TEMPO.CO,Jakarta - Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia Dadang Trisasongko mengatakan kebanyakan praktek korupsi di Indonesia disebabkan oleh ulah politikus. Korupsi yang dilakukan politikus, kata Dadang, berdampak bagi pertumbuhan ekonomi "Serta akses kesejahteraan bagi warga negara Indonesia," katanya melalui keterangan tertulis, Kamis, 4 Desember 2014.
Dadang mengatakan problem korupsi di dunia politik merupakan akar masalah korupsi yang terjadi di Indonesia. Apalagi, kata Dadang, tahun ini merupakan merupakan tahun politik karena ada pemilihan umum. (Baca: Indeks Korupsi: Indonesia Naik, Cina Melorot)
Hasil penilaian corruption perception index atau indeks persepsi korupsi yang dikeluarkan oleh Transparency International Indonesia menunjukkan Indonesia naik tujuh peringkat daripada tahun sebelumnya. Indonesia saat ini berada di peringkat ke-107 dengan skor 34 dari 175 negara yang diukur.
Sedangkan survei persepsi masyarakat terhadap integritas pemilu yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi pada 2013 menyebutkan 71 persen responden paham bahwa praktek politik uang dalam pemilu merupakan hal yang umum terjadi di Indonesia.
Bahkan, menurut hasil survei itu, hampir seluruh responden (92 persen) menyatakan tersangkutnya pejabat dan politikus dalam kasus korupsi merupakan hal yang galib terjadi di Indonesia.Adapun data global corruption barometer 2013 yang dikeluarkan oleh Transparency International menyebut partai politik dan parlemen sebagai salah satu institusi yang sarat dengan korupsi. (Baca: Hitung Duit Fuad Amin, KPK Butuh Waktu Tujuh Hari)
Kasus korupsi oleh politikus yang kini tengah hangat adalah skandal Fuad Amin, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bangkalan. Fuad diduga menerima uang dari PT Media Karya Sentosa dalam kaitan dengan tender jual-beli gas.