Prototipe kereta monorel buatan Indonesia terparkir di hanggar PT. Melu Bangun Wiweka, Tambun, Bekasi, Jawa Barat, (4/2). Monorel ini lebih ekonomis hingga 75 persen dibanding produk luar negeri. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO , Surabaya:Berbeda dengan trem yang pengerjaannya sudah bisa dipastikan, pengadaan monorel di Surabaya, Jawa Timur belum jelas. Salah satu angkutan massal cepat yang juga menjadi sarana mengatasi kemacetan di Surabaya ini belum bisa dipastikan karena harus menunggu kabinet pemerintahan baru.
"Setelah kabinet dilantik, baru saya dorong lagi," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pada wartawan di Balai Kota Surabaya, Sabtu, 27 September 2014.
Risma mengatakan, saat ini tahapan monorel memang dalam kajian di pemerintah pusat yakni Kementerian Perhubungan. Tapi bentuk pengadaannya seperti apa, Risma mengaku belum mendapat kepastian.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan memang menawarkan pembangunan monorel seperti Jakarta yaitu dalam bentuk hibah. Ada Keputusan Presiden yang akan mengalokasikan anggaran negara yang kemudian diberikan kepada pemerintah daerah. Tapi, Risma menolaknya. "Nah itu aku enggak mau, aku maunya terima proyek. Tapi dia (Kementerian Perhubungan) lama." (Baca:Trem Surabaya, Risma Libatkan Polisi hingga KPK)
Karena itu, nasib monorel Surabaya masih mengambang lantaran harus menunggu lebih dulu kabinet baru. Setelah kabinet baru dilantik, Risma akan kembali membicarakan masalah ini dengan pemerintah pusat.
Meski begitu, Risma mengaku sudah mempunya konsep. Hanya saja konsep ini yang dimaknai berbeda antara pemerintah kota dan pemerintah pusat. Jika berdasarkan kontrak biasa, maka skema pembiayaan akan dibayarkan per tahun.
Tapi pemerintah kota menginginkan kontrak investasi yang memiliki perhitungan berbeda, bukan membayar proyek. Sebagaimana yang dilakukan dalam pembangunan Pasar Turi dan Tempat Pembuangan Akhir Benowo. "Ini yang belum clear."
Kementerian Perhubungan sempat menyatakan akan menyediakan pendanaan sebesar Rp 127 miliar. Namun pihak kementerian belum bersedia menganggarkannya lantaran belum adanya keputusan presiden dan studi kelayakan dari pemerintah kota. AGITA SUKMA LISTYANTI
Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris
13 hari lalu
Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris
Lebaran di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Paris tahun ini dihadiri sedikitnya 150 orang Diaspora dan Warga Bangsa yang kuliah maupun bekerja dan tinggal di sekitaran Perancis.