Gedung Penyelamat Jika Tsunami Datang Lagi ke Aceh

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Sabtu, 29 November 2014 20:21 WIB

Bangunan penyelamat dari Tsunami (escape building) di Gampong (Desa) Lambung, Banda Aceh, Aceh, Senin (16/4). TEMPO/ Agung Pambudhy

TEMPO.CO, Banda Aceh - Sirine tsunami meraung lemah tiga kali dari pemancar yang terpacak Desa Blang Oi, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh. Sebagian mereka berlari menuju dua escape building di desa tetangga, Lambung dan Deah Glumpang untuk menyelamatkan diri.

Tak terlihat panik di raut mereka. Maklum, itu hanya sebuah simulasi yang digelar Pemerintah Aceh pada penghujung Oktober 2014 lalu. Dipusatkan di Desa Blang Oi, agenda itu untuk menguji kesiapan masyarakat dan pemerintah dalam mengantisipasi bencana. "Untuk mengevaluasi prosedur operasi standar yang digunakan sekaligus untuk melakukan ujicoba peralatan sistem peringatan dini sirine tsunami," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Said Rasul. (Simulasi Sirene Tsunami Tak Terdengar Warga Aceh)

Selain sirine tsunami, escape building atau bangunan penyelamat yang dibangun pascatsunami 10 tahun lalu, selalu menjadi acuan dalam setiap simulasi. Juga jalur-jalur penyelamatan yang memang sudah tertata rapi. Di Kecamatan Meuraxa yang luluh lantak dulunya, ada empat escape building yang dibangun untuk tempat perlindungan bila tsunami datang lagi.

Pekan lalu kepada Tempo, Dirhamsyah mantan Kepala Tsunami and Disaster Mitigation Researc Center (TDMRC) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) mengatakan gedung tersebut dibangun dengan ketahanan gempa 10 skala Richter. "Juga desainnya mengikuti gelombang tsunami sepuluh tahun lalu," ujar Ketua Program Pascasarjana Kebencanaan Unsyiah itu. (Bill Clinton Pantau Kawasan Bekas Tsunami Aceh)

Menurut Dirhamsyah, Banda Aceh sudah seharusnya mempunyai bangunan yang tahan gempa, juga Aceh umumnya. Banda Aceh adalah daerah yang rawan gempa bumi dan tsunami karena letaknya berdekatan dengan daerah subduksi, yaitu sekitar 200 - 250 kilometer, yang mempunyai aktivitas seismik yang cukup tinggi. Selain gempa yang bersumber dari laut, wilayah kota Banda Aceh juga rawan terhadap gempa dari darat karena letaknya yang berada di jalur patahan Sumatera.

Ada tiga escape building yang masing-masing berada di Desa Lambung, Deah Glumpang dan Deah Teungoh. Sementara satu lagi berada di Gampong Pie, yang difungsikan lebih, sebagai kantor Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC). Di kantor itulah, kerap digelar seminar-seminar kebencanaan dan riset tsunami lainnya yang melibatkan para pakar dari berbagai negara. (Kisah Mendampingi Anak Aceh Korban Tsunami)

Bangunan riset itu didanai oleh Badan Rekontruksi dan Rehabilitasi (BRR) Aceh-Nias, dengan anggaran sekitar Rp 15 miliar. Sementara yang lainnya adalah bantuan pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA), yang masing-masingnya bernilai Rp 10,5 miliar. "Secara teori, itu bangunan terkokoh yang dibangun setelah bencana," kata Muzailin Affan, mantan Local Advisor JICA, Selasa pekan lalu.

Muzailin terlibat aktif mengawal pembangunan escape building itu. Konsep awal bangunan tersebut dibuat oleh Japan International Cooperation System (JICS) Study Team dalam project Urgent Rehabilitation and Reconstruction Plan (URRP) untuk Kota Banda Aceh pada Maret 2005 sampai dengan Maret 2006. "Kami menyebutnya gedung community building sebagai escape building. Kecamatan Meuraxa juga sebagai daerah model untuk manajemen bencana," kata Dosen Teknik Arsitektur Unsyiah itu.

Mereka tak hanya membangun escape building, tapi juga escape road dan formulasi kegiatan Community Empowerment Program (CEP) sebagai konsep untuk pemeliharaan terhadap community building tersebut.

Muzailin memaparkan, konsultan bangunan escape building ini dibuat oleh Nippon Koei, Co. Ltd sebagai JICS Study Team. "Tiap-tiap escape building dibangun dengan luas 1.400 meter persegi."

Bangunan itu kuat dengan 54 pilar yang mempunyai diameter masing-masing 70 sentimeter. Tinggi gedungnya sekitar 18 meter dengan 4 lantai. Lantai akhir dibiarkan terbuka dan tersedia helipad untuk pendaratan helikopter. Dalam simulasi besar-besaran yang digelar November 2008 lalu, helikopter dapat mendarat mulus di sana.

Lantai dua mempunyai tinggi sekitar 10 meter, mengikuti tinggi gelombang tsunami Desember 2004 lalu di lokasi gedung tersebut. Sementara lantai satu dibiarkan kosong tanpa partisi, asumsinya untuk menghindari terjangan air tsunami, jika datang di kemudian hari.

Gedung itu sanggup menampung evakuasi sebanyak 500 orang tersebut, dirancang dapat menahan gempa dengan kekuatan 10 skala Richter. Tangga menuju ke lantai atas dibuat dua buah. Satu tangga utama dengan ukuran sekitar dua meter dan satu lagi dengan lebar 1 meter. Gedung juga dilengkapi dengan peralatan dan fasilitas untuk evakuasi.

