Lumpuh Layuh Juga Serang Lampung

Reporter

Editor

Rabu, 8 Juni 2005 20:38 WIB

TEMPO Interaktif, Tanggamus:Sejumlah balita di Pekon, Desa Campang Wayhandak, Kecamatan Pugung, Kabupaten Tanggamus, Lampung, ditemukan menderita lumpuh layuh (akut facis paralysis). Dua diantaranya, saat ini dirawat di Rumah Sakit Umum (RSU) Pringsewu, Tanggamus. Di Pekon itu, sedikitnya ada lima orang anak yang tidak bisa berjalan. Salah satunya adalah Herman, bayi berusia 1,4 tahun. Sejak kecil, anak kelima pasangan Karwis dan Armi ini, sering sakit-sakitan. "Sejak satu bulan lalu, Herman tidak bisa berdiri lagi. Sebelumnya badan Herman panas tinggi. Bahkan bibirnya sekarang dower ke kanan," kata Armi.Armi menyatakan, sejak kecil anak-anaknya memang tidak pernah dibawa ke Posyandu untuk di imunisasi. Selain air susu ibu (ASI), kelima anaknya juga tidak diberi makanan tambahan, seperti susu. "Setelah minum ASI, anak-anak saya langsung diberi nasi dan air putih,"katanya. Karena sering sakit-sakitan, tubuh Herman menjadi lemah dan sering menangis. "Sejak dia tidak bisa berjalan, saya pernah membawanya ke puskesmas, tapi tidak sembuh. Mau dibawa ke rumah sakit, tidak punya uang,"ujar Armi.Sehari-harinya, Karwis hanya bekerja sebagai buruh, dengan pendapatan paling tinggi Rp 5.000 sehari. "Saya buruh asalan. Apa saja yang disuruh orang, seperti memetik kopi, atau mencari kayu bakar, saya kerjakan agar anak-anak saya bisa makan,"kata Karwis.Balita lainnya yang menderita gejala lumpuh layu, adalah Asmanudin, 2 tahun, dan Anwar, 2 tahun. "Sekarang anak saya tidak bisa berjalan. Kalau berdiri, harus dipegang, karena kakinya tidak kuat menyangga badannnya,"kata Rohenah, 33 tahun, ibu Anwar. Di desa yang berjarak sekitar 100 kilomter sebelah barat Bandar Lampung itu, setiap keluarga rata-rata memiliki anak lebih dari lima orang. Kebanyakan penduduknya hanya bekerja sebagai petani kecil dan buruh tani. "Di sini susah KB, jadi rata-rata setiap keluarga punya anak enam hingga delapan orang,"kata Rohenah.Dua balita yang kini dirawat di rumah sakit karena lumpuh layuh, adalah Rojudin, 2,2 tahun, Nani, 3,5 tahun. Rojudin, sudah lebih dari sepekan di rawat di rumah sakit. "Keduanya kakinya tidak bisa bergerak,"kata Dayat, ayah Rojudin.Kelumpuhan anaknya, menurut Dayat, bermula pada bulan Mei lalu. "Saya sudah membawanya ke bidan dan dokter, tapi tidak juga sembuh. Malah anak saya tidak bisa duduk, dan kemudian kakinya tidak bisa bergerak lagi,"kata Dayat. Sejak, Rojudin dan Nani tidak pernah dibawa kedua orangtuanya ke Posyandu untuk imunisasi.Menurut dokter anak RSU Pringsewu, Agung Mudapati, Rojudin dan Nani positif menderita lumpuh layuh. "Seharusnya bayi pada usia sembilan bulan, sudah mendapat imunisasi anti polio, campak, tuberclosis(TBC), dan difteri, pertusis, dan tetanus. Tapi kedua pasien ini tidak pernah diberi imunisasi. Akibatnya sangat fatal bagi anak dikemudian hari,"katanya.Agung menduga sejumlah balita lainnya di Pekon Campang Wayhandak, juga menderita lumpuh layuh. "Saya menyarankan agar orangtua yang mempunyai anak yang menderita lumpuh layuh, membawa anaknya ke rumah sakit. Mereka akan diberi fasilitas keluarga miskin (Gakin), jadi tidak perlu membayar,"kata Agung. Fadilasari

Berita terkait

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

14 hari lalu

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.

