TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat kebijakan publik dari Universitas Indonesia, Riant Nugroho, mengingatkan agar pemerintah jangan terlalu baik kepada penerima bantuan sosial. "Pemerintah jangan seperti Sinterklas," kata Riant saat dihubungi pada Ahad, 23 November 2014.
Riant menyindir pemerintahan Presiden Joko Widodo yang terlihat terlalu baik, seperti Sinterklas. Salah satu tindakan Presiden Jokowi yang dianggap baik, kata dia, adalah pemberian bantuan sosial melalui "kartu-kartu sakti" kepada masyarakat kurang mampu, tanpa menetapkan jangka waktu.
Riant menjelaskan, bila penerima bantuan tunai sangat-sangat miskin, bantuan Rp 200 ribu per bulan itu bisa diberikan dalam jangka waktu dua tahun. Namun, bila penerima bantuan tunai masih cukup mampu, seharusnya pemberian dilakukan secara terpola.
Contohnya, pemerintah memberi bantuan tunai selama satu tahun tunai dengan nilai penuh, tapi selanjutnya dikurangi 25 persen. Perlahan dikurangi lagi menjadi 50 persen, kemudian berkurang lagi menjadi 25 persen.
Pemberian dengan pola seperti ini, kata Riant, akan mengajarkan masyarakat Indonesia untuk lebih mandiri dalam mengatur pola keuangannya masing-masing. "Pembangunan sosial itu bukan hanya memberi secara gratis saja," kata dia.
Riant khawatir masyarakat Indonesia, khususnya penerima bantuan tunai, terasa dimanjakan dengan pemberian berbagai bantuan sosial, termasuk kartu-kartu sakti itu. "Seharusnya mereka juga belajar tentang kemandirian. Bagaimana berpijak di kaki sendiri," kata dia. Dengan begitu, Riant berharap, dalam memberikan bantuan, pemerintah melihat situasi keluarga di Indonesia.
MITRA TARIGAN
Topik terhangat:
BBM Naik | Ritual Seks Kemukus | Banjir Jakarta | Susi Pudjiastuti
Berita terpopuler lainnya:
Ahok 'Tebus Dosa' ke Ridwan Kamil Rp 125 Juta
Jean Alter: Sri Wahyuni Saya Cekik Sampai Mati
Kata Susi, Ini Kebodohan Indonesia di Sektor Laut
Indonesia Juara MTQ Internasional di Mekah
Berita terkait
Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja
14 menit lalu
Presiden Jokowi nge-prank jurnalis yang sudah menuggu sekitar setengah jam untuk sesi wawancara cegat atau doorstop.
Baca SelengkapnyaJokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis
1 jam lalu
Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.
Baca SelengkapnyaDirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik
1 jam lalu
PLN mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di tanah air
Baca SelengkapnyaJokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit
2 jam lalu
Presiden Jokowi menyoroti pentingnya infrastruktur kesehatan negara dalam jangka panjang.
Baca SelengkapnyaJokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo
3 jam lalu
Pengajuan nama Budi Gunawan oleh Jokowi, kata narasumber yang sama, bertujuan untuk meluluhkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri.
Baca SelengkapnyaLuhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?
4 jam lalu
Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?
Baca SelengkapnyaPasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan
19 jam lalu
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.
Baca SelengkapnyaApa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?
22 jam lalu
Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.
Baca SelengkapnyaMicrosoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?
1 hari lalu
Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?
Baca SelengkapnyaTimnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea
1 hari lalu
Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.
Baca Selengkapnya