kampanye di NTB, Beberkan Program Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana

Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, menekankan pentingnya pendidikan sebagai jembatan untuk mengentaskan masyarakat dari kemiskinan.

Baca Selengkapnya

Ganjar-Mahfud Md Bicara Soal Firli Bahuri hingga HGU IKN 190 Tahun di UMJ

24 November 2023

Ganjar-Mahfud Md Bicara Soal Firli Bahuri hingga HGU IKN 190 Tahun di UMJ

Ganjar dan Mahfud Md. membahas sejumlah isu dalam dialog terbuka di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). Apa saja yang dibahas?

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 3 Drama Korea Tentang Anak Tertukar, Bikin Penonton Jengkel dan Haru

18 November 2023

Rekomendasi 3 Drama Korea Tentang Anak Tertukar, Bikin Penonton Jengkel dan Haru

Drama korea bertema anak tertukar kerap menyajikan cerita menarik dan tak pernah basi.

Baca Selengkapnya

Depok Raih Penghargaan Kota Layak Anak, DKR Ungkit Banyak Siswa Miskin Belum Dapat Sekolah

25 Juli 2023

Depok Raih Penghargaan Kota Layak Anak, DKR Ungkit Banyak Siswa Miskin Belum Dapat Sekolah

DKR berharap Wali Kota Depok dapat memberikan jalan keluar agar anak-anak dari keluarga miskin bisa mendapatkan haknya untuk bersekolah.

Baca Selengkapnya

Tingkat Kemiskinan Turun jadi 9,36 persen per Maret 2023, BPS: Masih Lebih Tinggi Ketimbang Sebelum Pandemi

17 Juli 2023

Tingkat Kemiskinan Turun jadi 9,36 persen per Maret 2023, BPS: Masih Lebih Tinggi Ketimbang Sebelum Pandemi

Sekretaris Utama BPS Atqo Mardiyanto mengumumkan tingkat kemiskinan pada Maret 2023 turun menjadi 9,36 persen atau sebanyak 25,9 juta orang.

Baca Selengkapnya