Baca Selengkapnya

COP10 WHO FCTC Raih Sejumlah Kesepakatan, dari Perlindungan hingga Deklarasi Panama

57 hari lalu

COP10 WHO FCTC Raih Sejumlah Kesepakatan, dari Perlindungan hingga Deklarasi Panama

Sesi kesepuluh Konferensi Para Pihak (COP10) Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau WHO FCTC menghasilkan sejumlah kesepakatan jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Mengenal Apa itu Sub PIN Polio, Tujuan, dan Pelaksanaannya

18 Februari 2024

Mengenal Apa itu Sub PIN Polio, Tujuan, dan Pelaksanaannya

Penyakit Polio dapat mengakibatkan infeksi hingga kelumpuhan permanen. Simak pencegahannya melalui Sub PIN Polio berikut ini.

Baca Selengkapnya

Jadwal dan Syarat PIN Polio 2024

20 Januari 2024

Jadwal dan Syarat PIN Polio 2024

Langkah ini diambil untuk mengatasi KLB polio setelah ditemukan kasus lumpuh layu di Kabupaten Pamekasan dan Sampang, Jawa Timur serta Klaten, Jateng.

Baca Selengkapnya

4 Daerah di Indonesia yang Pernah Alami KLB Polio

7 Januari 2024

4 Daerah di Indonesia yang Pernah Alami KLB Polio

Sejumlah daerah di Indonesia pernah mengalami KLB polio

Baca Selengkapnya

21 Tahun Hari Polio Sedunia, Pahami Seluk Beluk Penyakit Polio dan Perkembangannya

26 Oktober 2023

21 Tahun Hari Polio Sedunia, Pahami Seluk Beluk Penyakit Polio dan Perkembangannya

Hari Polio Sedunia ditetapkan untuk memberantas polio di seluruh dunia serta untuk memastikan masa depan polio bagi semua orang.

Baca Selengkapnya

Heru Budi Tutup Puskesmas Kelurahan Jati II: Dialihfungsikan Jadi Upaya Kesehatan Masyarakat

30 September 2023

Heru Budi Tutup Puskesmas Kelurahan Jati II: Dialihfungsikan Jadi Upaya Kesehatan Masyarakat

Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi memutuskan menutup Puskesmas Kelurahan Jati II di Pulogadung. Apa Alasannya?

Baca Selengkapnya

Polusi Udara, Mayoritas Warga Jakarta Ternyata Masih Abai Proteksi Diri

26 Agustus 2023

Polusi Udara, Mayoritas Warga Jakarta Ternyata Masih Abai Proteksi Diri

Indikasi polusi udara dan himbauan itu ternyata belum membuat warga Jakarta mengubah kebiasaan untuk mengutamakan proteksi diri.

Baca Selengkapnya

Dampak El Nino pada Kesehatan Masyarakat Harus Diantisipasi

7 Agustus 2023

Dampak El Nino pada Kesehatan Masyarakat Harus Diantisipasi

Kewaspadaan terhadap potensi munculnya penyakit yang dipicu dampak El Nino harus diantisipasi dengan tepat dan segera.

Baca Selengkapnya

Energi Bersih Cegah 180 Ribu Kematian di Indonesia, Begini Penjelasannya

25 Juli 2023

Energi Bersih Cegah 180 Ribu Kematian di Indonesia, Begini Penjelasannya

Apa yang dimaksud energi bersih, benarkah bisa menyelamatkan ratusan ribu nyawa manusia?

Baca Selengkapnya