Dua Sandera Bebas, Indonesia Tolak tebusan

Reporter

Editor

Sabtu, 18 Juni 2005 19:24 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Yamin Labuso dan Erikson Hutagaol, dua warga Indonesia yang sebelumnya disandera oleh kelompok bersenjata Jamiah al- Islamiyah of Southern Mindanao di Philipina Selatan, Hari ini (18/6) tiba di Tanah Air. Akhmad Resmiadi masih disandera, namun diyakini dalam keadaan sehat. Pemerintah menolak memberikan tebusan apapun kepada penyandera. Dengan pesawat Singapore Airlines mereka tiba di Indonesia sekitar pukul 12.30 WIB. Rencananya Yamin dan Erikson beserta rombongan dari anggota Komisi I DPR dan staf Departemen Luar Negeri (Deplu) akan disambut sekaligus mengadakan konferensi pers di ruang VIP bandara Soekarno Hatta Cengkarang pukul 13.30. Namun diubah pelaksanaannya ke kantor Deplu.Keluarga, penyambut dari Deplu, dan wartawan cetak maupun elektronik yang sudah menanti kedatangan mereka di bandara sempat kecewa atas perubahan agenda tersebut, dan dengan terpaksa dan tergopoh-gopoh menuju ke kantor Menlu di Pejambon, Jakarta Pusat.Menteri Luar Negeri Nur Hasan Wirayudha menyambut keduanya di kantor kementrian Luar Negeri,, Jakarta. Menlu mengucapkan selamat kepada keduanya dan secara langsung menyerahkan mereka kembali kepada keluarganya. "Kita sambut baik kepulangan mereka,"kata Nur Hasan dalam konferensi pers di gedung Nusantara II, Deplu. Selanjutnya, Yamin dan Erikson akan menjalani perawatan kesehatan lagi di rumah sakit Angkatan Darat untuk meyakinkan kondisi mereka sudah benar-benar fit.Menteri Hassan mengucapkan terimakasih pada berbagai pihak yang telah bekerjasama secara maksimal membebaskan para sandera. "Pembebasan ini tak lepas dari kerjasama pemerintah Indonesia dan Filipina, DPR, Mabes Polri, dan BIN,"katanya.Menlu meyakinkan keluarga Resmiadi, sandera yang belum dibebaskan, bahwa pemerintah akan terus berusaha dengan segala cara untuk memulangkannya dengan selamat. "Kerjasama yang erat terus kita jalin dengan pihak pemerintah Filipina termasuk angkatan bersenjata dan kepolisian nasional Filipina meneruskan upaya pembebasan," kata HassanNamun Menlu agak pesimis usaha pembebasan resmiadi akan lebih mudah daripada pembebasan dua sandera yang lain. "Tentunya harus lebih hati-hati dalam segala upaya ini agar tujuan akhir tercapai, yaitu Resmiadi bisa dibebaskan dengan selamat di tengah keluarganya,"kata Nur Hasan.Menurutnya, belum bebasnya Resmiadi karena memang sejak awal tiga sandera itu dipecah menjadi dua kelompok dan dibawa ke lokasi yang berbeda. "Satu kelompok belum lagi ketemu, namun kami akan mencoba membangun lagi kontak-kontak dengan mereka,"ujar Menteri Hasan.Agus Supriyanto

Berita terkait

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

7 jam lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

2 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

4 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

4 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

5 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

6 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

6 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

12 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

13 hari lalu

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

16 hari lalu

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

Sergey Lavrov terhubung dalam percakapan telepon dengan Iran Hossein Amirabdollahian sebelum serangan membahas situasi di Timur Tengah

Baca Selengkapnya