Kondisi Terduga Pasien Ebola di Kediri Membaik

Reporter

Minggu, 2 November 2014 11:23 WIB

Petugas kesehatan membantu rekannya mengenakan baju pelindung dan peralatan di pelatihan "One Nation, One Direction Pencegahan Ebola", di Institut Penelitian untuk rumah sakit Tropical Medicine, Muntinlupa, Manila, Filipina, 28 Oktober 2014. REUTERS/Romeo Ranoco

TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi terduga pasien ebola di Kediri, Jawa Timur, sudah mulai membaik. Suhu tubuh GN, pasien tersebut, turun menjadi 37,3 derajat Celsius setelah sempat mencapai 38,6 derajat Celsius itu. GN kini tak lagi mengalami nyeri saat menelan, nyeri sendi, dan batuk. (Baca : Fakta-fakta Seputar Penyakit Ebola)

"Suhu tubuh pasien menjadi 37,3 derajat Celsius dan sudah tidak ada keluhan, termasuk nyeri saat menelan. Kondisinya semakin membaik," ujar Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan H.M. Subuh dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo. (Baca : Dirawat, Pasien Terduga Ebola Didampingi Istri)

Spesimen darah GN juga sudah diambil oleh pihak Kementerian Kesehatan dan sedang diteliti lebih lanjut. Pemeriksaan darah GN masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium. Sementara itu, Kementerian Kesehatan memberi masukan kepada pihak rumah sakit untuk mencegah penularan ebola terhadap tenaga kesehatan. (Baca : Awas Ebola, Puluhan TKI Baru Pulang dari Liberia)

GN merupakan salah satu dari 28 buruh migran yang kembali dari Liberia pada Ahad, 26 Oktober 2014. Tenaga kerja yang berasal dari Kediri berjumlah tiga.

Sebagai langkah pencegahan menyebarnya virus ebola, sejak enam hari sebelum kepulangan, GN dan rekan-rekannya menjalani karantina di Liberia. Setibanya di Jakarta, mereka menjalani satu hari karantina. Setelah tujuh hari dalam pengawasan, mereka melanjutkan perjalanan ke kampung halaman masing-masing.

“Setelah sampai di Kediri, kembali dilakukan pengamatan oleh tenaga kesehatan Puskesmas Bendo”, ujar Subuh. Sampai saat ini, pengamatan sudah dilaksanakan selama sebelas hari dari rencana 21 hari.

Pada Selasa, 28 Oktober 2014, GN merasakan nyeri saat menelan. Saat itu, kondisi keluarganya sedang batuk dan demam. Dua hari kemudian, GN memeriksakan diri ke Puskesmas Bendo dengan keluhan demam, nyeri saat menelan, nyeri sendi, dan batuk.

GN langsung dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pare dengan diagnosis acute febrile illness dan kecurigaan pada paryngitis acute. Karena GN baru pulang dari daerah endemis ebola, pihak rumah sakit memutuskan merawat dia di ruang isolasi.

SUNDARI

Topik terhangat:
Penghinaan Presiden | Susi Pudjiastuti | Kabinet Jokowi | Pengganti Ahok

Berita terpopuler lainnya:
Haji Lulung: Urusan dengan Ahok Belum Selesai
Curhat Fadli Zon dan Hinaan Jilbab di Twitter
Begini Pesan Jokowi pada Penghinanya
Cara Dhani Bikin 'Kementerian Tandingan'

Berita terkait

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

1 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

4 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

9 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

10 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

20 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

37 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

38 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

56 hari lalu

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.

Baca Selengkapnya

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

31 Januari 2024

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

Masih ada sejumlah penyakit tropis terabaikan yang belum hilang dari Indonesia sampai saat ini. Perkembangan medis domestik diragukan.

Baca Selengkapnya