Begini Modus Jual Tanah di Perbatasan Malaysia  

Reporter

Jumat, 14 November 2014 05:25 WIB

Seorang ibu menaikkan pisang hasil kebunnya ke kepal di Pelabuhan LKMD, Desa Pancang, Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, dijual ke Tawau, Malaysia (9/6). TEMPO/Firman Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Daerah Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Tommy Harun, membeberkan faktor yang menyebabkan munculnya dugaan Malaysia mengklaim tiga dari sepuluh desa di Kecamatan Lumbis Ogong. Menurut dia, klaim Malaysia itu didasari oleh permintaan masyarakat yang hidup dan tinggal di daerah perbatasan itu.

"Semacam ada keinginan untuk pergi dari Indonesia dan gabung dengan Malaysia," kata Tommy kepada Tempo di Hotel Gran Melia, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis, 13 November 2014. "Jadi, caranya dengan menjual tanah kepemilikan pribadi kepada warga Malaysia."

Modus menjual tanah kepemilikan itu, kata Tommy, masih, bahkan sering terjadi. Warga menjual sebidang tanah yang masih berupa hutan kepada warga negara Malaysia dengan menggunakan kuitansi personal. Tidak ada legalisasi dari kedua pemerintah setempat.

Alasan warga menjual tanah bermacam-macam. Salah satunya agar pengelolaan kawasan hutan itu bisa memberikan mata pencaharian baru bagi warga daerah perbatasan itu. Setelah mendapatkan tanah, pihak Malaysia memang mendirikan perusahaan perkebunan atau sejenisnya sehingga dinilai bisa menyejahterakan warga sekitar. "Karena alasan kerabat dan masih keluarga dekat dengan orang Malaysia, jadinya jual-beli tanah itu sudah lumrah," ujarnya.

Kemudian, warga Indonesia diberi identitas penduduk Malaysia. Tujuannya, warga bisa bekerja di perusahaan yang didirikan di atas tanah yang sudah dijual itu. Tommy menyebut pemberian identitas ini sebagai upaya menaturalisasi warga Indonesia secara pelan-pelan.(Baca:400-an Warga RI di Nunukan Punya KTP Malaysia)

Tujuan akhirnya, kata Tommy, Malaysia mengklaim wilayah itu sebagai bagian dari teritorinya. Dan, ketika klaim itu dibawa ke Mahkamah Internasional, kata Tommy, Malaysia membawa banyak bukti otentik.

"Bukti itu, misalnya, secara identitas, kependudukan didominasi oleh Malaysia, meskipun mereka masih WNI," ujarnya. Lalu, ihwal tanah, pemerintah Malaysia bisa menerbitkan surat kepemilikan tanah berdasarkan akta jual-beli dengan kuitansi personal itu.

Sebelumnya, tiga dari sepuluh desa di Kecamatan Lumbis Ogong, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, diduga telah diklaim Malaysia sebagai miliknya. Informasi itu didapatkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Nunukan setempat dari masyarakat saat berkunjung ke sana. Ketiga desa yang dimaksud adalah Desa Sumantipal, Desa Sinapad, dan Desa Kinokod. Total luas wilayah ketiga desa itu 54 ribu hektare.

Kepala Bagian Humas dan Protokol Kabupaten Nunukan Ilham Zain menganggap upaya Malaysia mencaplok wilayah Indonesia ini mirip dengan kasus Sipadan-Ligitan. "Mencaplok wilayah negara lain dengan terlebih dahulu membuat identitas WNI menjadi warga negara Malaysia, juga legitimasi kepemilikan aset tanah Indonesia dari jual-beli itu, atau bahasa lainnya effective occupation dan silent occupation," ujarnya.

REZA ADITYA





Baca juga:
Skype Bakal Gantikan Lync di Office 365

Di Kawalmenteri.org, Menteri Puan Direspons Negatif

Kata GP Ansor Soal Pembubaran FPI

Daftar Kekerasan FPI di Lima Provinsi







Berita terkait

Prabowo Bertemu Anwar Ibrahim, Topik Ini yang Dibahas

24 hari lalu

Prabowo Bertemu Anwar Ibrahim, Topik Ini yang Dibahas

Malaysia menjadi negara ketiga yang dikunjungi Presiden Terpilih Indonesia Prabowo Subianto setelah Cina dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Dukung Kemudahan Berbisnis Intra-ASEAN

7 September 2023

Mendag Zulkifli Hasan Dukung Kemudahan Berbisnis Intra-ASEAN

Pentingnya mempermudah segala aspek perdagangan intra-ASEAN, termasuk pengiriman barang dan proses keluar-masuk barang

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Dukung UKM Indonesia Tingkatkan Ekspor ke Malaysia

8 Juni 2023

Mendag Zulkifli Hasan Dukung UKM Indonesia Tingkatkan Ekspor ke Malaysia

Domart merupakan minimarket pertama yang 100 persen menjual produk Indonesia

Baca Selengkapnya

Mendag RI dan MITI Malaysia Bahas Perjanjian Perdagangan Perbatasan

8 Juni 2023

Mendag RI dan MITI Malaysia Bahas Perjanjian Perdagangan Perbatasan

Indonesia dan Malaysia memiliki kepentingan yang sama untuk melindungi rakyat dan petani kecil.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan: Perkuat Kerja Sama Dagang Indonesia-Malaysia

11 Mei 2023

Mendag Zulkifli Hasan: Perkuat Kerja Sama Dagang Indonesia-Malaysia

Kedua menteri menekankan pentingnya kedua negara untuk meningkatkan kerja sama perdagangan

Baca Selengkapnya

JIM Digelar, Sekjen Kemendagri Berharap Kerja Sama Survei Demarkasi Semakin Baik

19 Agustus 2022

JIM Digelar, Sekjen Kemendagri Berharap Kerja Sama Survei Demarkasi Semakin Baik

Kegiatan tersebut penting dilakukan secara berkesinambungan dan harus ditingkatkan kualitasnya.

Baca Selengkapnya

SIF Beberkan Potensi Peluang Investasi di Kaltara

25 November 2021

SIF Beberkan Potensi Peluang Investasi di Kaltara

Berbagai potensi di Kaltara dijabarkan dalam tiga ruang diskusi yang menghadirkan sejumlah panelis berpengalaman.

Baca Selengkapnya

Provinsi Kaltara Tawarkan 17 Potensi SDA ke Investor

13 Oktober 2021

Provinsi Kaltara Tawarkan 17 Potensi SDA ke Investor

Kompetitor Kalimantan Utara adalah negara-negara yang juga memberi daya tarik investor global, seperti Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Bangladesh.

Baca Selengkapnya

Momentum Silahturahmi dalam Mubes VI Persekutuan Dayak Lundayeh

27 September 2019

Momentum Silahturahmi dalam Mubes VI Persekutuan Dayak Lundayeh

Pelaksanaan Musyawarah Besar (Mubes) VI Persekutuan Dayak Lundayeh dan Festival Seni Budaya Dayak Kalimantan Tahun 2019 resmi digelar. Pelaksanaan Mubes tahun ini mengangkat tema "SDM dan Budaya Maju, Wujudkan Daya Saing Dayak Lundayeh Dalam Bingkai NKRI".

Baca Selengkapnya

Jokowi Sambut Kedatangan Mahathir Mohamad di Bandara Halim

28 Juni 2018

Jokowi Sambut Kedatangan Mahathir Mohamad di Bandara Halim

Mahathir Mohamad datang untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Jokowi setelah menjadi Perdana Menteri Malaysia untuk kedua kalinya.

Baca Selengkapnya