TEMPO Interaktif, Bandung:Tiga puluh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Bandung, Jumat (13/05) berdemo ke markas Polwiltabes Bandung. Seorang mahasiswa Papua yang memakai pakaian adat, mengusung busur dan anak panah melempari markas polisi itu dengan tomat. Mereka protes atas kekerasan yang terjadi di Abepura, Selasa (10/05) lalu.Para mahasiswa meminta Kapolri Jenderal PolisiDai Bachtiar, Kapolda Papua, dan Kapolresta Jayapuradipecat. Menurut Anggota Kelompok Studi Papua Bandung, Oktavianus Takimae, yang memimpin aksi unjuk rasa itu, selain melakukan kekerasan, tiga orang mahasiswa sempat disuntik zat tidak dikenal di lehernya ketika ditangkap aparat kepolisian. Ketiganya, yakni Jefta, Milka,dan Raga disuntik ketika hendak diangkut bersamakorban lain ke dalam mobil dalmas untuk dibawa kePolresta Jayapura. Menurut informasi yang diterima mahasiwa UniversitasPasundan Jurusan Hubungan Internasional itu, ketiganyasempat diperiksa di Rumah Sakit Katolik Dian Harapandi Waena Jayapura karena curiga mengenai zat yangdisuntikkan kepada ketiganya. Hingga sekarang, iabelum mendapat informasi isi zat yang disuntikkantersebut. "Kabarnya keluhan mereka setelah disuntikbeberapa saat kemudian pas diangkut, badannya mulaiagak panas-panas,"ujar Okta. Para pengunjuk rasa menilai bentrokan yang terjadi di Abepura-Jayapura tersebut merupakan pelanggaran HAM berat. Merekan tak setuju para pelaku kekerasan dari kepolisian cuma di mutasi. "sepertinya mau diputihkan dengan mutasi. Lalu dianggap selesai masalahnya. Harus apa pengusutan lebih lanjut,"kata Okta.Ahmad Fikri