Sehari-hari gedung tersebut juga berfungsi sebagai pusat kegiatan masyarakat sekitar yang juga dibina untuk membentuk masyarakat yang siap dan siaga dalam menghadapi bencana yang mugkin terjadi di masa yang akan datang, sehingga dapat mengurangi resiko dan korban jiwa.

Di gedung tersebut, ada lapangan bulutangkis, ada beberapa ruangan yang dapat difungsikan desa. "Kami harapkan dapat digunakan masyarakat untuk kepentingan desa, sambil merawat gedung sendiri," kata Muzailin.

Selain escape building, ada beberapa bangunan lain di Banda Aceh yang punya kekuatan sama terhadap gempa dan tsunami. "Museum tsunami juga punya ketahanan yang sama, juga bebeberapa gedung pemerintah yang dibangun belakangan," kata Dirmamsyah.

Bangunan Hermes Palace Hotel juga punya ketahanan terhadap gempa dalam sekala besar. Manager Hermes Palace Hotel Oktowandi kepada Tempo pekan lalu, mengungkapkan desain hotel tahan gempa 10 skala Richter. Hermes Palace terletak di Jalan P Nyak Makam Banda Aceh, yang dibangun pada 2005 silam. Hotel tersebut adalah satu-satunya hotel bintang empat di Aceh.

Warga Desa Lambung, Masyithah menyakini bangunan itu tahan gempa. Beberapa kali simulasi tsunami di Banda Aceh telah membuatnya paham terhadap jalur menyelamatkan diri dan kemana harus berlari. "Saya tak perlu lari jauh jika gempa dan sirene berbunyi, ke sana saja," kata dia.

ADI WARSIDI

Baca berita lainnya:
Media Jiran: Jokowi Pakai Jurus 'Ganyang Malaysia'
Jokowi dan SBY Seolah Saling 'Sindir' di Medsos
Kapal Diusir, Media Jiran Tuding Jokowi Sekutu AS
3 Cerita Manis dan Pahit Malaysia di Era Jokowi




Berita terkait

Ustad Abdul Somad Isi Acara Peringatan 14 Tahun Tsunami Aceh

25 Desember 2018

Ustad Abdul Somad Isi Acara Peringatan 14 Tahun Tsunami Aceh

Peringatan 14 tahun tsunami Aceh dipusatkan di Peukan Bada, Aceh Besar.

Baca Selengkapnya

Ditolak di Hong Kong, Ustad Somad Zikir 13 Tahun Tsunami di Aceh

26 Desember 2017

Ditolak di Hong Kong, Ustad Somad Zikir 13 Tahun Tsunami di Aceh

Setelah ramai diberitakan ditolak masuk Hong Kong, penceramah Ustad Somad datang ke Banda Aceh untuk zikir peringatan 13 tahun tsunami.

Baca Selengkapnya

Peringati 13 Tahun Tsunami Aceh, Warga Padati Kuburan Massal

26 Desember 2017

Peringati 13 Tahun Tsunami Aceh, Warga Padati Kuburan Massal

Peristiwa tsunami 13 lalu adalah cobaan bagi masyarakat Aceh, khususnya Banda Aceh.

Baca Selengkapnya

Tema Peringatan 13 Tahun Tsunami Aceh: Melawan Lupa Siaga Bencana

26 Desember 2017

Tema Peringatan 13 Tahun Tsunami Aceh: Melawan Lupa Siaga Bencana

Pemilihan Kecamatan Leupung, Aceh Besar sebagai lokasi utama penyelenggaraan peringatan tsunami didasarkan kepada kejadian masa lalu.

Baca Selengkapnya

13 Tahun Tsunami, Pemerintah Aceh Gelar Zikir Internasional

25 Desember 2017

13 Tahun Tsunami, Pemerintah Aceh Gelar Zikir Internasional

Pemerintah Aceh menggelar zikir internasional dengan menghadirkan ulama dari lima negara dalam peringatan 13 tahun tsunami.

Baca Selengkapnya

Ini Jadwal Timnas Indonesia di Turnamen Aceh World Solidarity

23 November 2017

Ini Jadwal Timnas Indonesia di Turnamen Aceh World Solidarity

Timnas Indonesia akan tampil dalam kejuaraan sepak bola international yang berlebel Aceh World Solidarity di Aceh.

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia Hadapi 3 Negara di Aceh World Solidarity Cup

12 November 2017

Timnas Indonesia Hadapi 3 Negara di Aceh World Solidarity Cup

Pemerintah Aceh menggelar turnamen sepak bola Aceh World Solidarity Cup yang diikuti Timnas Indonesia dan 3 negara lain.

Baca Selengkapnya

Jangan Panik, Sirene Tsunami Berbunyi Besok  

25 April 2017

Jangan Panik, Sirene Tsunami Berbunyi Besok  

Sirene tsunami akan dibunyikan pada Rabu, 26 April 2017, untuk uji simulasi dalam memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional.

Baca Selengkapnya

Ekonomi Aceh Anjlok, Pengamat: Strategi Pemerintah Keliru

1 Maret 2017

Ekonomi Aceh Anjlok, Pengamat: Strategi Pemerintah Keliru

Pengamat Ekonomi dari Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Rustam Effendi, menduga Pemerintah Provinsi Aceh salah mengambil kebijakan.

Baca Selengkapnya

12 Tahun Tsunami, Plt Gubernur: Mari Belajar Mitigasi  

26 Desember 2016

12 Tahun Tsunami, Plt Gubernur: Mari Belajar Mitigasi  

Pengetahuan bidang kebencanaan harus ditingkatkan agar upaya mitigasi bencana dapat dilakukan secara cepat, efektif, dan masif.

Baca Selengkapnya