Titiek Soeharto di mimbar utama pada jeda Sidang Paripurna pemilihan Pimpinan MPR di Gompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 7 Oktober 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Golkar, Siti Hediati Soeharto atau Titiek Soeharto, menilai langkah tim presidium Golkar terlalu kekanak-kanakan. Menurut Titiek, sikap itu terutama terlihat saat mereka mengirimkan surat susunan pengurus Dewan Pimpinan Pusat yang baru kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. (Baca juga: Menkopolhukam Bantah Larang Munas Golkar di Bali)
"Itu kekanak-kanakan ya. Itu sangat menyalahi aturan yang ada di Golkar," kata dia di gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Kamis, 27 November 2014. (Baca juga: Pengamat: JK Tarik Golkar ke Pemerintah)
Menurut Titiek, sikap tersebut merupakan emosi sesaat. Ia menyesalkan terjadinya perpecahan di internal partai. Melalui surat kepada Kementerian Hukum dan HAM, tim presidium berharap mendapat payung hukum untuk mengambil alih dewan pimpinan pusat. Jika pengesahan diberikan, maka penyelenggaraan musyawarah nasional yang digagas presidium pun sah dan legal. Munas rencananya digelar pada Januari 2015. (Baca juga: Fadel Tarik Ucapan 'Pemerintah Intervensi Golkar')
Perpecahan Golkar berawal saat kisruh terjadi pada saat rapat pleno di kantor DPP Golkar, Selasa silam. Para anggota yang kecewa dengan kepemimpinan Aburizal Bakrie membentuk tim presidium penyelamat partai. Mereka membekukan kepemimpinan ARB hingga ketua umum baru terpilih. (Baca juga: Ical Vs Presidium Golkar: Siapa Bakal Menang?)
Titiek merasa sangat kecewa dan sedih melihat insiden tersebut. Ia berharap hal itu menjadi pelajaran bagi seluruh anggota partai. Ia mendukung pimpinan yang sesuai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai. "Saya mendukung pimpinan yang sah," ujarnya.