PPP Sebut 3 Kesalahan Fatal Koalisi Jokowi-JK

Reporter

Sabtu, 27 September 2014 04:10 WIB

Megawati Soekarnoputri, Jokowi dan Puan Maharani berfoto dengan partai pendukung usai pembukaan Rakernas PDIP ke-IV di Semarang, Jateng, 19 September 2014. Selain partai pendukung Jokowi-JK, pembukaan Rakernas PDIP juga dihadiri 2 partai Koalisi Merah Putih yaitu PPP dan PAN. Tempo/Budi Purwanto

TEMPO.CO , Jakarta: Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Muhammad Romahurmuziy menjabarkan ada tiga kesalahan fatal partai koalisi Jokowi-Jusuf Kalla. Akibatnya, koalisi penyokong pemerintah itu tak bisa dibentuk secara efektif di parlemen.

"Pertama, mereka tak punya komando tunggal," kata Romi, panggilan Romahurmuziy, sebelum acara rapat pleno PPP versi Emron Pangkapi di Balai Kartini, Jumat, 26 September 2014. (Baca:RUU Pilkada, Kubu Jokowi Merasa Dibohongi Demokrat)

Sehingga, menurut Romi, tak ada kejelasan siapa yang bertanggung jawab terhadap pembentukan koalisi. "Apakah PDI Perjuangan, Megawati, Jokowi, atau Jusuf Kalla, kita tak tahu," kata dia.

Kedua, Romi melanjutkan, tak ada pendelegasian dalam berkomunikasi lintas partai. "Tak jelas, siapa boleh berbicara apa kepada siapa."


Yang terakhir adalah masalah insentif politik. Menurut dia, bicara komunikasi politik pasti ada insentifnya. "Insentif politik yang ditawarkan Jokowi-JK enggak ada sampai hari ini," kata dia. Sehingga, kata Romi, membayangkan parpol pendukung Jokowi-JK membentuk koalisi mayoritas masih sangat kecil kemungkinannya. (Baca:Pengamat: RUU Pilkada Balas Dendam Kubu Prabowo)



Romi menilai barisan Jokowi-JK tertinggal jauh dengan Susilo Bambang Yudhoyono. Pada 2004, SBY mampu membangun koalisi mayoritas di parlemen. "Meski saat itu Demokrat adalah partai terbesar kelima," kata dia. "Dan koalisi itu terjadi jauh sebelum pelantikan DPR."

Menurut Romi, drama rapat paripurna RUU Pemilihan Kepala Daerah semalam menunjukkan kekalahan total koalisi Jokowi-Jusuf Kalla. "Mereka tak bisa menghimpun koalisi mayoritas," kata dia. Menurut Romi, ketidakmampuan merangkul partai dalam sebuah koalisi bisa membahayakan stabilitas pemerintahan lima tahun ke depan.(Baca:Menggugat UU Pilkada, Ini Alasan Pentingnya)
MUHAMMAD MUHYIDDIN



Baca juga:
IIMS 2014, SPG Mobil Mewah Honornya Lebih 'Wah'

15 Korban Kecelakaan Truk TNI AL Masih Dirawat

Tiket Murah Garuda Ada di Travel Fair Surabaya

ISIS Merancang Serangan ke Barat


Advertising
Advertising








Berita terkait

Kata 7 Pengamat Soal Koalisi Prabowo yang Bakal Gemuk

4 hari lalu

Kata 7 Pengamat Soal Koalisi Prabowo yang Bakal Gemuk

Berikut tanggapan para pengamat politik dan peneliti soal koalisi Prabowo ke depan yang hampir pasti bakal gemuk.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Seluruh Partai Politik Rekonsiliasi dalam Koalisi Pemerintahan Prabowo

21 hari lalu

Bamsoet Dorong Seluruh Partai Politik Rekonsiliasi dalam Koalisi Pemerintahan Prabowo

Bamsoet memberikan apresiasi atas pertemuan Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar -Mahfud, Arsjad Rasjid dengan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani, saat open house di kediaman Rosan Roeslani.

Baca Selengkapnya

PPP Ajukan Gugatan PHPU ke MK: Sebut Hilang Suara di Sejumlah Dapil dan Keyakinan Sandiaga Uno

39 hari lalu

PPP Ajukan Gugatan PHPU ke MK: Sebut Hilang Suara di Sejumlah Dapil dan Keyakinan Sandiaga Uno

PPP resmi mendaftarkan PHPU ke MK. Berikut pernyataan Ketua DPP PPP Achmad Baidowi dan keyakinan Ketua Bappilu PPP Sandiaga Uno.

Baca Selengkapnya

Alasan PPP Belum Bersikap soal Hak Angket Kecurangan Pemilu 2024

42 hari lalu

Alasan PPP Belum Bersikap soal Hak Angket Kecurangan Pemilu 2024

Partai Persatuan Pembangunan menyatakan masih fokus untuk mencermati perolehan suara yang ditengarai terdapat selisih hasil.

Baca Selengkapnya

Partai Persatuan Pembangunan Tidak Lolos Ambang Batas Parlemen

42 hari lalu

Partai Persatuan Pembangunan Tidak Lolos Ambang Batas Parlemen

Partai Persatuan Pembangunan tidak lolos syarat ambang batas parlemen sebesar 4 persen. Mengapa bisa terjadi?

Baca Selengkapnya

PPP Sebut Hak Angket Pemilu Cuma Wacana di DPR

42 hari lalu

PPP Sebut Hak Angket Pemilu Cuma Wacana di DPR

Ketua Fraksi PPP Amir Uksara mengatakan belum ada pergerakan untuk menggulirkan hak angket di DPR.

Baca Selengkapnya

Pejuang PPP Dukung Prabowo, Ketua DPP: Kami Solid

30 Desember 2023

Pejuang PPP Dukung Prabowo, Ketua DPP: Kami Solid

Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi atau Awiek menegaskan bahwa partainya solid.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno Sebut Kesamaan Visi dengan Ganjar Pranowo: Ciptakan 4,4 Juta Lapangan Kerja Baru

23 Juli 2023

Sandiaga Uno Sebut Kesamaan Visi dengan Ganjar Pranowo: Ciptakan 4,4 Juta Lapangan Kerja Baru

Sandiaga Uno mengatakan memiliki visi yang sama dengan Ganjar Pranowo yaitu menciptakan 4,4 juta lapangan kerja baru.

Baca Selengkapnya

Soal Waktu Penentuan Arah Koalisi, Golkar Tunggu Momentum Demi Kepentingan Terbaiknya

21 Juli 2023

Soal Waktu Penentuan Arah Koalisi, Golkar Tunggu Momentum Demi Kepentingan Terbaiknya

Erwin Aksa memastikan bahwa arah politik Golkar akan selalu berada di pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Kata Anas Urbaningrum dan Gede Pasek soal PKN yang Belum Tentukan Arah Koalisi

15 Juli 2023

Kata Anas Urbaningrum dan Gede Pasek soal PKN yang Belum Tentukan Arah Koalisi

Anas Urbaningrum dan Gede Pasek sebut Partai Kebangkitan Nusantara atau PKN belum tentukan arah koalisi untuk Pemilu 2024

Baca Selengkapnya